SURYAMALANG.COM - Beberapa waktu lalu sempat heboh berita penangkapan Sultan Haikal, peretas 4.600 situs yang masih berusia 19 tahun.
Dilansir dari Tribunnews.com, Haikal dan tiga anak buahnya yang juga masih muda ditangkap karena membobol akun situs jual-beli tiket online, tiket.com, hingga mencapai kerugian Rp 4,1 miliar dan Citilink Indonesia yang juga mengalami kerugian sebesar Rp 2 miliar.
Demikian disampaikan Kanit III Subdit I Direktorat VI Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri, AKBP Idam Wasiadi, Rabu (5/4/2017).
Ketiga anak buah Haikal juga terbilang masih muda dan hanya lulusan SMA, yakni MKU (19), AI (19), dan NTM (27).
Sejauh ini, pihak Bareskrim Polri baru menemukan dan menyita barang bukti aset berupa buku tabungan berisi saldo Rp 212 juta, rumah tempat penangkapan di Balikpapan yang dibeli tersangka MKU, dan satu unit motor.
Pada pemeriksaan, Haikal mengaku hanya sedikit menerima bagian dari penjualan tiket yang diperolehnya dari meretas akun tiket.com
Ia mengaku membeli dua unit motor dan selebihnya dibagi-bagikan ke kelompoknya.
Karena perbuatannya tersebut, Haikal dan tiga anak buahnya dijerat Pasal 46 ayat 1,2 dan 3 juncto Pasal 30 ayat 1,2, dan 3 dan/atau Pasal 51 ayat 1 dan 2 juncto Pasal 35 dan/atau Pasal 36 UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dan/atau Pasal 363 KUHP.
Tak hanya itu, keempatnya juga dijerat Pasal 3,5, dan 10 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Sebab, mereka diduga menyamarkan hasil kejahatannya dengan membelikan sejumlah aset.
Namun ada kesaksian mengejutkan dari seseorang yang mengaku kakak kandung dari Haikal ini.
Hal tersebut diketahui dari unggahan-unggahan foto oleh akun Instagram bernama @shabrinajasmine.
Berdasarkan pantauan tim TribunWow.com pada Kamis (6/4/2017), dari pengakuan Shabrina, Haikal sesungguhnya bekerja untuk turut menjaga keamanan dari sejumlah situs.
Secara teknis, Haikal mencoba menyusup website milik seseorang atau lembaga, saat berhasil Haikal kemudian menawarkan kerja sama untuk memperbaiki celah yang mungkin bisa dimasuki oleh peretas.
Sampai berita ini diturunkan, kasus ini terus bergulir dan belum diketahui hasil akhirnya seperti apa.
Sultan Haikal tetap menjadi pesakitan di tahanan polisi.