Kronologi Nathalie Holscher Marah Gak Boleh Ambil Uang Saweran Nge-DJ, Kelab Malam Lempar Kesalahan

Kronologi Nathalie Holscher marah gak boleh ambil uang saweran Nge-DJ, kelab malam lempar kesalahan: sebrutal ini talent!

Instagram @nathalieholscher
Nathalie Holscher marah gak boleh ambil uang saweran Nge-DJ, kelab malam lempar kesalahan: sebrutal ini talent! 

SURYAMALANG.COM, - Kronologi Nathalie Holscher marah gak boleh ambil uang saweran nge-DJ membuat mantan istri Sule itu bersitegang dengan pihak kelab malam

Sebagai disc jockey (DJ), Nathalie Holscher juga membagikan bukti video melalui akun Instagram. 

Sebaliknya, pihak kelab malam justru melempar kesalahan pada kru Nathalie Holscher yang dinilai tidak punya etika. 

Peristiwa itu terjadi di kelab malam Top1 Club Jakarta, Sabtu (13/7/2024) dan diduga uang saweran Nathalie Holscher tersebut dikuasai oleh oknum sehingga tidak bisa diambil.

Nathalie Holscher juga mengungkap jika kesepakatan awal uang hasil saweran akan dibagi dengan proporsi 70-30.

Namun yang terjadi, kru Nathalie Holscher justru dilarang mengambil uang yang diberikan oleh penonton.

"Saweran itu tahu adab. Saya juga tahu harus kasih berapa ke resident dan MC. Tapi ini nggak boleh diambil sama sekali," ungkap Nathalie Holscher di Instagram pribadinya dikutip Minggu (14/7/2024). 

Selain lewat tulisan, Nathalie Holscher juga mengungkap rasa kecewanya melalui unggahan video. 

Nathalie Holscher kembali menegaskan kelab malam Top 1 yang beralamat di Jalan Daan Mogot, Kebun Jeruk, Jakarta Barat ini ingin menguasai uang saweran yang didapatkannya.

"Baru kali ini si jendes satu ini nge-DJ di Top 1 Daan Mogot. NgeDJ, disawer. Sawerannya nggak boleh diambil," ungkap Nathalie.

"Jadi nanti aku bakal spill video-nya, waktu kita mau ambil saweran kita di Kotak terus ditepis. Nanti ada nanti aku spill videonya. Bekas aku kerja ditepis," imbuh Nathalie Holscher

Nathalie Holscher kemudian benar-benar mengunggah video ketika tangan krunya ditepis saat hendak mengambil uang saweran dari pengunjung diskotek.

Di sisi lain, Intagram Top1 Club Jakarta memberikan klarifikasi melalui story.

Mereka justru menyalahkan sikap kru Nathalie Holscher yang mereka sebut 'brutal'

"Setiap perusahaan ada prosedur dan tata kramanya. Justru kita sangat menghargai banget talentnya, bukan dengan team yang dengan cara seperti itu," tulis Top1 Club Jakarta

Pihak Top1 Club mengaku baru pertama kali menjumpai ada tim dari talent yang tidak tahu etika. 

"(saweran) yang puluhan juta 2x lipatnya dari ini pun kita bayar, sesuai aturan dan kerja sama kita kok" lanjut Top1 Club. 

"Dan kita baru pertama kalinya ngalamin sebrutal ini, talent yang lain teamnya masih sopan dan tahu etika" imbuh Top1 Club lagi. 

"Kita bukan kali pertama ngadain show seperti ini yah dan gak pernah ada masalah," imbuh Top1 Club. 

Menanggapi pembelaan dari kelab malam itu, Nathalie Holscher menyebutnya sebagai playing victim (berlagak seperti korban). 

Nathalie Holscher bahkan berkisah soal pengalaman tak mengenakkan saat waktu manggungnya diundur setengah jam dari kesepakatan awal.

"Harusnya main jam 2 ini minta jam setengah 3 mainnya alasannya tamu belum datang. Padahal crew aku pas cek ombak (pengunjung) sudah full" lanjut Nathalie Holscher.

"Itu udah nggak sesuai, sampai hampir cancel kita karena tiba-tiba nggak sesuai mintanya," ungkap Nathalie

Sementara, akun Instagram Top1 Club Jakarta segera 'diserang' oleh warganet.

Mereka menyesalkan sikap manajemen atas terjadi kekisruhan soal uang saweran itu.

Bahkan, sejumlah warganet mengajak untuk memboikot dan tidak datang ke kelab malam tersebut.

Melansir Wartakota, diskotek Top 1 Club yang dulu bernama Top One itu punya rekam jejak buruk lantaran pernah digerebek tim gabungan dari Satpol PP dan BNN. 

Top 1 Club saat itu digerebek karena melanggar aturan PSBB dan dugaan adanya penggunaan narkoba di tempat tersebut.

Bahkan, ratusan pengunjung diskotek sempat disembunyikan manajemen saat momen penggerebekan.

Para pengunjung diskotek akhirnya menyerah setelah mengumpat berjam-jam di dalam diskotek.

Mereka baru keluar diskotek pukul 10.00 WIB saat dirazia pada 3 Juli 2020.

Diduga para pengunjung sudah mengetahui razia yang digelar Satpol PP sehingga mereka bertahan di dalam diskotek.

Aparat Satpol PP sempat masuk ke dalam dan menyusuri ruang-ruang di seluruh diskotek untuk mencari pengunjung.

Ketika itu aparat Satpol PP menemukan pengunjung bersembunyi di beberapa ruang diskotek seperti di tangga darurat, kamar, ruang karaoke hingga roof top.

Akhirnya kira-kira sebanyak 100 pengunjung itu digiring keluar lewat pintu belakang diskotek yang kerap digunakan selama beroperasi di tengah PSBB.

Ratusan pengunjung juga dikenakan sanksi PSBB berupa kerja sosial atau denda.

Usai ditangkap ratusan pengunjung yang terdiri dari perempuan dan laki-laki didata oleh Satpol PP.

 

 

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved