SURYAMALANG.COM - Sejak 17 Juli 2018 kemarin, rombongan pertama haji sudah terbang ke Madinah.
Yang bakal disusul oleh gelombang terakhir dari rombongan pertama itu pada Minggu, 29 Juli 2018 nanti.
Gelombang kedua rombongan pertama akan terbang pada 30 Juli 2018.
Akhir pemberangkatan gelombang kedua ini adalah pada 15 Agustus 2018.
Segala persiapan sudah dilakukan pemerintah demi kelancaran beribadah.
Termasuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang siap sedia memantau kondisi tubuh jemaah.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka, sebagaimana diberitakan Kemenag menjelaskan, ibadah haji tahun ini bertepatan dengan musim panas di Saudi, sehingga suhu udara bisa mencapai 53 derajat Celcius.
Ekstremnya suhu udara itulah yang membuat Kemenkes melakukan persiapan ekstra pula seperti, memberikan kacamata ultraviolet, payung, topi, botol minum, masker, dan semprotan wajah.
Surya Malang melansir laman resmi Kementerian Agama Republik Indonesia dalam artikel berjudul "Musim Panas di Saudi, Ini Tips Kesehatan Bagi Jemaah Haji" yang diterbitkan Sabtu, 2 Juni 2018 lalu berikan tips bagi Anda yang tetap ingin khusyuk beribadah di tengah panasnya terik Matahari.
Tips hadapi terik panas saat berhaji ini diberikan oleh dr. Yanuar Fajar, Kepala KKIH Madinah.
1. Perbanyak Minum Minimal 8 Gelas Per Hari
Semakin panas cuaca, maka semakin rendah pula tingkat kelembaban.
Itulah yang pasti memengaruhi tubuh mudah kehilangan cairan.
Hilangkan pemikiran takut sering buang air kecil, karena di sekitar lokasi ibadah haji disediakan banyak toilet.
2. Makan Teratur
Beribadah haji memerlukan banyak energi karena fisik banyak bergerak.
Kemenag juga sudah menambah jumlah konsumsi untuk itu jemaah diharapkan memanfaatkan fasilitas itu secara baik.
3. Istirahat Cukup
Meski akan terus beribadah, jangan memacu tubuh hingga melupakan istirahat.
Atur waktu sehingga bisa mendapatkan jatah istirahat cukup.
4. Buat Sirkulasi Udara yang Baik
Misalnya dengan membuka jendela kamar atau pondok saat pagi hari.
Tak perlu sampai siang, jendela cukup dibuka sampai pukul 7 agar udara segar memasuki ruangan.
5. Siap Sedia Obat-obatan
Membawa obat yang dibutuhkan sesuai kondisi pribadi akan membantu bila mulai merasa sakit.
Dikhawatirkan obat tersebut tidak tersedia di layanan kesehatan jemaah.
6. Berhenti Merokok
Kalau miliki kebiasaan merokok, maka sudah harus dilatih agar berhenti sebelum keberangkatan sampai selesai proses ibadah haji.
Merokok akan memperparah kondisi gangguan pernapasan.
Berdasarkan data Kemenkes beberapa tahun terakhir, gangguan pernapasan menjadi penyakit paling banyak dialami jemaah haji Indonesia.
Lebih dari 50% jemaah haji terkena keluhan saluran pernapasan, antara lain asma, pneumonia, bronchitis, TB paru.
Sedangkan sebagian besar yang mengeluhkan tersebut adalah perokok, menurut dr. Yanuar Fajar.