Ramadan 2025

Kisah Mahasiswa UMM asal Afrika Menikmati Ramadan di Indonesia, Takjub dengan Ngabuburit

Sebagai seorang muslim, Demba, mahasiswa UMM asal Guinea cukup takjub dengan suasana Ramadhan di Indonesia.

SURYAMALANG.COM/UMM
Boubacar Demba Barry, mahasiswa UMM yang berasal dari Guinea, Conakry, Afrika Barat. Momen ramadhan tahun ini menjadi momen yang spesial bagi dirinya karena harus menjalaninya di Indonesia. 

SURYAMALANG.COM, MALANG  - Momen bulan suci ramadhan tahun 2025 ini  menjadi momen spesial bagi Boubacar Demba Barry, mahasiswa asal Guinea, Conakry, Afrika Barat.

Sudah enam bulan ini Demba tinggal di Indonesia dan menempuh kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Sebagai seorang muslim, Demba cukup takjub dengan suasana Ramadhan di Indonesia.

Adanya Ngabuburit hingga Sahur On The Road menjadi pengalaman yang tak pernah dijumpai di negara asalnya.

Suasana seperti ini menjadikannya betah untuk menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan.

"Di negara saya, orang-orang biasanya berkumpul di kedai kopi setelah bekerja untuk mengobrol hingga waktu berbuka tiba,"

"Tidak ada acara kumpul-kumpul khusus untuk berbuka atau sahur,” ucapnya seperti yang dihimpun Surya dari UMM pada Selasa (18/4/2025).

Yang menjadi Demba semakin betah berpuasa di Indonesia ialah soal cuaca.

Dia merasakan, bahwa suhu di Indonesia lebih dingin ketimbang di negara asalnya.

Kondisi itu membuat Demba sampai tak merasakan, kalau dirinya sedang berpuasa.

“Di negara saya, orang berpuasa di musim kemarau dengan cuaca yang panas,"

"Sedangkan di Indonesia, berpuasa di musim hujan dengan suhu yang lebih dingin,” ujarnya.

Meski merasa nyaman, namun ada sesuatu yang kurang bagi Demba di bulan ramadhan ini.

Salah satunya ialah terkait dengan kuliner.

Demba masih kesulitan dalam menemukan makanan khas Guinea untuk berbuka puasa. 

Seperti hal yang lumrah pada umumnya, di mana di setiap negara pasti memiliki makanan khas saat Ramadhan.

Meski begitu, dia tetap menikmati kuliner Indonesia.

Dari sekian banyak makanan yang ia coba, nasi goreng serta nasi putih dengan ayam goreng atau bebek goreng menjadi favoritnya.

“Satu-satunya yang saya rasakan adalah kurangnya makanan yang biasa saya makan untuk berbuka puasa,"

"Seperti Lafidi, jenis makanan khusus yang saya sangat suka dan bubur yang terbuat dari beras atau jagung,” katanya.

Pengalaman Ramadan di Indonesia bagi Demba tidak hanya memperkaya perspektifnya tentang budaya Muslim di negara lain, tetapi juga memberinya kesempatan untuk beradaptasi dengan tradisi baru.

Pengalamannya ini menjadi cerminan bagaimana Ramadan tetap terasa istimewa di mana pun berada.

Dengan berbagai perbedaan budaya dan tradisi, semangat ibadah dan kebersamaan tetap menjadi esensi utama dalam menjalani bulan suci ini.

“Saya sangat menikmati Ramadan di sini,"

"Meskipun ada beberapa hal yang berbeda, tetapi saya merasa nyaman dan bisa berpuasa dengan baik,"

"Saya berharap selama bulan Ramadan ini memohon kepada Allah SWT agar selalu memberikan kesehatan, akhlak dan karakter yang baik untuk menjalankan kewajiban agama ini," tandasnya.

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved