Berita Viral

Kronologi Bapak dan Anak Tinggal di Tenda Beratap Plastik Viral, Selalu Kena PHK, Korban Tabrak Lari

Kronologi bapak dan anak tinggal di tenda beratap plastik viral, selalu kena PHK, korban tabrak lari.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Dyan Rekohadi
TikTok @polisidesaku/TribunSolo.com/IST
Iwan dan Shoffani (kanan), tenda plastik tempat tinggalnya (kiri). Kronologi bapak dan anak tinggal di tenda beratap plastik viral, selalu kena PHK, pisah dari istri 

SURYAMALANG.COM, - Kronologi bapak dan anak tinggal di tenda beratap plastik belakangan terungkap setelah kisahnya viral.

Bapak yang tinggal di tenda beratap plastik itu bernama Faste Dwi Rohmantyawan (41) alias Iwan sedangkan anaknya bernama Muhammad Ash Shoffani (12). 

Iwan dan Shoffani selama 4 bulan terakhir menempati tenda beratap plastik di kebun jati wilayah Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. 

Menceritakan kronologi hidupnya, Iwan mengaku awalnya kesulitan dapat pekerjaan hingga selalu kena PHK perusahaan.

Akibat sering berpindah-pindah kerja, Iwan terpaksa berpindah-pindah tempat tinggal juga.

Memang selama bekerja, Iwan tidak bisa awet karena ada saja kendalanya.

Awalnya Iwan bekerja di perusahaan mebel, namun karena harus menunggu anaknya yang sakit, Ia absen selama dua minggu.

Hasilnya Iwan tidak mendapat gaji dan berakhir menunggak kos dan buntutnya keluar dari pekerjaannya tersebut.

"Sama yang punya kos, tunggakan saya tidak diminta, saya diminta keluar dan cari kos lain," cerita Iwan mengutip TribunSolo.com, Jumat, (22/12/2023).

Baca juga: Viral, Seorang Pria Bawa Uang 2 Kardus Buat Beli Fortuner, Hasil Nabung 5 Tahun

Artikel TribunSolo.com 'Kisah Bapak di Klaten, Terpaksa Ajak Anak Tinggal di Kebun Jati'.

Viral Kisah Bapak dan Anak Tinggal di Tenda Bambu Beratap Plastik Beralas Tikar, 3 Bulan Terlantar
Viral Kisah Bapak dan Anak Tinggal di Tenda Bambu Beratap Plastik Beralas Tikar, 3 Bulan Terlantar (TikTok @polisidesaku)

Setelah itu, Iwan dan anaknya, Shoffani terpaksa tidur di emperan sekolah hingga masjid.

"Saat itu sudah masuk liburan sekolah (Lebaran), akhirnya saya dan anak tidur di emperan sekolah," tutur Iwan.

Anak Iwan, Shoffani diketahui bersekolah di Sekolah Dasar (SD) di wilayah Jatipuro.

Suatu hari Iwan bertemu seorang pengusaha yang mendatanginya karena tahu hidupnya luntang-lantung bersama sang anak. 

Dari situ, Iwan ditawari kerja di pabrik dan diberikan tempat tinggal.

Akan tetapi Iwan kembali keluar karena kondisi lingkungan kerja tidak mendukungnya.

Iwan lalu mencari pekerjaan lagi hingga akhirnya diterima di sebuah rumah makan.

Di sana Iwan juga diberikan tempat tinggal, namun harus keluar lagi sebab kecewa dengan pemilik rumah makan.

KTP Iwan dipakai untuk kredit motor tanpa sepengetahuannya.

Iwan lalu nekat kembali ke Jatipuro dan memutuskan untuk menetap di sebuah gubuk di tengah sawah.

Di sana, Iwan sesekali membantu pemilik sawah menggarap lahannya.

Pemilik sawah itu pun berbaik hati memberikan Iwan tikar serta makanan.

Lantaran tidak enak menumpang di gubuk, Iwan lalu membuat tempat tinggal sendiri di tengah kebun jati tersebut.

"Karena enggak enakan saya, lalu buat gubuk itu," ucap Iwan.

Tempat tinggal yang dibuat Iwan itu berupa tenda darurat atau disebut juga bivak dari bahan seadanya seperti bambu, plastik dan spanduk bekas.

Oleh Iwan, rakitan bambu dan kayu itu dipakai sebagai pasak atau penyangga, sedangkan bagian atap hingga dinding ditutup dengan tambalan plastik dan spanduk. 

Lalu Iwan dan anaknya tidur di atas tanah dengan tikar tipis.

Baca juga: Jari Manis Perempuan Trenggalek Ini Tersangkut Mata Gerinda, Malam-malam Datangi Kantor Satpol PP

Gubuk tempat tinggal Iwan
Gubuk tempat tinggal Iwan (Tribunnews)

Kembali ke kisah hidup Iwan setelah membangun tenda plastik, Ia sempat mendapat pekerjaan jadi staf kebersihan di toko emas kawasan Prambanan.

Iwan berangkat dengan sepeda ontel dari tempat tinggalnya menuju lokasi kerja.

Nahas pada hari ketiga bekerja, Iwan ditabrak pemotor tak dikenal kemudian pelaku kabur.

"Hari ketiga, kena musibah kecelakaan. Ditabrak motor waktu itu," ujarnya.

Di pekerjaannya yang terakhir ini juga tidak awet lalu Iwan kembali dikeluarkan.

Sejak saat itu, hingga saat ini, Iwan belum mendapat pekerjaan lagi dan menetap di kebun jati. 

Kemudian Iwan ditemukan Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta perangkat Desa Mlese yang mendatanginya pada Selasa (19/12/2023).

Iwan dibantu untuk tinggal di tempat yang layak huni. 

Baca juga: Viral Kisah Bapak dan Anak Tinggal di Tenda Bambu Beratap Plastik Beralas Tikar, 3 Bulan Terlantar

Kondisi tenda tempat tinggal Iwan dan anaknya
Kondisi tenda tempat tinggal Iwan dan anaknya (TikTok @polisidesaku)

Sementara Iwan dan anaknya ditempatkan di sebuah kos  wilayah RW 010, Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk, tidak jauh dari lokasi kebun jati.

"Saya lahir di Kudus, besar di Pati. Tapi sesuai KTP tercatat di Desa Jogonalan (Klaten) sesudah menikah," ujar Iwan

Iwan dan istrinya sudah berpisah dan tinggal bersama anaknya yang memilih ikut sang ayah.

Kisah Iwan dan anaknya tinggal di tenda bambu beratap plastik itu viral setelah dibagikan oleh akun TikTok @polisidesaku pada Selasa, 19/12/23).

Sampai berita ini tayang, video mengenai Iwan dan anaknya telah ditonton 40,3 ribu kali. 

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved