Pemkab Sidoarjo Gandeng perusahaan China Water Industry Kelola TPA Jabon jadi Sumber Energi

Teknologi pengelolaan sampah ini memanfaatkan gas metana yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah untuk dikonversi menjadi energi listrik.

Penulis: M Taufik | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
KERJASAMA - Pemkab Sidoarjo saat bertemu dengan perusahaan China Water Industry (CWI) Group Limited asal Tiongkok. Kerjasama ini terkait pengelolaan sampah di TPA Jabon.  

SURYAMALANG.COM, SIDOARJO – Pemkab Sidoarjo selangkah lagi akan bekerjasama dengan perusahaan China Water Industry (CWI) Group Limited asal Tiongkok dalam pengelaolaan sampah.

CWI akan kerja sama dengan Pemkab Sidoarjo untuk pengelolaan sampah di TPA dengan mencakup teknologi pengelolaan sampah berbasis Landfill Gas (LFG) yang akan menghasilkan energi listrik.

Pertemuan antara Pemkab Sidoarjo dengan CWI sudah digelar. 

Pertemuan ini membahas pemanfaatan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Griyo Mulyo, yang berada di Kecamatan Jabon, dengan pendekatan teknologi modern berbasis Landfill Gas (LFG).

“Kami terus berusaha.  Bagaimana caranya permasalahan pengelolaan sampah di wilayah Sidoarjo bisa ditangani secara serius dan punya solusi terbaik,” kata Bupati Sidoarjo Subandi, Kamis (7/3/2025). 

TPA Griyo Mulyo Jabon menerima sekitar 500 hingga 600 ton sampah setiap hari.

Sementara itu, jumlah timbulan sampah di seluruh Kabupaten Sidoarjo mencapai sekitar 1.340 ton per hari. 

Dari jumlah tersebut, sebagian besar masih berakhir di TPA tanpa pemanfaatan yang optimal.

Makanya, Subandi menyebut agar permasalahan sampah perlu mendapat perhatian khusus, karena jumlahnya semakin meningkat setiap hari.

Selain mengatasi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh timbunan sampah, Pemkab juga ingin menjadikan pengelolaan sampah sebagai peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). 

Dalam pertemuan tersebut, CWI mempresentasikan tawaran kerja sama dengan Pemkab Sidoarjo, yang mencakup teknologi pengelolaan sampah berbasis Landfill Gas (LFG).

Teknologi ini memanfaatkan gas metana yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah untuk dikonversi menjadi energi listrik.

Salah satu keunggulan dari sistem ini adalah kemampuannya untuk mengurangi dampak negatif akibat penimbunan sampah.

Dengan cara menutup lapisan sampah menggunakan membran. 

Lalu memasang pipa berlubang untuk menangkap gas emisi, proses ini dapat membantu menghilangkan polusi bau, mempercepat degradasi limbah, serta mengoptimalkan pemanfaatan ruang di TPA.

“Kami melihat potensi besar dari pengolahan sampah ini, tidak hanya dalam hal mengurangi dampak lingkungan tetapi juga dari segi ekonomi. Jika sistem ini berjalan dengan baik, bukan tidak mungkin ini menjadi sumber PAD baru bagi Kabupaten Sidoarjo,” lanjut Subandi.

TPA Griyo Mulyo yang memiliki luas sekitar 13,6 hektare menjadi lokasi utama dalam rencana pengelolaan sampah ini.

Dengan volume sampah yang terus meningkat dari jutaan penduduk Sidoarjo, sistem pengelolaan yang lebih efisien sangat dibutuhkan.

Subandi berharap kerja sama dengan CWI dapat segera direalisasikan, sehingga masalah sampah di Sidoarjo dapat diatasi dengan pendekatan yang lebih modern. 

“Harapan kami, kolaborasi ini bisa berjalan dengan baik, sehingga sampah yang selama ini menjadi beban justru bisa diubah menjadi energi yang bermanfaat dan mendukung pendapatan daerah,” katanya.(ufi)

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved