Breaking News

Nasib Pendukung Ganjar Pranowo Gangguan Jiwa Usai Suara Capresnya Anjlok, Kena Mental Ngomel Sendiri

Nasib pendukung Ganjar Pranowo gangguan jiwa setelah suara Capresnya anjlok, kena mental ngomel sendiri.

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
https://pemilu.kompas.com/Instagram @ganjar_pranowo
Ganjar Pranowo (kanan), hasil quick count Litbang Kompas (kiri). Pendukung gangguan jiwa usai suara capresnya anjlok, kena mental ngomel sendiri 

SURYAMALANG.COM, - Nasib pendukung Ganjar Pranowo gangguan jiwa setelah suara Capresnya anjlok jadi bagian dari cerita kerasnya Pemilu 2024

Ganjar Pranowo merupakan Capres nomor urut 3 didampingi Mahfud MD sebagai Cawapres di Pemilu 2024

Sedangkan sosok pendukung Ganjar Pranowo yang mengalami gangguan jiwa itu ditangani oleh RSUD Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Saat ini pasien pendukung Ganjar Pranowo masih menjalani perawatan jiwa karena susah tidur dan ngomel sendiri tanpa henti. 

Hal itu seperti yang dijelaskan oleh Psikiater RSUD Sumbawa, Komang Triyana Arya. 

“Benar. Dia tidak bisa tidur dan ngomel-ngomel terus menerus karena hasil hitung cepat perolehan suara capres nomor urut tiga anjlok" kata Komang, Jumat (16/2/2024).

"Itu memperparah kondisi kesehatan jiwanya,” jelas Komang. 

Baca juga: Pengorbanan Bripda Yusran Rumahnya Kebakaran Pilih Tetap Tugas di TPS, Menolak saat Diminta Pulang

Psikiater RSUD Sumbawa dr Komang saat ditemui Jumat 16 Februari 2024
Psikiater RSUD Sumbawa dr Komang saat ditemui Jumat 16 Februari 2024 (Susi Gustiana/Kompas.com)

Menurut Komang, pasien merupakan pendukung Ganjar Pranowo garis keras. 

"Simpatisan ini garis keras, termasuk sangat fanatik. Ia datang ke sini sendiri dalam keadaan kelelahan" kata Komang. 

Kendati begitu, Komang menjabarkan pasien tersebut sebelumnya pernah punya riwayat gangguan jiwa. 

“Dari hasil rekam medis, pasien simpatisan capres ini sebelumnya pernah dirawat di bagian perawatan jiwa karena mengalami gangguan kesehatan mental,” ungkap Komang. 

Menurut Komang, simpatisan fanatik berisiko lebih besar mengalami respons stres atau depresi dibandingkan pemilih rasional atau golput.

Musababnya, banyak di antara mereka yang sudah menjadi pendukung garis keras cenderung lebih mudah terstimulasi emosinya.

Komang menjelaskan, gejala gangguan jiwa ini bisa dimulai dari kecemasan, preokupasi terkait tema-tema pemilu. 

Kemudian gangguan pola tidur, pola makan, sampai mempengaruhi fisik, seperti sakit kepala, sakit-sakit bagian tubuh lainnya. 

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved