Arema FC Vs Persik Kediri

Arema FC Didesak Bubar Usai Ulah Anarkis Aremania, Baru Kembali ke Kanjuruhan Sudah Rusak Bus Persik

Arema FC didesak bubar usai ulah anarkis Aremania setelah laga kontra Persik kediri, Minggu (11/5/2025). Buntut pelemparan batu ke bus Persik.

Penulis: Frida Anjani | Editor: Frida Anjani
Instagram @aremafcofficial
DIDESAK BUBAR - Postingan permintaan maaf Arema FC atas insiden pelembaran batu ke bus tim Persik Kediri oleh oknum Aremania. Skuat Singo Edan banyak didesak untuk bubar oleh penggemar sepak bola. 

SURYAMALANG.COM - Klub sepakbola Arema FC didesak bubar usai ulah anarkis Aremania setelah laga kontra Persik Kediri, Minggu (11/5/2025) kemarin. 

Skuat Singo Edan kalah dengan skor 0-3 dari Persik Kediri di Stadion Kanjuruhan membuat banyak Aremania kecewa. 

Namun, sikap anarkis yang dilakukan Aremania kepada tim Persik Kediri mendapat kecaman banyak pihak. 

Arema FC menerima banyak hujatan dari suporter lainnya usai pelemparan bus Persik Kediri, desakan bubar untuk Singo Edan semakin nyata.

Kembali bermain ke Stadion Kanjuruhan Malang tak membuat suporter Arema FC, Aremania belajar atas tragedi menyesakkan 1 Oktober 2022.

Menjamu Persik Kediri, Arema FC menelan kekalahan telak dengan skor 0-3 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (11/5/2025).

Tiga gol kemenangan Persik Kediri atas Arema FC dicatatkan oleh Vava Mario Yagalo (25'), Ramiro Fergonzi (72') dan Ze Valente (82').

Kekalahan tersebut membuat Aremania emosional.

Baca juga: Sikap Legowo Persik Kediri Maafkan Arema FC Usai Kaca Busnya Pecah Akibat Dilempari Batu Aremania

Di luar lapangan, tak disangka, bis yang membawa para pemain Persik Kedirike hotel penginapan mengalami pelemparan oleh beberapa suporter Arema FC 

Imbasnya, sejumlah orang mengalami luka temasuk pelatih kepala Persik Kediri, Divaldo Alves.

Sementara para pemain Persik Kediri tak ada yang mengalami luka imbas insiden memalukan tersebut.

Mengetahui hal itu, Instagram resmi Arema FC jadi sasaran amuk kekecewaan para suporter.

Di mana, para suporter menyerbu IG resmi Arema FC dengan tuntutan pembubaran tim berjuluk Singo Edan tersebut.

Menurut mereka, Arema FC dan Aremania tak belajar dari tragedi Kanjuruhan yang merenggut 131 nyawa itu.

"Kami datang dengan masih membawa doa dan belasungkawa, kami pulang kalian hujani Batu. Ada kah hati dan otakmu?" tulis @mukhli****

"BUBARKAN AREMA!" tulis @pagarhijauman****

"Indonesia indah tanpa arema!" tulis @sindhiyusta****

"BUYARNO AE CLUB E SAMPEAN MAS :)," tulis @aldinomahard****

"BANNED AREMA DARI LIGA 1," tulis @deandrawi****

"GAUSAH BAL BAL AN SAM. RESIKOO," tulis @orley***

"Tombol bubarkan Arema," tulis @arief.fa****

"Liga Indonesia tanpa Arema? Insyaallah aman pak @erickthohir @pssi," tulis @san****

"Jogja enek #MataramIsRed mergo Tragedi Kanjuruhan, lha sing terlibat kok ora belajar?" tulis @pasoepat****

"@erickthohir ayoo pak BUBARKAN KLUB ini.. sudah banyal melanggar Aturan," tulis @wahyuk****

Patut dinantikan, keputusan apa yang akan diambil Komisi Disiplin PSSI mengenai insiden memalukan seusai laga Arema FC kontra Persik Kediri.

Gas Air Mata Ditembakkan

Kericuhan terjadi di perbatasan Malang- Kediri pasca laga Arema FC Vs Persik Kediri, di kecamatan Kandangan, Senin (12/5/2025) dini hari.

