Berita Viral

Pilu Farhan Bocah SD di Surabaya Jualan Telur Puyuh, Ayahnya Cuma Mantau Sambil Rokokkan dari Jauh

Pilu Farhan bocah SD di Surabaya jualan telur puyuh keliling menjadi viral di media sosial. Disuruh ayahnya yang cuma mantau sambil ngerokok dari jauh

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Instagram
Pilu Farhan Bocah SD di Surabaya Jualan Telur Puyuh, Ayahnya Cuma Mantau Sambil Rokokkan dari Jauh 

Video unggahan Najib memancing respons publik.

Banyak yang merasa kecewa dengan orang tua Farhan.

Bahkan ada yang ingin melaporkan orang tua Farhan, karena dianggap melakukan eksploitasi pada anak.

"Bisa gak sih lapor ke dinas sosial? Eksploitasi anak ini namanya," tulis akun @j****.

Najib mengaku, ia sudah melaporkan hal itu, namun belum ada tindak lanjut.

"Sudah saya dm ga ada tindak lanjut," balas Najib.

"miris y. Ayahnya ada motor knp ga gojek. Anaknya sekolah. Otaknya dah kelainan y bgini... ko tega," tulis akun @a****.

Kasus lainnya, ibu kandung dari empat anak yatim hidup terlantar di Serang, Banten, akhirnya buka suara setelah viral.

Empat anak yatim tersebut tinggal di Desa Kadu Beureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten.

Mereka bernama Dewi (11), Imas (9) Asep (7) dan Aulia (4).

Keempat anak yatim tersebut mengaku ditinggalkan setelah ibunya menikah lagi.

Kini, setelah kisah mereka viral, sang ibu dari keempat anak yatim ini buka suara.

Dia mengatakan bahwa pemberitaan yang ada tak semuanya benar.

 Santi Sumyati (49) ibu dari empat anak yatim di Kampung Cadas Ngerong, Desa Kadu Beureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten (TribunBanten.com/Engkos Kosasih)
 Santi Sumyati (49) ibu dari empat anak yatim di Kampung Cadas Ngerong, Desa Kadu Beureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten (TribunBanten.com/Engkos Kosasih) ()

"Yang viral itu enggak semuanya benar, yang benar itu kadang saya tidur di sana, kadang di sini," kata ibu empat anak yatim, Santi Sumyati (49).

"Anak anak katanya kalau malam kelaparan, enggak pernah itu. Karena saya selalu mengutamakan untuk makan anak-anak," katanya, mengutip Tribun Banten.

Santi menjelaskan, alasan mereka tak ikut tidur bersama dirinya di rumah suaminya di Kampung Ranji, Desa Pancanegara, Kecamatan Pabuaran, karena mereka tidak mau.

"Kalau saya pulang ke sini mau tidur, kata anak saya yang bernama Dewi, 'Mama enggak usah tidur di sini, biarin aja'."

"Katanya, 'Yang penting mah aku dikirim uang sama makanannya di sini pun enggak apa-apa', katanya gitu," beber Santi.

Santi mengaku tak merasa meninggalkan anak-anaknya karena selama ini dia sering pulang pergi ke rumahnya dan rumah suaminya.

"Enggak selamanya ditinggalin, saya kan ke sana, ke sini juga."

"Suami juga suka tidur di sini, tapi saya enggak tega melihat suami saya tergeletak di situ, sempit," katanya.

 

Ikuti saluran SURYA MALANG di >>>>> WhatsApp 

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved