Kabar Pamekasan

Kisah Mengharukan Mahasiswa Universitas Madura Lolos ke DPRD Pamekasan dari Partai Bulan Bintang

Penulis: Muchsin
Editor: yuli
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Moh Khomarul Wahyudi akan menjadi anggota DPRD Pamekasan termuda. Usianya baru 23 tahun, dan masih kuliah di Universitas Madura. Ayahnya dulu juga anggota DPRD Pamekasan dari PBB tetapi meninggal dunia ketika baru sebulan menjabat.

SURYAMALANG.COM, PAMEKASAN – Moh Khomarul Wahyudi menjadi calon legislatif (Caleg) termuda di Pamekasan, Pulau Madura. Usianya baru 23 tahun.

Warga Dusun Lobuk, Desa Dasok Kecamatan Pademawu, Pamekasan, itu dipastikan lolos menduduki kursi DPRD Pamekasan periode 2019 - 2024 dari Daerah Pemilihan (Dapil) 5: Kecamatan Pademawu, Kecamatan Galis dan Kecamatan Larangan.

Wahyu, panggilan akrabnya, masih tercatat sebagai mahasiswa semester VIII Fakultas Hukum Universitas Madura (Unira) di Pamekasan. Ia menjadi caleg Partai Bulan Bintang (PBB) dengan perolehan 13.326 suara.

Anak pertama dari dua bersaudara pasangan suami istri, almarhum Marsuki dan Sulastri, merasa bersyukur mendapatkan suara sebanyak itu.

“Alhamdulillah saya senang. Dan saya tidak menyangka akan mendapatkan suara sebanyak ini. Saya berteima kepada masyarakat dan pendukung saya yang telah memberikan kepercayaan suaranya kepada saya,” kata Wahyu kepada SURYAMALANG.COM, Senin (13/5/2019).

Menurut Wahyu, untuk melenggang ke kursi dewan ini tidak mudah karena melawan para caleg petahana.

Sementara dirinya baru pemula. Hanya saja yang membuat dirinya yakin mampu, karena ayahnya mantan anggota DPRD Pamekasan dari PBB periode 2009 – 2014.

Namun saat itu hanya menjabat selama satu bulan. Sebab setelah dilantik, sebulan kemudian sakit dan dirawat di rumah sakit kemudian ayahnya meninggal dunia.

Selain itu, sejumlah teman-teman almarhum ayahnya banyak memberikan dukungan agar dirinya terus maju dan tidak pesimis dengan kondisi ini.

Termasuk keluarga dan famili, serta teman-teman semasa SMA banyak bersedia untuk membantu dirinya.

Diakui, untuk ketua tim pemenangan, saudara sepupu sendiri yang juga seusia dirinya.

Begitu juga orang-orang yang diterjunkan ke lapangan ke sejumlah desa untuk meyakinkan calon pemilih, menggunakan teman-temannya sendiri yang masih seusia dirinya, yang semuanya masih belum pengalaman dalam dunia pemilu.

Tapi berkat keyakinan dirinya dan kegigihan serta kerja keras timnya, apa yang dilakukan tidak sia-sia.

“Target saya ingin meraup sebanyak 30.000 suara. Ternyata untuk mendapatkannya suara sebesar itu tidak mudah, sehingga dirinya pasrah dengan hasil yang saya peroleh ini,” ujar Wahyu.

Dikatakan, karena saat itu dirinya masih kuliah dan akan menghadapi ujian skripsi, sementara skripnya baru mengajukan judul kepada dosen pembimbingnya, maka dirinya harus pandai mengatur waktu, antar persiapan membuat skripsi dengan menemui masyarakat kampanye untuk dirinya.

Halaman
12

Berita Terkini