SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Asap sulfatara di Kawah Gunung Bromo terpantau masih mencapai ketinggian 50 - 100 meter dari puncak kawah, Selasa (17/11/2015).
Asap tersebut berwarna putih tipis hingga sedang, juga tercium bau belerang ringan sampai pekat. Demikian data dari Pos Pemantaun Gunung Api (PPGA) Bromo Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang diterima oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Selasa (17/11/2015).
Kepala BB TNBTS Ayu Dewi Utari mengatakan berdasarkan keterangan PPGA Bromo, kegempaan juga masih lebih tinggi dibandingkan biasanya.
"Status tetap Waspada. Hanya saja bukan berarti Bromo ditutup total seperti isu di luaran. Dalam status itu batas aman pendakian sampai 1 KM dari kawah, jadi di lautan pasir masih bisa," ujar Ayu kepada SURYAMALANG.COM.
Pekan lalu, sempat muncul asap berwarna pekat selama dua hingga tiga hari dari kawah Bromo. Kini asap pekat itu sudah mulai berkurang dan digantikan dengan asap putih tipis hingga sedang.
Meski begitu, karena status masih Waspada, wisatawan tetap dilarang mendaki sampai ke bibir kawah. Mereka hanya bisa menikmati sunrise dari Penanjakan dan sekitarnya, lautan pasir, juga savana.
Ayu menambahkan pihaknya sudah memasang himbauan secara tertulis di setiap pintu masuk. Pihaknya juga menyampaikan himbauan batas aman untuk mendaki melalui website.
"Untuk kenyamanan dan keamanan wisatawan, kami harapkan wisatawan mematuhi yang kami pasang. Kami tegaskan lagi, kawasan Bromo tidak ditutup total tetapi hanya tidak boleh mendaki ke kawah saja," pungkas Ayu.
Gunung Bromo, salah satu andalan destinasi wisata Provinsi Jawa Timur kerap menjadi jujugan wisatawan asing dan lokal.
Gunung itu menyajikan kawah eksotis yang masih aktif, dengan lautan pasir mengelilinginya. Jalan masuk ke gunung itu bisa melalui empat kabupaten yakni Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang.