Pemilihan Presiden 2024

Kekuasaan untuk Memerangi Kemaksiatan, Anies di Tulungagung Ingatkan Keberhasilan Menutup Alexis

ANIES BASWEDAN: Saat pergantian pemimpin, cukup dengan selembar kertas dan satu tanda tangan, Alexis ditutup. Tidak perlu demo, tidak perlu marah.

|
Penulis: David Yohanes | Editor: Yuli A
david yohanes
calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, saat berkampanye di depan ribuan pendukungnya di GOR Lembupeteng, Tulungagung, Jumat (9/2/2024). 

ANIES BASWEDAN: Saat pergantian pemimpin, cukup dengan selembar kertas dan satu tanda tangan, Alexis ditutup. Tidak perlu demo, tidak perlu marah-marah.

SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG - Kekuasaan untuk memerangi kemaksiatan. Pesan itu yang ditekankan calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, saat berkampanye di depan ribuan pendukungnya di GOR Lembupeteng, Tulungagung, Jumat (9/2/2024).

Kampanye akbar bertajuk Anies Sapa Mataraman ini juga mendapat dukungan dari para kiai Ponpes Lirboyo, Ploso Kediri dan Ngunut, Tulungagung.

Anies menggemakan tema perubahan di depan ribuan pendukungnya.

Menurutnya, untuk membuat perubahan harus punya kekuasaan atau wewenang.

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini mengingatkan keberhasilannya menutup Alexis, salah satu pusat maksiat elit di Jakarta.

“Boleh tahu saja, tapi yang penting tidak pernah ke sana. Itu tempat maksiat,” ucap Anies kepada massa kampanye.

Lanjutnya, Alexis sempat mendapat tentangan dari para ulama, tokoh masyarakat dan ibu-ibu.

Mereka berpuluh kali menggelar unjuk rasa, namun Alexis tidak pernah berhasil ditutup.

Menurutnya, ada backing, ada orang dalam dan ada oligarki di belakang Alexis.

Sampai kemudian Anies menjabat sebagai Gubernur DKI tahun 2017, Alexis berhasil ditutup.

“Saat pergantian pemimpin, cukup dengan selembar kertas dan satu tanda tangan, Alexis ditutup. Tidak perlu demo, tidak perlu marah-marah,” katanya.

Keberhasilan menutup Alexis tidak lepas dari wewenang yang dimiliki Anies sebagai Gubernur DKI.

Dengan wewenang sebagai presiden maka masalah bangsa ini bisa diatas.

Seperti pupuk mahal yang saat ini dirasakan oleh parani, dan solar yang sulit didapat oleh para nelayan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved