Kronologi MMH Siswi Jadi Anak Asuh Dedi Mulyadi Tenggak Pembersih Lantai, Putus Asa Tak Bisa Sekolah

Kronologi MMH siswi SMA jadi anak asuh Dedi Mulyadi setelah tenggak pembersih lantai, putus asa tak bisa sekolah, depresi, korban kemiskinan.

|
KOMPAS.com/ MUHAMMAD SYAHRI ROMDHON/Instagram @dedimulyadi71
ANAK ASUH KDM - MMH 17 tahun (KIRI) siswi SMA asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dirawat di rumah sakit setelah nekat menenggak cairan pembersih lantai pada Jumat (6/6/2025) malam. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KANAN) dalam postingan Instagram-nya (4/6/2025). Pada akhirnya MMH menjadi anak asuh Dedi Mulyadi. 

SURYAMALANG.COM, - Seorang siswi berusia 17 tahun inisial MMH asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat menenggak cairan pembersih lantai akibat depresi jadi korban kemiskinan. 

MMH putus asa sebab tidak bisa melanjutkan sekolah ke SMA padahal remaja itu adalah siswi berprestasi.

Akhirnya, MMH cuma bisa menerima kenyataan dan harus bekerja dengan upah minim yang belum bisa memenuhi kebutuhan keluarga. 

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi turun tangan dan menjadikan MMH sebagai anak asuh.

Kronologi MMH Tenggak Pembersih Lantai

MMH dikenal santri berprestasi di salah satu pondok pesantren Kota Cirebon dan pandai berpidato dalam bahasa Inggris serta memiliki nilai akademis baik.
 
Setelah lulus dari pesantren pada 2024, MMH sempat bersekolah di SMA Negeri Kecamatan Tengah Tani, namun terhenti akibat kendala biaya.

Sehari-hari, MMH bekerja sebagai penjaga warung buah di Pasar Kalitanjung, Kota Cirebon

Dari pekerjaannya itu, MMH mendapatkan penghasilan Rp 20.000 per hari.

Baca juga: Alasan Adnan Viral Naik Sepeda 2 Hari Demi Ketemu Dedi Mulyadi, Jauh-jauh dari Jateng Gagal Jumpa

MMH merupakan anak tunggal dari pasangan yang sudah lama berpisah. Ia tinggal bersama ayahnya, seorang buruh lepas.

Dengan hidup yang serba terbatas, MMH putus asa sebab tidak bisa melanjutkan pendidikannya.

MMH akhirnya nekat meminum pembersih lantai saat sedang berjualan pada Jumat (6/6/2025) malam.

Remaja itu menenggak cairan berbahaya sekitar pukul 23.30 WIB, lalu segera menghubungi temannya karena tidak mampu menahan sakit.

Korban sempat dirawat intensif di ruang ICU sebelum akhirnya sadar dan dipindahkan ke ruang perawatan biasa.

Ahmad Faozan, Ketua LBH Bapeksi Kota Cirebon yang juga kuasa hukum keluarga korban, mengatakan MMH melakukan aksi nekat tersebut karena merasa putus asa. 

"Dia depresi karena keinginan untuk sekolah di Kota Cirebon tidak dapat dia gapai. Masalahnya adalah ekonomi yang menghantui kehidupannya," kata Faozan saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/6/2025).

Baca juga: Profil Putri Karlina Calon Menantu Dedi Mulyadi, Wakil Bupati Garut Gercep Sidak Jam Malam Pelajar

Untuk mencukupi kebutuhan, MMH bekerja menjaga warung buah dengan penghasilan Rp 20.000 per-hari.
 
"Korban depresi karena kemiskinan, dia tidak bisa melanjutkan SMA-nya. Dia sudah berusaha menjadi pelayan dan penjaga toko buah, tetapi upahnya tidak mencukupi," tambah Faozan.

Jadi Anak Asuh KDM

Halaman
123
Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved