Blitar

Peringati 70 Tahun KAA di Blitar, Megawati Ingatkan AI dan Bahaya Imperialisme Digital

Di hadapan para perwakilan negara dan tamu undangan, Megawati menyinggung fenomena global yang kini ramai diperbincangkan: yaitu AI.

Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/ISTIMEWA
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di acara peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Kompleks Makam Bung Karno, Kota Blitar, Sabtu (1/11/2025).  

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menegaskan pentingnya kembali meneguhkan nilai-nilai kemanusiaan dan Pancasila di tengah arus teknologi yang kian pesat, termasuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Hal itu disampaikan Megawati di acara peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Kompleks Makam Bung Karno, Kota Blitar, Sabtu (1/11/2025). 

Di hadapan para perwakilan negara dan tamu undangan, Megawati menyinggung fenomena global yang kini ramai diperbincangkan: yaitu AI.

Dengan nada tegas dia mengatakan bahwa AI tidak akan pernah melampaui kemampuan otak manusia.

“AI itu tidak lebih hebat dari otak saya, karena otak adalah ciptaan Tuhan,” ujar Megawati disambut tepuk tangan audiens.

Presiden ke-5 RI itu mengingatkan agar masyarakat, terutama generasi muda, tidak tergila-gila pada teknologi AI maupun robotik.

Menurutnya, kemajuan teknologi bisa menjadi bentuk baru dari imperialisme modern jika tidak dikendalikan oleh nilai kemanusiaan dan kebijaksanaan bangsa sendiri.

“AI bisa jadi alat imperialisme baru. Kita harus hati-hati, jangan sampai bangsa ini kehilangan jati dirinya hanya karena tergoda kemajuan teknologi,” tuturnya.

Dalam pidatonya, Megawati juga mengenang perjalanan hidupnya yang sejak usia 14 tahun telah mengenal dunia politik.

Dia mengaku mengidolakan tokoh-tokoh besar dunia seperti Nikita Khrushchev dari Rusia, yang menurutnya merupakan pemimpin dengan visi kuat bagi bangsanya.

Tak lupa, Megawati ini juga menyinggung pidato legendaris Presiden Soekarno, ayahandanya, dalam Konferensi Asia Afrika tahun 1955 yang menyerukan semangat membangun dunia baru “To Build the World Anew.”.

“Bung Karno itu pemimpin futuristik. Beliau sudah memikirkan masa depan dunia, mempersembahkan Pancasila bukan hanya untuk Indonesia, tapi bagi umat manusia. Karena Pancasila adalah universal, berakar pada ketuhanan,” beber Megawati.

Megawati juga berpesan kepada anak muda agar tidak terisolasi atau apatis terhadap isu geopolitik, karena masa depan bangsa akan ditentukan oleh pemahaman mereka terhadap dinamika global.

“Geopolitik itu penting. Jangan jadi anak muda yang kuper. Pahami dunia agar tidak mudah dipermainkan oleh kepentingan asing,” ujarnya lantang.

Dalam pidatonya, dia juga menegaskan kembali pandangan Bung Karno bahwa Pancasila adalah “the lifeline map of anti-imperialism” peta jalan kehidupan untuk melawan segala bentuk penindasan dan menjaga kearifan lokal dalam semangat mufakat. (*)

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved