SURYAMALANG.COM, TRENGGALEK - Hadi Ma'rufin (41) mengakui perbuatannya.
Tersangka pencabulan asal Desa Sukorame, Kecamatan Gandusari, Trenggalek itu mengaku menyetubuhi satu anak.
Sedangkan sembilan anak lain hanya dicabuli, seperti diremas-remas.
“Saya menyesal. Saya minta maaf kepada semua anak yang menjadi korban,” ujar Hadi kepada SURYAMALANG.COM di Mapolres Trenggalek, Rabu (18/4/2018).
Menurutnya, ritual memasukkan pulung hanya sebagai kedok.
Sebenarnya ritual ini hanya memasangkan ikat kepala yang sudah diberi mantra.
( Baca juga : Pesta Seks Tukar Pasangan di Hotel Lawang Malang, Begini Nasib 3 Pasutri yang Terciduk )
Biasanya ritual ini dilakukan di ruang tamu, lalu dilanjutkan menonton pertunjukan tari barongan di ruang tamu bersama.
“Saat itu saya khilaf. Awalnya ingin mengobati (salah satu korban) yang jatuh dari motor,” ucap Hadi.
Sebenarnya Hadi memang penari barongan yang biasa pentas bersama kelompok jaranan.
Hadi melatih anak-anak menari barong sekitar sebulan sebelumnya.
“Kebetulan ada satu anak yang saya latih, lalu dia mengajak temannya sehingga berkumpul banyak anak,” tuturnya.
Semua korban yang sudah diketahui berasal dari Tulungagung.
( Baca juga : Pantas Saja Rudal Tomahawk Mudah Dihancurkan, Ternyata ini Kehebatan S-200 )
Saat ini tari barongan memang sedang naik daun di Tulungagung, dan Trenggalek.
Banyak anak muda yang mempelajari tarian ini, bahkan membeli barongan sendiri.
Anak-anak yang diasuh Hadi membuat perkumpulan bernama IPENKA.
Namun, Hadi mengaku tidak tahu apa kepanjangan IPENKA.
“Anak-anak yang membuat nama itu.”
“Saya tidak tahu apa artinya,” tambah Hadi.
Sejauh ini belum ada anak didik Hadi yang benar-benar bisa menari barongan dan pentas.
Terungkapnya kasus ini bermula dari kekesalan warga.
Sebab, aktivitas Hadi bersama anak didiknya itu tidak kenal waktu.
( Baca juga : Dikabarkan Ada Seks Bebas dan Pesta Miras di Rumah Guru Tari, Selanjutnya Terungkap Fakta Pilu )
Puncaknya, warga bersama polisi membubarkan aktivitas di rumah Hadi pada Kamis (12/4/2018).
Ketika itu beredar kabar ada pesta miras dan s3ks bebas di rumah Hadi.
Namun Polisi memastikan tidak ada miras dan seks bebas.
Polisi mengevakuasi 15 anak laki-laki, dan tujuh anak perempuan berusia 10 tahun hingga 15 tahun.
Dari pengakuan anak-anak ini, mereka kerap melakukan ritual pengisian pulung.
Pasca pembubaran, satu anak melapor pernah disetubuhi Hadi.
Dari pengembangan penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Trenggalek, ada sembilan anak lainnya yang dicabuli Hadi.
UPDATE BERITA TERKINI:
LIKE Facebook Surya Arema
FOLLOW Instagram Surya Malang
FOLLOW Twitter Surya Malang