Direnovasi dengan Dana Rp 13 Miliar, DAM Boreng Resmi Beroperasi, Siap Tingkatkan Pertanian Lumajang

Direnovasi dengan Dana Rp 13,1 Miliar, DAM Boreng Resmi Beroperasi dan Siap Tingkatkan Pertanian Lumajang

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Eko Darmoko
Pemprov Jatim
RESMI BERFUNGSI - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmkkan DAM Boreng di Kelurahan Rogotrunan, Lumajang, Sabtu (8/3/2025). DAM Boreng yang direnovasi dengan dana APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2024 senilai Rp 13,1 miliar diyakini akan meningkatkan produktivitas pertanian Jatim khususnya Lumajang. 

SURYAMALANG.COM, LUMAJANG - Renovasi DAM Boreng di Kelurahan Rogotrunan, Kecamatan Lumajang, akhirnya rampung.

Direnovasi dengan dana APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2024 senilai Rp13,1 miliar, DAM ini diharapkan bisa signifikan bisa meningkatkan produktivitas pertanian Jatim, khususnya Lumajang.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tujuan renovasi DAM Boreng ini untuk memulihkan aliran air ke lahan pertanian di tiga desa terdampak. Sekaligus upaya memulihkan produktivitas pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan di kawasan tersebut.

"Alhamdulillah DAM Boreng sudah bisa berfungsi. Kegiatan renovasi ini sangat penting bagi tiga daerah yang bergantung pada sistem irigasi untuk menunjang perekonomian lokal, terutama di sektor pertanian," ujar Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (8/3/2025).

Diresmikannya DAM Boreng membawa kabar baik bagi petani dan masyarakat sekitar. Sebab, sudah lebih dari 4 tahun petani tidak bisa bercocok tanam secara optimal. Penyebabnya, DAM Boreng jebol sehingga air dari Kali Asem yang merupakan sumber air daerah irigasi tidak bisa dibendung dan dialirkan melalui jaringan irigasi yang ada.

Padahal, kata Khofifah, bangunan utama daerah irigasi Boreng ini melayani area irigasi lahan seluas 306 hektare di tiga desa, yaitu Desa Boreng, Desa Blukon dan Kelurahan Rogotrunan.

"Situasi ini menimbulkan ancaman serius terhadap ketahanan pangan di wilayah tersebut, mengingat sebagian besar masyarakat setempat bergantung pada pertanian," kata Khofifah.

Bahkan saat musim kemarau, lanjut Khofifah, tiga daerah ini  mengalami kekeringan. Sehingga mengakibatkan gagal panen di area pertanian yang cukup luas bahkan sumurpun mengalami kekeringan.

"Akibat kerusakan ini, produktivitas pertanian menurun drastis dan petani mengalami kerugian besar karena tidak adanya aliran air untuk mengairi sawah mereka," ungkap Khofifah.

Hal tersebut berimplikasi pada peranan Provinsi Jawa Timur yang merupakan lumbung pangan nasional dan sebagai provinsi penghasil padi terbesar di Indonesia selama 5 tahun terakhir. Termasuk Kabupaten Lumajang yang memberikan kontribusi terhadap capaian tersebut.

Peran aktif Pemprov Jatim dalam proyek mencerminkan kolaborasi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dalam menangani masalah-masalah infrastuktur kritis, yang jika tidak segera diperbaiki dapat mengakibatkan kerugian lebih lanjut, khususnya bagi masyarakat Lumajang.

"DAM Boreng merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui kegiatan rehabilitasi infrastruktur sumber daya air yang memadai," tuturnya.

Khofifah berharap, Pemkab Lumajang memanfaatkan infrastruktur DAM Boreng sebaik-baiknya. Sehingga memberikan nilai tambah bagi daerah, memberikan keuntungan bagi masyarakat khususnya petani dan meningkatkan produksi pertanian bagi daerah.

"Berfungsinya DAM Boreng menjadi infrastruktur penting, memperkuat ketahanan pangan serta memperkuat ketahanan air," tandasnya. 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved