Ayah Mertua Syahrini Ternyata Punya Hubungan dengan Keluarga Cendana, Sudah Lama Kenal Sejak SD

Tak banyak yang tahu, ayah mertua Syahrini ternyata punya hubungan dengan Keluarga Cendana. Sudah lama kenal sejak SD.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Tribunnews
Ayah Mertua Syahrini Ternyata Punya Hubungan dengan Keluarga Cendana, Sudah Lama Kenal Sejak SD 

SURYAMALANG.COM - Tak banyak yang tahu, ayah mertua Syahrini ternyata punya hubungan dengan keluarga Cendana

Diketahui Rosano Barack ayah dari Reino Barack yang juga merupakan mertua Syahrini itu ternyata bersahabat dengan Bambang Trihatmodjo anak dari Presiden Soeharto.

Diketahui, Rosano Barack dan Bambang Trihatmodjo dulunya sekolah di SD yang sama.

Sosok Rosano Barack memang dikenal terbatas oleh kalangan tertentu di Indonesia.

Jika saat ini sang anak, Reino menjadi sorotan karena menikahi Syahrini, figur sang ayah pun tak kalah hebatnya.

Sebagai seorang usahawan, Rosano termasuk salah satu pebisnis yang berpengaruh di Indonesia.

Rosano merupakan pebisnis kawakan yang memiliki sejarah kedekatan dengan keluarga mantan Presiden Soeharto alias keluarga Cendana.

Di Indonesia, Rasano memiliki berbagai bisnis yang membuatnya bergelimang harta. Beberapa di antara merupakan kerjasama dengan keluarga Cendana.

Ayah Mertua Syahrini Ternyata Punya Hubungan dengan Keluarga Cendana, Sudah Lama Kenal Sejak SD
Ayah Mertua Syahrini Ternyata Punya Hubungan dengan Keluarga Cendana, Sudah Lama Kenal Sejak SD (Tribunnews)

Baca juga: Petaka Penyanyi Dipeluk Fans yang Basah Kuyup Saat Tampil, Berakhir Tewas Kesetrum di Atas Panggung

Rosano mendirikan PT Global Mediacom bersama Bambang Trihatmodjo dan Mochamad Tachril Sapi`ie pada 30 Juni 1981.

Saat itu, nama yang digunakan adalah PT Bimantara Citra.

Di balik hal tersebut, ketiga orang di atas ternyata telah memiliki kedekatan sejak lama.

Tulisan Thomas Wibisono dalam Informasi (1994) mengisahkan, ketiganya sudah bersahabat sejak kecil, sama-sama bersekolah di SD Cikini.

Tak hanya Bambang Trihatmodjo, Siti Hardijanti atau Mbak Tutut kelak juga turut menjabat sebagai komisaris independen di perusahaan ini.

Saat Soeharto lengser pada 1998, Rosano saat itu masih tetap setia menjabat sebagai petinggi dari perusahaan yang ia dirikan tersebut.

Dikutip dari website PT Global Mediacom, pengusaha berumur 66 tahun itu menjabat sebagai komisaris utama sejak 29 Mei 1998.

Ia menempati posisi tinggi itu kurang dari 10 hari setelah Soeharto lengser.

Hal ini seolah menunjukan kesetiaan Rosano, yang berkomitmen akan tetap bersama keluarga Cendana meski dalam kondisi sulit sekalipun.

Syahrini dan Reino Barack (kanan) dan Rosano Barack (kiri)
Syahrini dan Reino Barack (kanan) dan Rosano Barack (kiri) (SURYAMALANG.COM/Instagram @princessyahrini/Tribunnews)

Baca juga: Hard Gumay Ramal Sule Bakal Bermasalah dengan Besan, Gejolak Rumah Tangga Mahalini dan Rizky Febian

Sebagai founder dari PT Bimantara Citra yang berganti nama menjadi PT Global Mediacom pada 27 Maret 2007, Rosano dikenal sebagai pengusaha yang berlimpah materi.

Dikutip dari laman marketscreener.com, harta Rosano ditaksir mencapai US$ 35 juta atau sekitar Rp 490 miliar dengan nilai tukar Rp 14.000 per dolar AS.

Ia juga memiliki sejumlah bisnis lain seperti PT Plaza Indonesia Realty Tbk, PT Nusadua Graha International, PT Panasonic Manufacturing Indonesia, PT Panasonic Gobel Indonesia dan PT Jababeka Plaza Indonesia.

Tak salah jika Reino memilih untuk terjun ke dunia bisnis. Selain sang ayah seorang usahawan besar, beberapa lini bisnis yang dimilikinya ditangani langsung oleh pria yang menikahi Syahrini.

Seperti dikutip dari buku Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando karangan Hendro Subroto, Mayor Jenderal TNI Sintong Panjaitan diangkat menjadi Panglima Kodam IX/Udayana pada tanggal 12 Agustus 1988.

Sebagai penangggung jawab keamanan wilayah, Sintong banyak bersentuhan dengan aspirasi masyarakat banyak, serta perkembangan sosial ekonomi di wilayahnya.

Maklum saja, wilayah Kodam IX/Udayana khususnya Bali merupakan daerah yang bernilai emas di mata pelaku bisnis.

Situasi ini membawa Sintong pada pertemuan dengan kepentingan kelompok bisnis.

Menjelang lahir dekade 1980-an, anak-anak Presiden Soeharto mengembangkan kiprahnya di bidang bisnis.

Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo
Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo (Instagram @mayangsaritrihatmodjoreal)

Baca juga: Nasib Wanda Hara Pria Bercadar di Kajian Ust. Hanan Attaki, Dilaporkan Polisi Meski Sudah Minta Maaf

Salah satunya adalah Bambang Trihatmodjo yang berencana menanamkan investasi di Bali.

Baca juga: Potret Savio Harjo Ferrara, Pangeran Cendana Berwajah Bule, Keturunan Soeharto dari Pria Italia

Dalam kaitan ini muncul suara dan saran agar Sintong menemui Bambang ke Jakarta, karena putra ketiga Soeharto ini mempunyai masalah di Bali.

Namun, Sintong tidak mau pergi ke Jakarta untuk sekadar bertemu anak Soeharto.

Apabila Presiden/Panglima Tertinggi ABRI, Menteri Hankam, Panglima ABRI atau KSAD yang memerlukan Sintong pergi ke Jakarta, ia pasti akan berangkat langsung pada kesempatan pertama.

Namun, jika yang memerlukan adalah putra Presiden Soeharto, ia tak mau datang karena tidak ada jalur komando.

Ia berpendirian bahwa jika Bambang ingin bertemu dengan Sintong, dialah yang harus datang ke Bali.

Akhirnya Bambang datang ke Bali dengan didampingi oleh Rosano Barack.

\Dalam pertemuan bertiga itu, Sintong mengatakan bahwa ia adalah jenderalnya Presiden Soeharto.

"Saya mengagumi Soeharto dan harus mendukung beliau sebagai presiden," tegas Sintong.

Namun, Sintong mengingatkan Bambang Trihatmodjo bahwa Soeharto tidak selamanya berada di atas.

"Kalau Bambang Tri tidak mulai baik-baik sejak sekarang, seandainya terjadi apa-apa terhadap Soeharto nanti, maka Bambang Tri akan mendapat masalah. Orang pertama-tama lari, ya dia ini," kata Sintong sambil menunjuk pengusaha Rosano Barack.

Ia bertujuan mengawal nama baik Soeharto dalam langkah bisnis Bambang Trihatmodjo.

Beberapa tahun kemudian setelah turunnya Soeharto dari kursi kekuasaan, Rosano bertemu dengan Sintong.

Rosano berkata, "Memang benar perkiraan Pak Sintong. Setelah Soeharto jatuh, orang-orang semua lari meninggalkan Soeharto dan keluarga. Tapi, saya tidak."

Sintong mengakui bahwa hal yang dikatakan Rosano Barack itu benar. (Tribun Trends/Grid.id)

(Tribuntrends.com)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved