MBG untuk ABK
Apa Menu Program Makan Bergizi Gratis bagi ABK ? Pakar Nutrisi UC Paparkan Kebutuhan Gizi Khusus
Menu MBG yang dirancang untuk anak-anak secara umum tidak cukup untuk memenuhi. ABK memiliki kebutuhan gizi yang lebih spesifik
Penulis: sulvi sofiana | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang dirancang pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak, dinilai belum sepenuhnya sesuai untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Oki Krisbianto, S.TP., M.Sc., pakar nutrisi sekaligus dosen Food Technology, Universitas Ciputra (UC) Surabaya menyebut bahwa meskipun menu MBG sudah memenuhi prinsip "piring sehat" yaitu 1/3 karbohidrat, 1/3 protein, serta tambahan sayur dan buah. Tetapi, kebutuhan ABK jauh lebih kompleks dan memerlukan pendekatan yang lebih spesifik.
Dikatakannya, ABK memiliki kebutuhan gizi yang lebih spesifik dibandingkan anak-anak lainnya.
Menu MBG yang dirancang untuk anak-anak secara umum tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan ini.
"ABK tidak hanya membutuhkan bahan makanan bergizi, tetapi juga penyesuaian dalam komposisi dan porsi makanan. Misalnya, banyak ABK memiliki kebutuhan khusus yang tidak dapat dipenuhi hanya dengan menu standar MBG," jelas Oki.
Ia menambahkan bahwa salah satu tantangan terbesar adalah perbedaan kebutuhan kalori antara anak laki-laki dan perempuan.
Anak laki-laki, dengan aktivitas yang lebih tinggi, memerlukan asupan kalori lebih besar untuk mencegah risiko stunting.
Dengan anggaran Rp10.000 per porsi, menu MBG juga dinilai belum optimal untuk memenuhi kebutuhan protein ABK.
Oki menyarankan agar fokus diberikan pada protein hewani, seperti ikan, yang memiliki daya serap lebih tinggi dibandingkan protein nabati seperti tahu dan tempe.
"Indonesia kaya akan sumber daya perikanan. Ikan bisa menjadi pilihan protein berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan gizi ABK," ungkapnya.
Selain itu, dalam program MBG, penggunaan susu UHT juga disoroti sebagai solusi yang lebih aman dan steril.
Menurut Oki, susu UHT dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi ABK tanpa risiko kontaminasi bakteri yang sering ditemukan pada susu segar.
"Proses pengolahan susu UHT memastikan nutrisi tetap terjaga. Kebersihan makanan ini sangat penting, terutama bagi ABK, karena kondisi kebersihan yang buruk bisa menghambat penyerapan nutrisi," tambahnya.
Oki menilai bahwa menu MBG saat ini masih lebih cocok untuk anak-anak pada umumnya, bukan untuk ABK.
Ia menyarankan agar pemerintah melakukan uji coba program ini di sekolah-sekolah dengan mayoritas siswa kurang mampu untuk memahami kebutuhan yang lebih spesifik.
"Uji coba yang dilakukan di sekolah mampu kurang relevan. ABK memiliki tantangan nutrisi yang memerlukan pendekatan lebih mendalam, seperti memilih bahan makanan yang sesuai dan memastikan standar kebersihan pengolahan makanan," jelas Oki.
Berita Arema FC Hari Ini Populer: Alasan Rekrut Agusti Ardiansyah, 2 Sosok Pengganti Achmad Maulana |
![]() |
---|
Kasus Campak di Sumenep Tembus 2.268 Anak, Dinkes P2KB Sumenep : Baru 11.186 Anak Terimunisasi |
![]() |
---|
Kasus Korupsi Pengadaan Gamelan Sekolah Diringkus Kejari Magetan, Kerugian Negara Capai Rp 520 Juta |
![]() |
---|
Kepala SMAN 1 Kampak Trenggalek Dipanggil, Wagub Emil Dardak Geregetan Jika KIP Dipotong |
![]() |
---|
6 Rekomendasi Kuliner Legendaris Sekitar Kayutangan Malang yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.