Polisi sampai melepaskan tembakan gas air mata untuk menghalau massa yang mengaku sebagai suporter Persik Kediri yang memaksa masuk ke wilayah Malang.

Aksi brutal sekelompok pemuda yang mengaku sebagai suporter Persik Kediri itu nyaris memicu kericuhan besar di wilayah Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri. 

Dalam kondisi diduga dipengaruhi minuman keras, kelompok ini menyerang aparat kepolisian yang tengah melakukan penyekatan pada Senin (12/5/2025) dini hari di wilayah perbatasan Kediri - Malang tersebut. 

Sebanyak 29 orang diamankan polisi usai melakukan perlawanan saat digeledah di Desa Kacangan Kecamatan Kandangan, sekitar pukul 02.00 WIB.

DIAMANKAN - Petugas Polres Kediri mengamankan 29 pemuda di wilayah Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri, Senin (12/5/2025) pagi. Dalam kondisi diduga dipengaruhi minuman keras, kelompok ini menyerang aparat kepolisian yang tengah melakukan penyekatan pada Senin (12/5/2025) dini hari di wilayah perbatasan Kediri - Malang tersebut.
DIAMANKAN - Petugas Polres Kediri mengamankan 29 pemuda di wilayah Kecamatan Kandangan Kabupaten Kediri, Senin (12/5/2025) pagi. Dalam kondisi diduga dipengaruhi minuman keras, kelompok ini menyerang aparat kepolisian yang tengah melakukan penyekatan pada Senin (12/5/2025) dini hari di wilayah perbatasan Kediri - Malang tersebut. (SURYAMALANG.COM/HUMAS POLRES KEDIRI)

Penyerangan dilakukan dengan melempar batu, botol kaca, kayu, hingga menyalakan mercon ke arah petugas.

"Awalnya mereka kami sekat untuk mencegah pergerakan massa ke perbatasan Kediri-Malang. Namun, rombongan ini justru menyerang dan membahayakan petugas di lapangan," kata Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto saat dikonfirmasi, Senin (12/5/2025). 

Bimo menyebutkan, dari hasil interogasi, sebagian besar dari mereka bukan suporter fanatik, melainkan hanya ikut-ikutan teman dan dalam kondisi dipengaruhi alkohol.

"Setelah kami amankan dan lakukan pemeriksaan, nyaris semuanya mengaku habis minum minuman keras. Mereka ini lebih ke arah pembuat onar, bukan suporter sejati," tegas Bimo.

Petugas terpaksa menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa dan menghindari eskalasi lebih jauh.

Setelah kondisi terkendali, 29 pemuda langsung digelandang ke Mapolres Kediri untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Beberapa pelaku yang diamankan antara lain BI (20), warga Desa Jambu, Kecamatan Kayen Kidul, DE (23), mahasiswa asal Desa Langenharjo, Kecamatan Plemahan, dan AD (17), pelajar asal Desa Krandang, Kecamatan Plosoklaten.

Selain itu, ada juga FA (21), warga Mojoroto, Kota Kediri, GA (24), warga Puncu, MO (22), warga Gadungan Timur, dan RA (15), pelajar asal Desa Kandangan.

Para pelaku berasal dari berbagai wilayah Kabupaten dan Kota Kediri, bahkan sebagian masih berstatus pelajar.

Barang bukti yang diamankan berupa batu, kayu, puluhan unit motor, hingga sisa-sisa petasan. Polisi juga menyita 25 unit handphone milik para pelaku.

AKBP Bimo menegaskan, tindakan tegas akan diberikan terhadap pelaku yang terbukti melakukan penyerangan.

Ia mengimbau masyarakat, khususnya para pemuda, untuk tidak terprovokasi dan selalu menjaga ketertiban, terutama saat agenda sepak bola berlangsung.

"Kami pastikan keamanan tetap terjaga. Bila ada yang coba-coba mengganggu ketertiban, pasti kami tindak," tegasnya.

AKBP Bimo juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi pergaulan anak-anak mereka, terutama menjelang pertandingan sepak bola yang kerap memancing euforia berlebihan.

"Sebagian dari pelaku ini masih anak-anak. Kami mengimbau para orang tua agar lebih memperhatikan aktivitas dan pergaulan anak-anaknya, jangan sampai terlibat dalam kegiatan yang bisa merugikan diri sendiri dan orang lain," tegasnya.

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved