SURYAMALANG.com - Walikota Surabaya Tri Rismaharini atau Bu Risma kembali menitikan air mata dihadapan publik begitu ditanya soal rentetan bom di Surabaya.
Peristiwa tersebut terjadi saat Bu Risma menjadi salah satu narasumber di acara Kompas TV, Kamis (17/5/2018).
Dalam perbincangan tersebut, Bu Risma berbicara blak-blakkan terkait kondisi Surabaya setelah rentetan bom terjadi.
Dan yang menjadi sorotan, atau perhatian Bu Risma adalah kondisi anak-anak Surabaya yang menjadi trauma.
Sekedar diketahui, beberapa anak ikut dilibatkan dalam aksi pengeboman tiga gereja di Surabaya yang dilakukan satu keluarga.
"Trauma ini bukan anak-anak teroris saja tapi anak-anak lain juga ikut trauma," katanya sambil menangis tersedu-sedu.
"Apakah kerisauan Bu Risma sehingga kami harus melihat air mata?" tanya Rosi.
"Saya ingin melindungi anak-anak."
"Mereka tidak mengerti. Mereka tidak paham, tapi mengapa ini terjadi?"
"Mengapa mereka (para pelaku dewasa) tega melukai mereka. Mereka enggak ngerti apa-apa," tutur Risma terisak.
"Mereka enggak ngerti," ungkapnya lagi.
Risma menangis tersedu-sedu teringat dengan anak-anak terkait rangkaian peristiwa ledakan bom di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur.
Dirinya juga menyatakan akan membangun sebuah trauma center untuk memulihkan anak-anak dari trauma. "Karena saya pengen mereka tenang," tegasnya.
Rencana Risma itu membuat dirinya mendapat dukungan dari Direktur Rumah Kita Bersama Lies Marcoes dan pekerja seni Nia Dinata.
Saat mendengar dukungan itu, Risma menangis tersedu-sedu.
Lihat videonya di sini
Di berita sebelumnya, rentetan bom di Surabaya, baik itu di 3 gereja dan markas Polrestabes Surabaya menewaskan 18 orang.
Usai dilakukan identifikasi Polisi ungkap identitas para pelaku, Minggu (13/5/2018).
Dari penyelidikan yang dilakukan, terungkap bahwa pelakunya adalah Dita Oprianto bersama istri, Puji Kuswati dan empat anaknya. Mereka tercatat sebagai warga Rungkut Wonorejo, Surabaya.
Tak hanya di tiga gereja, ledakan bom juga mengikutsertakan anak-anak di Sidoarjo, Jawa Timur hingga bom di Mapolrestabes Surabaya pada Senin (14/5).
Adanya deretan teror bom di Surabaya mengakibatkan 25 orang tewas dan 57 dirawat di rumah sakit.
Sebanyak 13 orang yang meninggal merupakan pelaku bom bunuh diri dan ledakan.
Rinciannya, 6 orang tewas bom bunuh diri di tiga gereja, 4 orang tewas dalam aksi di Polrestabes Surabaya, dan 3 orang tewas di Rusun Wonocolo, Sepanjang, Sidoarjo.
Sedangkan korban tewas dari pihak warga masyarakat, yakni ada 12 orang.
Rinciannya di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel sebanyak 5 orang, dan Jalan Gereja Pantekosta, Jalan Arjuna, sebanyak 7 orang.
"Semua jenazah korban dari kalangan warga masyarakat sudah diserahkan kepada keluarga," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera, Senin (14/5/2018) malam.
Sedangkan untuk korban luka masih menjalani perawatan di berbagai rumah sakit di Surabaya.