KMP Tunu Pratama Tenggelam di Selat Bali

Juru Mudi KMP Tunu Pratama Jaya Yongky Aditya Masih Sempat Telefon, Istri Berharap Keajaiban

Keluarga masih berharap Yongky Aditya Pranata, juru mudi kapal KMP Tunu Pratama Jaya bisa ditemukan dalam kondisi selamat.

Editor: Dyan Rekohadi
KOLASE - SURYAMALANG.COM/SInca Ari/ Imam Nawawi
KELUARGA  KORBAN - Keluarga penumpang dan kru KMP Tunu Pratama Jaya yang masih terus bertahan di Posko Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada Jum'at (4/7/2025) dan Tim SAR lakukan pencarian korban kapal Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Jumat (4/7/2025) 

Laporan : Sinca Ari Pangistu

SURYAMALANG.COM, BONDOWOSO - Mujizat menjadi harapan yang digantungkan keluarga juru mudi KMP Tunu Pratama Jaya, yang tenggelam di Selat Bali.

Keluarga masih berharap Yongky Aditya Pranata, juru mudi kapal KMP Tunu Pratama Jaya bisa ditemukan dalam kondisi selamat.

Harapan itu tak ingin mereka lepaskan meski upaya pencarian oleh Tim SAR Gabungan hingga JUmat (4/7/2025) masih nihil.

Keluarga Yongky Aditya Pranata sudah dua hari bertahan di Posko Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Elsa Mardianita (31), istri juru pengemudi bernama Yongky Aditya Pranata, beserta ke dua anaknya yang berusia 6 tahun dan 4 tahun, terus berharap suaminya ditemukan dalam kondisi sehat. 

Menurut Elsa, suaminya sudah 4 tahun bekerja di KMP Tunu Pratama Jaya.

Sebelum tragedi terjadi, suaminya sempat mengiriminya pesan Whatsaap pada sekitar pukul 21.00 WIB.

Tak ada yang janggal, suaminya biasa menghubunginya untuk menanyakan aktivitas istri dan anaknya.

"Kontak seperti biasa, ma ngapain gitu. Tanya anak-anak sudah tidur. Jam 9 malam terakhir (komunikasi, red)," jelasnya.

Elsa mengaku tak punya firasat apa pun.

Karena sejak usai waktu Maghrib sebelum berangkat, suaminya pamit berangkat kerja sama seperti hari-hari biasa. Yakni, menciumnya dan 2 anaknya. 

"Memang setiap berangkat kerja begitu, tak ada yang berbeda," ujarnya dikonfirmasi pada Jum'at (5/7/2025).

Ia mendapat kabar pagi saat bangun tidur pada sekitar jam subuh.

Dirinya melihat handphonenya sudah memiliki banyak panggilan tak terjawab.

"Ternyata kabarnya sudah tenggelam jam 12an malam. Langsung saya ke sini," ujarnya.

Dia berharap ada keajaiban suaminya ditemukan terdampar ditemukan nelayan atau warga dalam kondisi sehat.

Meski, dirinya bersama keluarga sudah ikhlas apa pun hasil pencarian.

"Tapi ya sudah kembali ke takdir. Ini hari ke dua. Saya ikhlas. Kemungkinan masih ada. Kalau sudah yang kuasa berkehendak, saya terima," harapnya dengan mata berkaca-kaca.

Ia menceritakan suaminya itu merupakan sosok yang sangat penyayang.

Tak pernah membiarkan istrinya bekerja berat.

Elsa selama ini hanya diminta agar sholat dan mendidik anak-anak.

"Kayaknya tak ada suami yang seperti suamiku. Semua serba diistimewakan. Misalkan mau berangkat kerja, keperluan semua disiapkan. Aku sudah terima jadi," pungkasnya.

Seperti diketahui data sementara baru ada 36 penumpang dan kru yang ditemukan.

Enam di antaranya meninggal dunia.

Sementara data penumpang disebut berjumlah 65 orang, yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru, serta 22 kendaraan.

Pantauan di lapangan, keluarga penumpang dan kru KMP Tunu Pratama Jaya terus berdatangan.

Ada yang bertahan sejak kemarin, sembari menunggu informasi hasil pencarian.

 

 

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved