Berita Ponorogo Hari Ini
Setahun Mengungsi, 46 Keluarga Korban Tanah Retak Tempati Hunian Sementara di Ponorogo
TANAH RETAK - Lokasi Huntara di Desa Tumpuk maupun Desa Bekiring, dia sudah bertanya ke Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, bagaimana jika dijadikan desa
TANAH RETAK - Lokasi Huntara di Desa Tumpuk maupun Desa Bekiring, dia sudah bertanya ke Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, bagaimana jika dijadikan desa wisata.
Reporter: Pramita Kusumaningrum
SURYAMALANG.COM, PONOROGO - Sebanyak 42 keluarga terdampak tanah retak di Desa Tumpuk Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo nyaris setahun tinggal di pengungsian.
Rumah mereka terdampak tanah retak. Sedangkan proses pembangunan hunian sementara (Huntara) memakan waktu hampir satu tahun.
Selain warga Desa Tumpuk, ada juga 14 keluarga dari Desa Bekiring Kecamatan Pulung, Ponorogo yang terdampak tanah retak.
Mereka semua kini bisa meninggali Huntara setelah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa, Rabu (17/1/2024) sore. Di tengah hujan rintik-rintik, orang nomor satu di Jatim ini meresmikan.
Khofifah mengucapkan terimakasih kepada Tenaga Kesejahteraan Sosial (Tagana), Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) dan Dinas Sosial (Dinsos).
“Semua luar biasa. Kawan-kawan tetap semangat, Insyaallah menjadi ladang pahala, jadi tidak ada yang sia sia Jika kita baik terhadap masyarakat, Insyaallah kebaikan akan kembali ke kita,” ujar Khofifah:
Dia berharap warga yang menempati Huntara di Desa Tumpuk maupun Desa Bekiring betah. Di Huntara ini, warga memulai kehidupan baru.
“Ini merupakan miqot memulai kehidupan baru. Di sini tanah Allah di sana juga tanah Allah, keberkahannya sama,” terangnya.
Khofifah berharap, setelah ini lokasi Huntara bisa dijadikan desa wisata. “Bisa dibantu tim pemkab apa kebutuhan sebagai sumber ekonomi,” paparnya.
Dia lalu berkisah bahwa saat menjabat sebagai meneteri sosial (mensos) proses pembangunan hunin tetap (Huntap) ada yang lebih rumit dibanding di Desa Tumpuk maupun Desa Bekiring.
“Pada saat itu untuk menembus desa yang akan dijadikan hunian tetap, TNI harus manggul batu karena tidak bisa dilewati mobil. Batu demi batu ditata, akhirnya kemudian sampai ke titik sampai membangun hunian tetap dilakukan ini misi besar,” jelasnya.
Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua umum PP Muslimat itu memgaku berkali-kali ke huntap yang dimaksud. Mulai akses jalan yang masih berbatu-batu sampai kemudian membangun sampai kemudian kelengkapan bangunan.
“Sampai saya ke sana lagi sudah banyak pertokoan. Pada saat itu saya lihat pemandangan sangat indah, tapi ini berkabut, ini pelan pelan kabut menghilang indahnya makin tampak,” tegasnya.
Sehingga, untuk lokasi Huntara di Desa Tumpuk maupun Desa Bekiring, dia sudah bertanya ke Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, bagaimana jika dijadikan desa wisata.
“Wisata apa? Apakah bisa wisata glamping (Glamours Camping). Entah di Desa Tumpuk maupun Bekiring. Monggoh pak lurah koordinasi dengan pak bupati,” pungkas Khofifah.
| Banjir di Ponorogo Tewaskan 2 Korban, Jatuh ke Dalam Parit Lalu Terseret Arus Air |
|
|---|
| Banjir Melanda Ponorogo, Ada 7 Kecamatan yang Teredam Air Gegara Tanggul Jebol dan Hujan Deras |
|
|---|
| Video Viral Penggrebekan Gudang Kosong di Ponorogo, Jadi Markas Kelompok ABG Maling Bengkel |
|
|---|
| VIRAL Bocil di Ponorogo Terekam CCTV saat Curi Handphone dan Uang Tunai di Kedai Mie |
|
|---|
| Jalan Raya Ponorogo-Pacitan ambles sepanjang 50 Meter, Tergerus Sungai Grindulu |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.