Langkah Pemprov Jatim Atasi Banjir Kali Lamong, Kucurkan Rp 22 Miliar Bangun Embung di Gresik

Pemprov sudah turun tangan dengan membantu pembangunan embung atau retarding basin di desa Cermen, kecamatan Keadamean Gresik.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Dyan Rekohadi
willy abraham
FOTO DOKUMENTASI KALI LAMONG - Normalisasi Kali Lamong oleh Pemkab Gresik Mei 2024. Pemprov Jatim melalui Pemkab Gresik akan mulai membangun embung di desa Cermen, kecamatan Kedamean Gresik 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menegaskan pengendalian banjir dampak DAS Kali Lamong terus dikoordinasikan dan kini menjadi prioritas dari Pemprov.

Sebab banjir di aliran DAS Kali Lamong ini menjadi bencana tahunan yang selalu dikeluhkan oleh warga masyarakat. Khususnya Kabupaten Gresik.

Ia menegaskan, Kali Lamong sejatinya adalah sungai di bawah kewenangan Kementerian PU di bawah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.

Meskipun secara bertahap berkurang tapi banjir masih sering terjadi.

“Solusi paling efektif adalah membangun tanggul di kedua sisi sepanjang total lebih dari 40 km, namun hal ini terkendala masifnya biaya yang dibutuhkan. Maka solusi alternatif yang juga melengkapi/komplementer dengan tanggul yang ada adalah membangun retarding basin (danau Retarding) atau embung di titik-titik strategis sebagai tempat penampungan debit air,” tegas Emil Dardak.

Saat ini Pemprov sudah turun tangan dengan membantu pembangunan embung atau retarding basin di desa Cermen. 

Pembangunan ini dilakukan secara bertahap di mana tahun ini dianggarkan sekitar Rp 22 miliar dari total Rp 40 miliar.

Embung ini akan dibangun dengan luasan 10 hektar.

“Pembebasan lahan dilakukan oleh kabupaten Gresik. Kita akan terus koordinasi dengan stakeholder termasuk dengan dewan di Komisi B,” tegas Emil.

Di sisi lain, Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur Baju Trihaksoro menegaskan pembangunan retarding basin atau embung di Cermen merupakan upaya pengendalian banjir DAS Kali Lamong yang juga diusulkan oleh Kabupaten Gresik

Embung ini ditegaskannya bukanlah solusi untuk menghilangkan banjir. Tapi bisa mereduksi banjir di titik tertentu di kawasan Cermen Kecamatan Kedamean. 

“Embung ini akan membantu untuk mengurangi banjir di empat desa bagian hilir retarding basin. Yaitu Desa Morowudi, Desa Sukoanyar, Desa Bringkang, dan Desa Boboh,” tegas Baju. 

Dengan luasan 10 hektar, embung ini akan mampu menampung 418 ribu kubik air. Tidak hanya sebagai penampung air untuk mencegah banjir, namun di musim kemarau embung ini akan bisa menjadi sumber irigasi pertanian.

“Targetnya begitu. Jadi embung ini di musim kemarau akan bisa mengairi pertanian di sana. Lahan sawah yang biasanya dua kali tanam dalam setahun bisa jadi tiga kali tanam dalam setahun,” tegas Baju.

Progresnya, saat ini Pemkab Gresik sedang proses untuk pembebasan lahan.

Targetnya bulan Agustus tahun 2025 ini infrastruktur embung akan mulai dibangun.

Dengan bahan utama timbunan tanah, embung ini akan dilengkapi inlet dan outlet berpintu. 

“Dari Pemkab memang ada sembilan embung yang direncanakan akan dibangun. Satu sudah terealisasi di Tambak Beras dan yang kedua kita bantu pembangunannya di Cermen ini,” tegasnya.

Sembilan embung yang direncanakan juga akan dibangun di Sedapurklagen, Wotansari, Boboh, Morowudi, Kedanyang, Putat Lor, dan Beton. 

Di sisi lain, pengendalian banjir Kali Lamong ini sebenarnya sudah direncanakan oleh BPWS Solo.

Mereka akan membangun tanggul dengan total anggaran Rp 1,1 trilliun.

Pada realisasinya sudah turun anggaran Rp 200 miliar untuk pembangunan tanggul parapet beton di spot-spot lahan yang sudah disiapkan dan dibebaskan oleh Pemkab Gresik.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved