Anjing Pelacak dari Surabaya Diterjunkan untuk Mencari 6 Korban Tanah Longsor di Trenggalek

Anjing Pelacak dari Surabaya Diterjunkan untuk Mencari 6 Korban Tanah Longsor di Trenggalek

SURYAMALANG.COM/Sofyan Arif Candra
ANJING PELACAK - Polisi terjunkan anjing pelacak dalam pencarian enam korban tanah longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur Rabu (21/5/2025). 

SURYAMALANG.COM, TRENGGALEK - Korban hilang akibat tanah longsor di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek belum ditemukan, Rabu (21/5/2025)

Korban hilang itu berjumlah enam orang, kini proses pencariannya masih dilakukan.

Pada hari kedua pencarian ini, Rabu (21/5/2025), petugas gabungan terutama dari unsur Polri menerjunkan anjing pelacak (K9).

Kapolres Trenggalek, AKBP Ridwan Maliki menuturkan, anjing pelacak tersebut didatangkan langsung dari Surabaya untuk membantu mencari keberadaan enam korban yang diduga tertimbun material longsor.

Baca juga: Kesulitan Tim SAR di Lokasi Longsor Trenggalek Hari Pertama, Belum Bisa Capai Pencarian 6 Korban  

"Kami turunkan terlebih dahulu dua unit anjing pelacak untuk membantu kami mencari korban yang ada di TKP," kata Maliki kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (20/5/2025).

Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut hasil pencarian hari pertama, petugas berhasil membuka 8 titik tanah longsor di Desa Depok.

Sejumlah alat berat dari BPBD Trenggalek, Basarnas, Dinas PUPR, bahkan bantuan dari BPBD kabupaten/kota lain didatangkan agar pembukaan akses menuju titik longsor utama bisa segera dirampungkan.

"Tim gabungan sudah berhasil mencapai titik rumah yang tertimbun longsor," lanjut Maliki.

Dalam pencarian hari kedua, tim akan dibagi menjadi dua arah untuk mempercepat evakuasi.

Tim pertama akan bertugas dari bawah dan fokus pada pembukaan akses jalan warga menggunakan alat berat.

Sementara tim kedua akan bergerak dari arah atas untuk langsung mencari korban di lokasi utama longsor.

Kendala utama pencarian hari pertama adalah akses jalan menuju titik utama longsor karena banyaknya titik longsor dan tanah yang jenuh serta labil.

"(Titik utama longsor) masih sulit dijangkau oleh alat berat karena kontur tanah yang tidak memungkinkan," tambah Maliki.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved