Timnas Indonesia

Kualitas Patrick Kluivert Melatih Timnas Indonesia Diragukan, Minim Jam Terbang Dipecat Klub Turki

Kualitas Patrick Kluivert jadi pelatih Timnas Indonesia dipertanyakan, minim jam terbang dipecat klub Turki karena gaji, ini rekam jejaknya.

|
Instagram @patrickkluivert9
Patrick Kluivert jadi pelatih Timnas Indonesia dipertanyakan, minim jam terbang dipecat klub Turki karena gaji, ini rekam jejaknya. 

SURYAMALANG.COM, - Kualitas Patrick Kluivert jadi pelatih Timnas Indonesia pengganti Shin Tae-yong mulai dipertanyakan. 

Meski Persatuan Sepakbola seluruh Indonesia (PSSI) belum resmi mengenalkan Patrick Kluivert, namun Ia masuk dalam daftar kandidat pelatih Timnas Indonesia yang baru.

Jam terbang sebagai pelatih yang terhitung minim jadi alasan kenapa kiprah Patrick Kluivert dipertanyakan, namun jika sebagai pemain, kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. 

Baca juga: Jurnalis Italia Bocorkan Patrick Kluivert Pelatih Baru Timnas Indonesia, Sudah Teken Kontrak 2 Tahun

Saat jadi pemain, Kluivert sudah berkarier di klub besar Eropa seperti Ajax Amsterdam, FC Barcelona, hingga AC Milan.

Pria berusia 48 tahun tersebut sudah mencatatkan 79 caps dan 40 gol saat aktif sebagai pemain Timnas Belanda periode 1994-2004.

Lebih Banyak Jadi Asisten Pelatih

Patrick Kluivert lebih banyak berkarier sebagai asisten pelatih dan berkutat di tim usia muda sebagai pelatih kepala.

Pemain kelahiran Amsterdam tersebut banyak menjadi asisten pelatih, terutama untuk melatih para penyerang.

Kluivert pernah menjadi asisten dari banyak pelatih top dunia, seperti Louis van Gaal dan Ange Postegoclou.

Lalu Kluivert menjadi pelatih untuk para striker di AZ Alkmaar saat klub tersebut merebut trofi juara Eredivisie untuk terakhir kalinya pada 2008/2009 di bawah asuhan Louis van Gaal.

Lalu, Kluivert juga jadi salah satu asisten pelatih Timnas Belanda di bawah Louis van Gaal saat merebut peringkat ketiga Piala Dunia 2014 di Brasil.

Di akun Instagram-nya @patrickkluivert9, komentar suporter Indonesia yang meragukan kualitas Patrick Kluivert mulai bermunculan. 

Tidak sedikit yang menolak kehadiran Patrick Kluivert.

'Kluivert Out!!!' tulis @kadal.crispy

'Lu bang? siap gak nanti kalo ada tekanan dari 277.5 juta masyarakat indonesia?' komentar @yuliyantii84

'Jangan berharap ini dah pliss ngelatih Curacao aja dibantai Bahrain 4-0' tulis @ar_28_

'CV nya ajh bagus sty' sahut @fajarfebri26

'Kalau jadi assisten sih kaga papa, tapi kalau jadi head coach sih kayanya ga banget' tulis @russel_2350

Karier Sebagai Pelatih Kepala

Karier Patrick Kluivert sebagai pelatih kepala diawali dari tempat kelahiran ibunya, yaitu Curacao pada 2015.

Di Curacao, Kluivert sukses menciptakan sejarah baru sepanjang keikutsertaannya di ajang Kualifikasi Piala Dunia.

Pria 48 tahun tersebut sukses membawa Curacao ke ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Amerika Utara dan Karibia (CONCACAF).

Di ronde pertama, Curacao mengalahkan Montserrat dengan agregat 4-3.

Lalu di ronde berikutnya, Curacao menang melalui adu penalti menghadapi Kuba.

Mengutip Bolasport, langkah Curacao terhenti di tangan El Salvador dengan agregat 0-2 di ronde ketiga.

Ini jadi perjalanan terjauh Curacao selama mengikuti Kualifikasi Piala Dunia zona CONCACAF, sebuah prestasi yang belum bisa disamai oleh penggantinya.

Baca juga: Reaksi Haru Jay Idzes Kapten Timnas Indonesia Shin Tae-yong Out Kita Menorehkan Sejarah Bersama

Setelah membawa Curacao mencapai prestasi sensasional, Patrick kembali ke Belanda sebagai pelatih Ajax Amsterdam yunior pada 2016.

Meski menjadi juru taktik di Ajax, Patrick Kluivert tetap bertugas sebagai pelatih kepala Curacao saat main di Kualifikasi Piala Karibia 2017 yang juga jadi Kualifikasi Piala Emas CONCACAF 2017.

Lagi-lagi Patrick Kluivert menciptakan sejarah baru bersama Curacao usai lolos untuk pertama kalinya ke turnamen Piala Emas CONCACAF pada edisi 2017.

Di babak kualifikasi, Curacao lolos ke putaran final Piala Karibia 2017 dan Piala Emas CONCACAF 2017 usai menjadi juara Grup 3 mengalahkan Antigua dan Barbuda dan Puerto Rico.

Meski begitu, Patrick Kluivert tidak memimpin Curacao di putaran final kedua turnamen tersebut posisinya digantikan oleh Remko Bicentini. 

Remko adalah sosok juru taktik Curacao saat ditaklukkan Timnas Indonesia pada dua laga uji coba 2022 lalu.

Setelah dari Curacao, Patrick Kluivert menduduki jabatan direksi di Paris Saint-Germain sebagai Direktur Teknis (2016-2017) dan Direktur Akademi FC Barcelona (2019-2021).

Dirinya sempat bertugas sebagai asisten Clarence Seedorf saat mengasuh Kamerun pada 2018-2019.

Pada awal musim 2023/2024, dirinya direkrut oleh tim kasta tertinggi Turki, Adana Demispor sebagai juru taktik utama, tetapi kebersamaannya hanya sampai Desember menyusul performa buruk di Liga Turki.

Dipecat Klub Turki

Menurut laman resmi Transfermarkt, Patrick Kluivert terakhir kali menjabat sebagai pelatih kepala untuk klub Turki, Adana Demispor pada 2023.

Itu pun hanya bertahan selama enam bulan sejak Kluivert ditunjuk bulan Juni dan pergi di bulan Desember dengan mencatat 20 pertandingan.

Cerita menarik sempat dibagikan Kluivert soal terakhir kali ia menukangi Adana Demispor.

Menurut Kluivert, ia tidak dipecat melainkan menyudahi kerja sama dengan kesepakatan bersama di saat Adana Demispor tampil lebih baik.

"Kami mengakhiri kontrak melalui kesepakatan bersama. Kami telah melakukannya dengan sangat baik dan bahkan fantastis dalam konteks Eropa," kata Patrick Kluivert mengutip BolaSport.com.

Baca juga: ALASAN PSSI Pecat Shin Tae-yong Disorot Media Asing, Siapa Kandidat Kuat Melatih Timnas Indonesia?

Hingga masalah pun muncul ketika manajemen Adana Demispor disebut tidak menggaji para pemain dan staf pelatih selama berbulan-bulan.

Kluivert mengaku bisa hidup beberapa bulan tanpa gaji, tetapi ia juga memikirkan pemain dan staf lain yang terdampak.

Ditambah Adana Demispor menelan kekalahan dari Sivasspor, Kluivert pun dipanggil manajemen hingga disepakati berakhirnya kerja sama.

"Kami melakukannya dengan baik dan mencapai hasil yang baik, tetapi pada satu titik kami tidak menerima gaji" ujarnya. 

"Pertama satu bulan, lalu dua, lalu tiga. Pada titik tertentu para pemain juga mulai mengeluh" jelas Kluivert.

"Selama pelatihan, mereka mulai menyadari bahwa mereka juga tidak dibayar" ungkapnya. 

"Saya bisa hidup tanpa uang untuk sementara waktu, tapi staf saya dan para pemain juga harus membayarnya" sambungnya.

"Pada satu titik kami kalah dari Sivasspor dan kemudian direktur teknis dan orang yang melakukan negosiasi mendatangi saya" cerita Kluivert.

"Mereka menginginkan kesepakatan bersama. Mereka tidak ingin melanjutkan, begitu pula saya," kata Kluivert lagi.

Baca juga: Kabar Arkhan Fikri - Achmad Maulana dari Timnas Indonesia Balik ke Arema FC, Lawan Semen Padang?

Meski begitu, Kluivert dibuat jengkel dengan pernyataan Adana Demispor terkait alasan pemutusan kontrak.

Kluivert disebut tidak lagi memiliki kompetensi dalam memilih pemain dan menjalankan strategi terbaik hingga tim menelan kekalahan.

Ditambah saat itu Kluivert belum mendapatkan tunggakan gaji dari Adana Demispor, kasus ini bahkan sudah sampai ke FIFA.

"Mereka merasa saya tidak lagi punya keunggulan dalam seleksi, tapi ternyata tidak demikian. Kami berada di urutan keempat" tegas Kluivert.

"Terserah FIFA, saya akan mendapatkannya (gaji yang belum dibayar) pada akhirnya, tapi itu menjengkelkan," pungkasnya.

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved