SURYAMALANG.COM – Suami tega menjual istrinya di meja judi. Lalu memaksa istrinya melayani tiga pria sekaligus tapi istrinya menolak, akibatnya fatal dan harus berurusan dengan polisi.
Seorang suami yang kecanduan obat-obatan dan maniak judi tega menjadikan istrinya sebagai objek taruhan di meja judi.
Suami ini bernama Ali Raza dan istrinya bernama Mehwish. Mereka berasal dari Chinot, sebuah kota kecil yang berjarak 113 Km dari Lahore, Pakistan.
Kisah ini bermula ketika Ali dan tiga temannya berjudi di kediamannya pada Sabtu (30/3/2019) kemarin.
Saat itu, Ali sang suami mempertaruhkan istrinya di meja judi dan kalah.
Dalam perjanjian, jika Ali kalah, maka istrinya harus rela menemani teman-temannya untuk kencan.
• Duo Semangka Hampir Diperkosa di Malang dan Dijual Rp 500 Ribu : Saat Bangun Aku & Cowok Sudah Bugil
• Bertahun-tahun Gadis ABG Dijadikan Budak Nafsu Oleh 3 Kakaknya, Kasus Terbongkar dari Rumah Ibadah
• Skandal SPG Rokok dan Bosnya Terbongkar saat Mereka Diciduk dari Kamar Hotel, Sudah Sering Melakukan
Namun, Mehwish menolak perjanjian itu alias tidak mau menemani teman-teman suaminya.
Saat Mehwish tidak mau menemani teman-teman sang suami, Ali memukuli perempuan itu hingga mengalami luka cukup parah.
Mehwish pun melaporkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan suaminya ke polisi setempat.
Polisi kemudian menangkap Ali Raza menyusul pengaduan sang istri di Chinot.
Polisi menjelaskan, Ali Raza juga memukuli istrinya itu setelah perempuan tersebut tidak mau pergi dengan teman-temannya setelah dia kalah berjudi.
Dalam laporan ke polisi, Mehwish mengatakan, Ali Raza adalah pecandu obat-obatan dan penjudi.
Polisi menambahkan, mereka bertindak berdasarkan laporan medis korban dan laporan yang dia masukkan.
• Video Detik-detik Inul Daratista Terjungkal di Atas Panggung saat Goyang Dangdut, Penonton Terkejut
• Bukan 80 Juta, Inilah Nilai Uang yang Diterima Vanessa Angel Usai Layani Rian, Baca Kisa Lengkapnya!
• Barbie Kumalasari Bilang Alat Kelamin Lucinta Luna Menyerupai Perempuan, Sebut Setahun Rasakan Sakit
Kasus Serupa
Istri Ditelanjangi Lalu Disiksa Suami & Teman-temannya
Viral curhat istri yang ditelanjangi lalu disiksa suami dan teman-temannya, tapi polisi malah minta uang sogokan.
Seorang perempuan bernama Asma Aziz mengaku ditelanjangi sang suami dan teman-temannya karena menolak untuk menari.
Suami Asma Aziz bernama Mian Faisal, mereka berasal dari Pakistan.
Perihal perlakuan brutal tersebut, Asma Aziz pun mengunggah sebuah video berisi curahan hati di media sosial dan menjadi viral.
Dalam unggahan video viral itu, Asma Aziz tampil dengan kepala plontos dan beberapa luka di wajah dan tubuh akibat siksaan dari suami dan teman-teman suaminya.
Asma Aziz mengunggah video ini demi meminta pertolongan kepada pemerintah setempat dan publik.
Beberapa waktu setelah viral di media sosial, Inspektur Jenderal Kepolisian (IGP) provinsi Punjam, Pakistan, Amjad Javed Saleemi, memerintahkan agar si suami kejam ditangkap.
Menurut informasi yang dihimpun polisi, sang suami dan teman-temannya menelanjangi perempuan itu, menghajarnya dengan menggunakan pipa, dan menggunduli kepalanya.
• 3 Fakta & Penjelasan Ahli soal Video Viral Whatsapp (WA) Pasangan Gancet Saat Berhubungan Intim
• Cara Mengatasi Gancet saat Hubungan Intim Agar Alat Kelamin Lepas Seperti Kisah Viral di Facebook
Sejumlah laporan menyebut, dalam video itu korban menggatakan dia disiksa dan digunduli karena menolak untuk menari di depan teman-teman sang suami.
Asma Aziz mengklaim sang suami, Mian Faisal, juga mengancam akan mencekiknya jika menolak menari di depan teman-temannya.
Saat menikah empat tahun lalu, Asma mengira suaminya amat mencintai dirinya.
Namun, usai resmi menikah perilaku Mian berubah 180 derajat.
Asma kemudian mengatakan, suaminya mulai kerap memukuli dirinya saat sedang mabuk serta kerap mengundang teman-temannya untuk berpesta di kediaman mereka.
Asma mengatakan, satu ketika dia berhasil melarikan diri dan melapor ke polisi.
Namun, polisi menolak menerima laporan tanpa mendapatkan uang sogokan.
Di dalam video itu, Asma meminta bantuan publik karena kedua orangtuanya sudah meninggal dunia dan tidak ada yang membelanya.
Kasus yang dialami Asma ini bukan hal aneh di Pakistan.
Menurut laporan Komisi HAM Pakistan, lebih dri 2.500 kekerasan terhadap perempuan dilaporkan tahun lalu.
Sementara itu, menurut Komisi untuk Status Perempuan Punjab (PCSW) pada 2018 sebanyak 3.860 perempuan menjadi korban KDRT.
Istri di Probolinggo Tewas Diduga Karena Alat Kelamin Suaminya Terlalu Besar
Mertua di Probolinggo melaporkan menantunya ke polisi karena memiliki alat kelamin atau penis berukuran besar.
Mertua ini bernama Sito (55) warga Dusun Brukkan, Desa Maron Kidul, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo.
Sito melaporkan menantunya yang bernama Basar ke Polsek Maron.
Kronologinya, pada 20 Maret 2019, Sito dan keluarganya mendatangi Polsek Maron.
Ia berniat melaporkan menantunya.
Mereka mengira menantunya ini yang membuat anaknya, Jumatri meninggal dunia beberapa waktu lalu.
Tapi, sayangnya, Sito ini mengira bahwa anaknya meninggal akibat alat kelamin menantunya ini terlalu besar.
"Sito dan keluarga mendapatkan informasi dari beberapa orang kalau anaknya meninggal akibat alat kelamin suaminya yang kebesaran. Padahal itu tidak benar," kata Kapolsek Maron AKP Sugeng Supriantoro, Rabu (27/3/2019).
Sugeng menjelaskan, berdasarkan informasi hoax itu, Sito kecewa dan geram terhadap menantunya itu.
Ia pun nekat melaporkannya. Mendapatkan laporan itu, ia mengajak terlapor, dan pelapor duduk bersama.
"Kami pertemukan bahkan ada perangkat desa. Kami ajak rundingan bersama, biar tidak salah paham antara mertua dan menantu ini," katanya.
Bahkan, untuk membuktikan benar atau tidaknya isu alat kelamin terlapor ini besar atau tidak, sempat dilalukan tes.
Hasilnya, ya normalnnya orang Indonesia.
"Akhirnya kedua belah pihak saling memaafkan. Hubungan mertua dan menantu ini kembali akur meski sempat berseteru. Dan jadi tidak ada yang dilaporkan, permasalahan selesai secara kekeluargaan," jelasnya.
Menurut pemeriksaan, anak Sito yakni, Jumitra itu meninggal karena sakit epilepsi.
Dan sakit itu sudah lama dialami korban sejak kecil. Jadi, murni karena sakit bukan karena isu alat kelamin suaminya terlalu besar.