SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Perhutani kini tengah menginventarisir kegiatan penambangan ilegal di kawasan Perhutani. Apabila ditemukan, maka para penambang yang melakukan aktivitas akan ditindak secara hukum.
Demikian diungkapkan, Direktur Utama Perum Perhutani, Mustoha Iskandar usai membesuk Tosan, rekan Salim Kancil, di RSU Dr. Saiful Anwar Malang, Jumat (2/10/2015) sore bersama sejumlah pejabat Perhutani di Jawa Timur.
Saat itu Mustoha juga mengakui bahwa aktivitas penambangan pasir berlangsung di luar wilayah Perhutani.
"Kalau yang ditolak pak Tosan lokasinya di luar kawasan Perhutani, isu yang ada itu di kawasan Perhutani, tapi saya tekankan tidak di kawasan Perhutani," katanya.
Walau demikian, aktivitas yang membuat Salim Kancil dan Tosan menolak kegiatan itu hingga dikeroyok puluhan orang pada Sabtu (26/10/2015) pagi, dianggap sebagai momentum bagi Perhutani untuk bertindak jauh lebih keras terhadap penambangan di kawasan hutan Perhutani.
Oleh karena itu, ia meminta jajarannya untuk mengidentifikasi seluruh titik tambang di seluruh wilayah Perhutani. Identifikasi ini untuk memastikan apakah aktivitas penambangan di sana illegal atau tidak.
"Kami sudah perintahkan inventarisir tambang ilegal di kawasan hutan. Ada beberapa titik termasuk Lumajang, Malang, Tasikmalaya, dan yang lainnya," kata Mustoha.
Untuk diketahui, Mustoha datang ke RSSA untuk memastikan kondisi kesehatan Tosan. Ia datang ke rumah sakit sekitar pukul 16.00. Di sini ia langsung masuk ke ruang 12 tempat Tosan dirawat, yang saat ini dijaga polisi dengan ketat.
Kala itu ia juga memberi santunan pada keluarga Tosan. Meski demikian, angka santunan itu enggan dipaparkan.