Siapa Ella Nanda? Selebgram Meninggal saat Sedot Lemak, Diduga Langgar Anjuran Dokter: Tidak Jujur

Siapa Ella Nanda? selebgram meninggal saat sedot lemak di klinik diduga langgar anjuran dokter, terjadi pecah pembuluh darah: tidak jujur.

|
WartaKota/KompasTV/Youtube Tribun Sumsel
Ella Nanda (kanan) selebgram meninggal saat sedot lemak di klinik (kiri) diduga langgar anjuran dokter, terjadi pecah pembuluh darah: tidak jujur. 

SURYAMALANG.COM, - Siapa Ella Nanda Sari, selebgram meninggal saat sedot lemak membuat jagat maya sempat heboh. 

Ella Nanda Sari meninggal dunia saat menjalani sedot lemak di klinik WSJ, Jalan Ridwan Rais, Beji Timur, Kecamatan Beji, Kota Depok. 

Dari pernyataan pengacara klinik, Ella Nanda Sari diduga melanggar anjuran dokter dan tidak jujur mengikuti prosedur operasi sedot lemak

Mengulik profilnya, Ella Nanda Sari adalah selebgram yang berasal dari Medan, Sumatra Utara berusia 30 tahun. 

Akun Instagram Ella Nanda yakni @ellanzr sudah diikuti sebanyak 10 ribu orang.

Melansir Tribun-Timur.com, selain selebgram, Ella Nanda Sari juga seorang pebisnis.

Bisnis Ella Nanda Sari bernama Fussion Neo dan Ens Karya yang bergerak di bidang karangan bunga.

Dari keterangan kakaknya, Okta Vivilia (35), Ella Nanda adalah seorang ibu tunggal yang memiliki satu orang anak perempuan. 

“Adik ini suaminya sudah meninggal. Anaknya ada satu cewek" kata Okta di kafe, Jalan Sei Batang Serangan, Kota Medan melansir Kompas.com (grup suryamalang).

Kematian Ella Nanda Sari pertama kali diviralkan oleh akun Instagram @temanpolisi.

Menurut Kuasa Hukum WSJ Beauty Clinic Depok, Rikardo Siahaan, selebgram itu diduga sebelumnya tidak terbuka soal kondisi tubuhnya.

Ella Nanda awalnya datang sendiri ke klinik dan membawa berkas administrasi untuk pendaftaran.

Baca juga: Nasib Tragis Selebgram Ella Nanda Meninggal saat Sedot Lemak di Klinik Sempat Pingsan, Keluarga Syok

“Setelah tahapan itu, Ela masuk ke ruang tindakan, sedot lemak,” kata Rikardo Siahaan dalam keterangannya dikutip dari laporan jurnalis KompasTV, Senin (29/7/2024).

Proses sedot lemak di lengan pertama berjalan dengan normal tanpa ada permasalahan apapun.

Setelah sedot lemak pertama, Ella Nanda sempat mengabadikan lengannya dan kedua tangannya melalui kamera HP.

Permasalahan timbul saat dokter melakukan penyedotan lengan kedua, korban sempat mengigau hingga akhirnya tindakan diberhentikan.

“Karena saat itu Ella mengigau, membuat dokter menghentikan tindakan dan langsung memberikan infus, setelah diinfus, dokter mengetahui ada pembuluh darah yang pecah,” ungkap Rikardo Siahaan. 

Beberapa saat kemudian, korban tidak sadarkan diri hingga akhirnya dilarikan ke RS Bunda di Jalan Margonda Raya.

Namun setibanya di rumah sakit, korban sudah meninggal dunia.

“Dalam proses sedot lemak jika klinik kecantikan tidak dilengkapi pengecekan laboratorium pasien akan diminta melakukan pengecekan di laboratorium rumah sakit manapun, agar dokter klinik kecantikan mengetahui kondisi pasien saat akan dilakukan tindakan,” terang Rikardo Siahaan.

Rikardo Siahaan mengatakan, hasil pengecekan laboratorium dokter menyatakan pasien dalam kondisi baik sebelum melakukan sedot lemak.

Kepada dokter, Ella Nanda mengaku sudah menjalani istirahat selama dua hari sebelum melakukan tindak medis.

“Setelah jalani rangkaian pemeriksaan termasuk tensi darah yang hasil pemeriksaannya normal, korban langsung melakukan tindakan,” ucap Rikardo Siahaan.

Setelah tindakan, korban ternyata tidak jujur kepada dokter karena ternyata belum menjalani istirahat sebagai prosedur penanganan medis.

“Dokter klinik langsung bertindak cepat, hingga akhirnya saat dalam perjalanan dokter baru mengetahui kalau korban menjawab tidak jujur" jelas Rikardo Siahaan. 

"Lantaran saat ditanya sudah istirahat korban menjawab dua hari sudah istirahat. Namun saat ditanya oleh sopir yang mengantar, korban dijemput di bandara, saat itu korban baru tiba dari Medan,” tegas Rikardo Siahaan. 

Usai korban dinyatakan tewas, pihak WSJ Beauty Clinic langsung mengurus jenazah ke rumah duka di Medan, Sumatera Utara.

Pihak klinik juga telah melakukan mediasi kepada korban dan akan membantu anak korban yang masih balita.

“Dengan mediasi ini akhirnya keluarga korban dan juga pihak klinik kecantikan sepakat berdamai,” pungkas Rikardo Siahaan. 

Sejalan dengan penjelasan Kapolres Metro Depok Kombes Pol Arya Pradana, korban mengalami pecah pembuluh darah saat menjalani operasi.

“Pembuluh darahnya pecah, sehingga mengakibatkan korban ini harus dirawat lebih intensif dan meninggal dunia pada akhirnya,” ujar Arya, Minggu (28/7/2024) mengutip Kompas.com.

Arya menjelaskan, korban menjalani operasi sedot lemak pada bagian lengan kanan dan kiri.

Pada saat itu, korban ditangani oleh dokter berinisial A dan dua orang perawat, yakni K dan T.

“Yang satu lengan berhasil dan satu lengan begitu diambil ternyata ada masalah di situ,” terang Arya. 

Setelah mengalami pecah pembuluh darah, korban sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun, nyawanya tidak tertolong.

Meski begitu, Arya belum bisa memastikan apakah pecah pembuluh darah tersebut menjadi penyebab korban meninggal dunia.

Untuk saat ini, polisi masih mendalami kasus tersebut.

"Kalau kelalaian kita masih dalami, kan prosedurnya ada. Jadi yang kita lakukan nanti adalah melakukan pengecekan, pertama perizinannya" papar Arya. 

"Kedua, kapabilitas dokternya bagaimana. Jadi dokternya ini punya sertifikasi itu, apakah dia memang bidangnya khusus di bidang itu, nanti itu akan kita dalami dan akan kita periksa secara resmi," jelas Arya.

 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved