SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Hadi Purwanto alias Toger, Ketua Jalur ABG, mengatakan, rencana demo menolak angkutan online sebenarnya diancang-ancang dan digelar pada Senin (20/2/2017). Namun, para pengemudi angkot masih akan menunggu sampai Minggu (19/2/2017) untuk menentukan sikap lanjut. Waktu ini, kata Toger, sesuai dengan janji Kusnadi.
“Jika besok tidak ada keputusan pada hari Minggu, Selasa atau Senin seluruh angkot di Malang Raya akan untuk rasa turun jalan,” kata Toger, dalam pertemuan antara para ketua jalur, Organda, dan Dinas Perhungan, Sabtu (18/2/2017). Selama waktu menunggu ini, ia meminta para sopir agar tidak menggelar aksi atau bertindak anarkistis.
Keberadaan angkutan berbasis online merupakan ironi bagi para sopir angkot. Di saat penumpang mulai sepi, angkutan itu menyerbu dan membuat peminat angkot makin berkurang. Menurut Toger, ada lima jalur yang sudah dan tengah berjuang dari “kematian” dalam lima tahun terakhir. Lima jalur itu, yakni PSG, ASD, TST, JMD, MA. “MA ini masih ada. Tapi sekarang sudah sepi,” ujarnya.
Jika masalah ini tidak segera selesaikan, Joger khawatir konflik horisontal antara sopir angkot dan sopir angkutan online akan terus terjadi. “Kalau (angkot) sepi, itu di tangan Allah.T api kalau sepi karena ada persaingan yang terlalu menyakitkan, akan terjadi konflik,” tuturnya.
Pihaknya pun akan menuntut para sopir angkutan jalur AMG agar tidak menarik tarif di atas ketentuan. Jika sampai ketahuan, kata dia, sopir tersebut akan dikeluarkan dari jalur. Aturan ini diterapkan untuk memunculkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap angkutan.