Jendela Dunia

Ular Kobra Gigit Pesulap Jelang Pertunjukan, Petugas Turki dan Mesir Kompak Beri Pertolongan

Penulis: Insani Ursha Jannati
Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aref Ghafouri

SURYAMALANG.COM - Seorang pesulap digigit ular saat sedang bersiap-siap suguhkan aksinya di Turki (15/7/2018).

Ular bukan sembarang ular, ular itu adalah ular Kobra Mesir yang nyaris merenggut nyawa pria bernama Aref Ghafouri itu.

Meski Negara Turki dan Mesir sedang bersitegang, petugas yang tetap akur bekerja sama menyelamatkan Ghafouri adalah petugas Turki dan petugas Mesir.

Berkat kecepatan dan kekompakan mereka, nyawa Ghafouri bisa diselamatkan.

Melansir Kompas.com dalam judul "Ketika Turki dan Mesir Bergandengan Demi Selamatkan Nyawa Pesulap" dari Daily Sabah, Ghafouri diterbangkan dengan pesawat menuju Mesir pada hari Senin (6/7/2018).

Tragedi Minggu (15/7/2018) sore itu bermula dari ular Kobra Mesir yang menyerang lengan kanan Ghafouri.

Secepat kilat, Ghafouri berusaha menghentikan aliran darah dengan mengikatkan kain di sana lalu bergegas dibawa ke rumah sakit terdekat.

Sayangnya Turki tak menyediakan obat anti-racun gigitan ular Kobra.

Kepala dinas kesehatan provinsi Antalya Dr Unal Hulur yang berada di rumah sakit berupaya untuk meminta pengiriman anti-racun dari Mesir atau Perancis.

Lantaran pengiriman tersebut membutuhkan waktu 24 jam, Ghafouri pun minta dipindahkan ke Mesir, rumah sakit terdekat.

Sandungan masalah kembali terjadi saat pihak Mesir tak menerbitkan visa bagi Ghafouri meski Kementerian Luar Negeri Turki sudah berupaya sekuat tenaga.

Untungnya Ghafouri tetap berhasil menginjakkan kaki ke Ibu Kota Mesir setelah berbagai usaha dilakukan Kementerian Luar Negeri Turki dan Direktorat Jenderal Hubungan Luar Negeri.

"Sebagai hasil dari upaya, resep telah disampaikan kepada Pasteur Institute di Perancis oleh Lembaga Kedokteran dan Kesehatan Turki," kata Kementerian.

Masih menurut Kementerian, kondisi Ghafouri sudah stabil termasuk hati dan ginjal yang berfungsi normal dikarenakan bisa ular mematikan itu tak meracuni seluruh tubuh.

Berhasilnya upaya penyelamatan Ghafouri, menjadi sorotan dari media Turki, seperti yang dilaporkan Newsweek.

Kedua negara itu sedang alami masalah perbatasan sejak Februari lalu dan pembicaraan damai mengenai Jalur Gaza meningkatkan ketegangan Turki dan Mesir.

Lantas, Bagaimana Langkah Pertama agar Bisa Ular Tak Membunuh?

Melansir wawancara Kompas.com dalam artikel "Bagaimana Caranya agar Tidak Mati setelah Digigit Ular Berbisa?" pada 10 September 2017, Pakar toksikologi dan bisa ular DR. dr. Tri Maharani, M.Si SP.EM, menjelaskan kesalahpahaman massal yang selama ini diketahui masyarakat.

Kesalahpahaman itu berupa mengikat area gigitan dengan maksud menghentikan aliran ke seluruh tubuh, atau membuat sayatan dengan maksud mengeluarkan darah sehingga mencegah penyebaran bisa ular.

Menurut Maharani, tindakan itu salah kaprah karena bisa ular tetap bisa menyebar.

 “Kalau diikat hanya membuat kondisi seolah-olah bisa ular berhenti. Padahal yang diikat adalah pembuluh darah. Akibatnya pembekuan darah hingga amputasi,” kata Maharani seperti tertulis dalam artikel di atas.

Cara penanganan yang benar justru membuat tubuh yang tergigit seolah-olah lumpuh. Menindihnya dengan kayu, bambu, atau kardus layaknya orang patah tulang.

“Betul-betul tidak bergerak sehingga bisa ular hanya ada di tempat gigitan, tidak menyebar ke seluruh tubuh."

Dengan cara tersebut, korban memiliki waktu lebih lama untuk mendapatkan penanganan.

Tenaga medis yang menangani korban gigitan ular berbisa harus mampu mengatur jalannya pernapasan.

Pasien harus segera dibawa ke inkubasi, dipasang fentilator, dan dibantu dengan pernapasan buatan.

Jika terjadi gagal jatung, tenaga medis dapat melakukan pijat jantung.

Berita Terkini