Firasat Ayah Fathiya Putrinya Jatuh dari Jendela Tempat Gym, Tasbih Putus, Nangis Ternyata Meninggal

Firasat ayah Fathiya putrinya jatuh dari jendela tempat gym, tasbih zikir langsung putus, nangis ternyata meninggal.

|
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FERRYANTO
Selamet Purnomo, ayah Fathiya korban jatuh dari jendela tempat gym, tasbih zikir putus, nangis ternyata meninggal. 

SURYAMALANG.COM, - Firasat ayah Fathiya saat putrinya jatuh di tempat gym menjadi duka yang begitu dalam. 

Ayah Fathiya Nur Eka R (22) bernama Selamet Purnomo sempat berpikir positif putrinya itu akan baik-baik saja setelah mendengar kabar korban dilarikan ke rumah sakit. 

Selamet tidak menyangka kalau kecelakaan di tempat gym yang dialami Fathiya parah hingga menghilangkan nyawa anaknya. 

Diketahui, Fathiya terlempar dari jendela gedung lantai 3 saat treadmill di K-Gym daerah Parit Haji Husein 2, Kecamatan Pontianak Tenggara.

Peristiwa ini dialami Fathiya warga Pontianak, Kalimantan Barat pada Selasa (18/6/2024) siang. 

Kini, jenazah Fathiya telah dimakamkan di pemakaman umum Desa Punggur, Kecamatan Sungai Kakap, Kubu Raya.

Rupanya saat kejadian tersebut, ayah Fathiya, Selamet Purnomo sempat memiliki firasat.

Selamet menyebut, Fathiya merupakan anak pertama sedangkan anak keduanya seorang laki-laki.

Atas kepergian putri sulungnya itu, Selamet mengaku sangat terpukul terlebih Fathiya dibesarkan seorang diri olehnya sejak belasan tahun lalu.

Selamet menceritakan, kemarin putrinya itu berangkat ke tempat gym bersama adik dan pacarnya.

Sebelum berangkat, Fathiya sempat mengajaknya ikut namun karena sedang tidak enak badan, Selamet tidak jadi ikut.

Sesaat sebelum berangkat, Selamet mengaku memiliki firasat berbeda, kemudian ia-pun salat zuhur.

"Itu dia sempat pemanasan di teras sebelum berangkat, lalu saya bilang sudah pakai mobil saja daripada motor susah pakai nenteng-nenteng bawa banyak barang" ujar Selamet Rabu (19/6/2024), melansir TribunPontianak (grup suryamalang.com).

"Lalu dia berangkat pamitan, dia sampai lambaikan tangan, itu sekitar pukul 12.50 gitu," imbuh Selamet. 

Baca juga: Nasib Mbah Nyoto 7 Tahun Tinggal di Lubang Tanah Madiun, Keluarga Angkat Tangan, Makan dari Warga

Ketika sedang istirahat pukul 13.35, Selamet menerima telepon dari anak keduanya. 

Dalam telepon itu, putranya menginformasikan kalau Fathiya jatuh di gedung tempat gym dengan kondisi tidak sadarkan diri menuju UDG rumah sakit. 

Kendati begitu, Selamet waktu itu belum mengetahui kalau putrinya jatuh dari lantai 3.

"Itu saya masih berpikir bahwa jatuhnya itu di dalam, itu di ruangan, pemikiran saya dia jatuh di tangga," kata Selamet. 

Saat itu juga, Selamet langsung bergegas menuju rumah sakit dan secara tidak sengaja juga mengambil tasbih.

Sepanjang perjalanan, Selamet tetap berpikir putrinya akan baik-baik saja sembari berzikir.

Namun dalam perjalanan, tiba-tiba saja tasbih yang dipegang Selamet untuk berzikir putus.

"Itu langsung firasat saya pribadi, dalam hati anak saya itu lepas, saya itu langsung ngebut ke rumah sakit Untan," tutur Selamet. 

Setibanya di Rumah Sakit Untan, Selamet sudah melihat putranya adik korban menangis histeris.

Ketika mengetahui putrinya telah tiada, Selamet juga mengaku langsung histeris dan tidak bisa mengungkapkan apa yang ia rasakan.

"Itu saya sudah kayak orang gila, bergulung-gulung di lantai karena anak saya itu sangat baik sekali, dari kecil memang sangat-sangat baik sekali, perhatian, penyayang," tutur Selamet sembari bercerita menangis. 

Kini setelah almarhumah sudah dimakamkan, Selamet berusaha untuk mengikhlaskan kepergian putrinya.

"Ikhlas, saya ikhlas, mungkin memang amanah Allah hanya 22 tahun saya menjaga dia, tetapi rasanya berat sekali, tetapi saya berusaha kuat, karena masih ada amanah menjaga adiknya," ucap Selamet. 

Baca juga: Klarifikasi Adul Disebut Buta Oleh Pandji Bikin Heboh, Masih Bisa Lihat Jelas: Apaah Sih Glaukoma?

Semasa hidup, korban merupakan sosok yang berprestasi di sekolah dan sangat berbakti serta memiliki banyak teman.

Selamet menceritakan korban bersekolah di SMPN 1 Pontianak, lalu melanjutkan pendidikan di SMAN 7 Pontianak.

Korban lulus dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura Pontianak dengan predikat cumlaude.

"Dia itu sejak SD selalu sampai kuliah nilainya bagus, saya setiap mengambil rapot tidak pernah khawatir, naik atau tidak, karena pasti masuk peringkat, 1, 2, 3" kata Selamet.  

"Bahkan pas SMP juara 1 terus. Dan kuliah juga melalui jalur prestasi," tutur Selamet. 

Sebelum meninggal, putrinya sudah diterima mengajar di salah satu sekolah swasta favorit di Pontianak.

"Name tag-nya itu baru jadi padahal untuk dia mengajar dari sekolah," tandas Selamet.

Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), Satreskrim Polresta Pontianak menemukan adanya fakta posisi treadmil dan jendela yang membahayakan. 

Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Antonius Trias Kuncorojati mendapati fakta jarak antara jendela dan treadmill berdekatan hanya 60 cm.

Lalu, jendela dimana korban terjatuh memiliki lebar 90 cm.

Kemudian, jarak dinding semen lantai pada jendela dilokasi cukup rendah hanya sekitar 30 cm.

"Dengan posisi tersebut sangat memudahkan orang terjatuh, terlebih alat treadmill digunakan orang yang menggunakan tenaga besar, ketika dalam kondisi dehidrasi, kelelahan, dan sebagainya, yang membuat dapat kehilangan kesadaran," tutur Antonius, Rabu (19/6/2024). 

"Lalu jarak dinding dijendela juga hanya 30 cm, itu sangat mudah sekali bila seseorang jatuh dari treadmill kemudian bisa jatuh ke bawah," lanjut Antonius.

Saat ini Satreskrim Polresta Pontianak masih melakukan penyelidikan dan telah memeriksa sejumlah saksi.

Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan memeriksa pemilik, serta seseorang yang membuka jendela di lokasi.

Terkait dugaan kelalaian pemilik pada kasus ini, Kompol Antonius menyampaikan pihaknya masih akan melakukan penyelidikan lebih detil.

"Kita akan periksa dari izin, dan berbagai hal lebih lanjut, karena memang berdasarkan informasi, sebelumnya pernah ada kejadian, namun tidak diubah posisi dari treadmill itu yang membelakangi jendela, yang notabene itu membahayakan," jelas Antonius.

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved