Baca tanpa iklan
SURYAMALANG.COM - Penyidik Polda Jatim terus mengumpulkan bukti dan saksi terkait kasus pembunuhan dan penipuan di Probolinggo oleh Dimas Kanjeng.
Diantara saksi yang menarik perhatian adalah dua saksi yang baru saja didatangkan ke Polda Jatim.
Mereka adalah penjahit jubah kebesaran Dimas Kanjeng Taat Pribadi dan pembuat bolpen laduni berinisial AS.
"Penjahit jubah Taat bernama Mahmudiono sudah diperiksa," terang Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol RP Argo Yuwono, Selasa (8/11/2016).
Menurut Argo, jubah pertama yang dipakai Dimas Kanjeng Taat Pribadi itu dibikin tahun 2010 oleh Dollah.
Tapi Dollah sudah meninggal dunia.
Setelah Dollah meninggal dunia, Dimas Kanjeng mempercayakan penjahitan jubah pada Mahmudiono.
Di depan polisi, Mahmudiono pun menjelaskan semua hal terkait jubah yang membuat Dimas Kanjeng menipu ribuan orang itu.
"Jumlah jubah Dimas Kanjeng ada 7. Satu jubah warna merah dan satu jubah warna hijau serta lima jubah warna hitam," kata Mahmudiono di depan penyidik, sebagaimana ditirukan oleh Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol RP Argo Yuwono, Selasa (8/11/2016).
Jubah yang dipakai Taat saat mengeluarkan uang punya saku di bagian belakang.
Ukuran saku ini sangat besar, yakni sekitar 40 cm x 40 cm.
Namun bentuk saku untuk memasukkan tangan saat dipakai mengambil uang, jahitannya tidak akan terlihat dari kejauhan.
Orang yang melihat jubah ini akan tertipu.
Mereka akan melihat jubah sepertinya polos saja tidak memiliki saku.
"Padahal, saku itu bisa menampung uang Rp 70 juta sampai Rp 100 juta (pecahan Rp 50.000 dan Rp 100.000)," kata Argo.
Lewat jubah ini, Dimas Kanjeng sukses menipu ribuan orang.
Dengan trik khusus, ia mengeluarkan uang di hadapan jamaah, sehingga seolah-olah ia terlihat sebagai orang sakti yang bisa menggandakan uang.
Padahal, uang itu sudah disiapkannya di saku khusus yang ada di jubahnya tadi. (*)