Kampus Malang Raya

Mahasiswa UB Malang Berbagi Pengalaman Selama 10 Hari di Jepang

Zulfikar Dabby Anwar, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang menceritakan pengalamannya

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Yuli A
ub
Zulfikar Dabby Anwar, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) menceritakan pengalamannya sebagai wakil Jawa Timur dalam program The Ship of Japanese and Asian Youth Program dari Cabinet Office di Jepang pada Desember 2023 lalu. 

SURYAMALANG.COM, MALANG - Zulfikar Dabby Anwar, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Malang menceritakan pengalamannya sebagai wakil Jawa Timur dalam program The Ship of Japanese and Asian Youth Program dari Cabinet Office di Jepang pada Desember 2023 lalu. Ia berada di sana selama 10 hari. 


Sedang sembilan peserta lainnya dari Jogjakarta, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Jakarta, Nusa Tenggara Barat dan Papua. Mereka bergabung dalam program Pertukaran Pemuda Antar Negara yang diinisiasi oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.


“SSEAYP ini sebenarnya diikuti oleh 10 negara ASEAN + Japan. Dan tiap tahun, Indonesia mengirim 30 orang delegasi. Tapi, khusus tahun lalu, hanya 10 pemuda yang diberangkatkan karena bertepatan dengan perayaan 50 tahun ASEAN-Japan Friendship and Cooperation”, jelas Zulfikar dalam rilis humas UB, Jumat (22/3/2024).

 

Selama di Jepang, ia berkesempatan memaparkan tentang budaya dan berdiskusi tentang pangan. “Program ini diawali dengan upacara pembukaan oleh Cabinet Office of Japan. Juga ada kegiatan volunteer dimana kami, Garuda 47, menjelaskan tentang konsep prosesi pernikahan tradisional”, terangnya.

 

Tidak hanya itu, pria yang akrab disapa Zul ini juga berkesempatan untuk menjalani local program di Yamanashi selama tiga hari sebelum nantinya memulai Discussion Group yang membahas isu Energy, Climate Change, dan Recycling-Oriented Society. Untuk mengikuti kegiatan ini, ia harus melalui jalan panjang.

 

Dimana setelah lolos administrasi, ia harus menyelesaikan tes tulis dan wawancara. “Kami di wawancara terkait lima hal, yaitu motivasi, kecakapan bahasa inggris, social project, kebudayaan, dan personal interest dan dilanjutkan karantina”, jelas mahasiswa angkatan 2021 ini.

 

Dikatakannya, ia  berkesempatan untuk berdiskusi mengenai isu recycling-oriented society dengan menekankan pentingnya kesadaran dan pemahaman terkait praktik berkelanjutan di ASEAN dan Jepang.

“Kami membahas isu keberlanjutan ini belum terimplementasi dengan baik dikarenakan dua landskap besar," jawabnya.


Yaitu pendidikan yang mencakup kurangnya kesadaran terkait dampak negatif dan socio-cultural yang mencakup tidak adanya norma sosial pada beberapa negara ASEAN. Hasilnya, ia dan tim merumuskan beberapa hal yang perlu dikaji ulang. Sepertu prinsip daur ulang sebagai tanggung jawab serta penggunaan energi alternatif untuk masa depan.


Serta perubahan pola pikir ramah lingkungan, kekuatan pendidikan serta komitmen bersama terkait sampah dan isu lingkungan di negara masing-masing. Hal ini berlatar belakang bahwa Indonesia terkenal atas produksi sampah makanan yang sangat besar. Karena itu kontingen Indonesia merumuskan campaign Save Your Plate untuk mengurangi produksi limbah makanan skala kecil melalui peran aktif rumah tangga. 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved