SURYAMALANG.COM - Berita Malang populer hari ini Kamis, 24 Juli 2019 salah satunya soal kasus rekrutmen PT QN di Malang.
Selain itu berita Malang populer lainnya terkait peristiwa kebakaran rumah di Desa Junrejo yang menewaskan 4 orang.
Selengkapnya langsung saja simak berita Malang populer hari ini yang telah dirangkum SURYAMALANG.COM.
1. Penggerebekan PT QN di Malang
Jajaran Satreskrim Polres Malang Kota menggerebek kantor PT QN International Indonesia di Kompleks Ruko Soekarno Hatta Kota Malang pada Selasa (23/7/2019) malam sekitar pukul 22:00 WIB.
Penggrebekan itu bermula ketika seorang warga bernama Yusuf Patipelang mendapatkan informasi dari seorang temannya di Facebook berinisial AM (15).
AM mengaku, jika selama ini ia merasa diawasi oleh orang-orang yang ada di kantor tersebut.
Bahkan, pemuda asal Kota Bandung ini merasa ditipu, lantaran pekerjaanya tidak sesuai dengan yang ia lamar.
"Waktu itu saya dihubungi oleh AM. Kebetulan kami kenal dan masuk di salah satu grup info pekerjaan di Facebook. Nah dari situlah AM ini mengontak saya," terangnya.
Setelah mendapati informasi tersebut dari AM, Yusuf kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.
Setelah itu, petugas menindaklanjuti laporan tersebut dan langsung menggerebek.
Dari hasil penggerebekan, petugas mendapati 30 orang yang ada di dalam rumah kontrakan tersebut yang salah satunya AM.
Petugas kemudian membawa ke-30 orang tersebut ke Polres Malang Kota untuk dimintai keterangan satu per satu.
"Iya, kemarin petugas melakukan penggrebekan. Dan ada dua orang yang menyita perhatian kami dari penggrebekan tersebut, yakni ada dua anak yang masih di bawah umur," ucap Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna, Rabu (24/7/2019).
Dari hasil interogasi menjelaskan jika kedua anak yang masih berada di bawah umur ini merasa ditipu karena tidak sesuai dengan pekerjaan yang dijanjikan.
Kedua anak yang masing-masing berinisial AM (15) dan ADM (17) ini malah disuruh membayar Rp 8,2 Juta untuk membeli produk dari perusahaan tersebut.
Produk yang dijual merupakan produk kesehatan.
Kedua anak ini dijanjikan pekerjaan apabila telah membeli produk tersebut.
"Setelah kami kroscek, ternyata tidak ada unsur penyekapan atau penipuan di sini. Hanya mereka merasa diawasi saja. Unsur kekerasan juga tidak kami temukan," ucap Komang.
Komang menjelaskan, sebenarnya ada yang salah dalam cara perekrutan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Untuk itu, ke depan petugas akan memberikan imbauan agar kasus ini tidak kembali terulang.
"Saat ini masih ada 20 orang yang masih kami mintai keterangan, 5 di antaranya masih kami dalami sampai 1x24 jam ke depan," ucapnya.
Sementara kedua anak ini akan dipulangkan masing-masing ke rumahnya dengan menggunakan kereta api.
2. Buntut kasus rekrutmen PT QN di Malang
Polisi Kota Malang menggerebek kantor PT QN International Indonesia di Kompleks Ruko Soekarno Hatta, Kota Malang.
Polisi turut mengamankan dua orang anak di bawah umur dari lokasi itu.
Remaja itu berinisial AM (15) warga Kota Bandung dan ADM (17) warga Kota Kediri.
Kedua anak di bawah umur itu merasa ditipu karena telah mengikuti bisnis QN.
Menurut AM, apa yang dijanjikan oleh perusahaan itu tidak sesuai dengan yang ia lamar.
"Waktu itu saya ditawarin kerja di bagian gudang pemasaran barang. Saya juga diiming-imingi gaji pokok Rp 3,2 Juta. Tapi setelah datang saya malah disuruh jualan produk," ujarnya kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (24/7/2019).
AM mengaku ditawari lamaran tersebut dari grup di media sosial Facebook yang bernama Info Loker Jawa Barat.
Karena memang pada saat ia butuh pekerjaan, ia kemudian berpamitan kepada orang tuanya kalau akan pergi ke Kota Malang.
Orangtua AM kemudian merestui keberangkatan AM dan ia langsung berangkat ke Kota Malang bermodalkan uang Rp 400 Ribu dengan menggunakan bus.
Setelah sampai di Terminal Arjosari, AM kemudian dijemput oleh beberapa orang dari perusahaan tersebut dengan menggunakan mobil.
AM dibawa ke rumah kontrakan di daerah Komplek Ruko Soekarno Hatta Kota Malang.
Di sana, ia dipertemukan dengan 30 orang dari berbagai daerah di Indonesia.
Setelah itu, ia kemudian diberikan penjelaskan oleh orang-orang di sana mengenai mekanisme pekerjaan.
AM kemudian disuruh membayar uang Rp 8,2 juta sebelum dijanjikan pekerjaan tersebut.
Karena AM tidak memiliki uang tersebut, ia hanya di suruh menjual produknya saja.
"Produk yang saja jual itu berupa alat kesehatan yang bentuknya seperti piringan kaca Harganya satu box Rp 8 juta," terangnya.
Usai menajajakan daganganya, ia diharuskan kembali ke kontrakan tersebut dan setiap malam diharuskan melakukan rapat evaluasi.
Selama dikontrakan tersebut AM merasa diawasi oleh orang-orang yang ada di dalam kontrakan.
Bahkan untuk membuka handphone saja ia sampai sembunyi-sembunyi.
"Sesekali saya ditanya, sedang hapean sama siapa? Jadi saya merasa diawasi dan tidak tenang di sini," ucap AM yang baru empat harian di Kota Malang itu.
Hingga akhirnya, ia melaporkan kasus ini kepada temannya di Kota Malang bernama Yusuf Patipelang.
Yusuf kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian hingga akhirnya dilakukan penggrebekan pada Selasa malam sekitar pukul 22:00 WIB.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Malang Kota, AKP Komang Yogi Arya Wiguna masih melakukan pendalaman terkait kasus ini.
Komang mengatakan, bahwa perusahaan yang mempekerjakan anak di bawah umur itu merupakan perusahaan asal Hongkong yang mempunyai cabang di Jakarta dan Surabaya.
Sedangkan produk yang dijual sendiri ternyata telah terdata di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Malang.
"Memang telah terdaftar, cuma hanya perekrutan saja yang salah. Seharusnya itu mereka harus jujur sejak awal agar tidak terjadi simpang siur," ujarnya.
Komang menambahkan, jika kedua anak di bawah umur tersebut sebenarnya sudah tidak tahan dan akan kembali pulang.
Sementara MA ingin pulang tidak bisa lantaran uang sakunya telah habis selama tinggal empat hari di Kota Malang.
"Kedua anak di bawah umur akan langsung kami pulangkan dengan menggunakan kereta api. Sementara untuk kasus ini ke depan akan kita lakukan pendalaman lagi," tandasnya.
3. Kebakaran di Desa Junrejo
Empat bocah kakak beradik harus meregang nyawa dalam peristiwa kebakaran di tempat tinggal mereka, di rumah di Jalan Hasanuddin no 37 RT 2 RW 5 Desa Junrejo, Selasa (23/7/2019) malam.
Empat bocah kakak beradik yang meninggal dunia dalam peristiwa kebakaran rumah itu adalah Rahma Ramadhani (10), Na’illah Fathinah Sholihah (9), Anisa Dzahro (7) dan Naufal Nasrulloh (6) .
Empat bocah yang jadi korban kebakaran rumah di Junrejo kota Batu itu adalah empat dari enam anak pasangan Abdullah dan Herlina.
Dua anak Abdullah dan Herlina yang lain bisa terselamatkan dalam peristiwa kebakaran rumah yang terjadi sekitar pukul 21.30 WIB itu.
Berdasarkan keterangan para tetangga yang ikut membantu memadamkan api dan berupaya menyelamatkan para korban, diketahui keempat bocah itu terkurung oleh api yang sudah membesar.
Hamidah salah satu warga yang juga saksi kejadian mengungkapkan warga sangat kesulitan menyelamatkan empat anak karena api sangat besar.
"Kami warga itu melihat dari jendela anaknya ini tergeletak mbak. Sudah tidak bisa diselamatkan karena apinya membesarkan," ungkap Hamidah, Selasa (23/7/2019) malam.
Jenazah empat bocah korban kebakaran di rumah Jalan Hasanuddin, Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kota Batu, akhirnya berhasil dievakuasi, menjelang Kamis (24/7/2019) dini hari. (Sany Eka Putri)
Salah satu tetangga korban lainnya, Piharto yang rumahnya bersebelahan dengan rumah yang terbakar saat keluar rumah ia melihat api sudah membesar.
"Saya pas lihat televisi, ada suara teriakan saya langsung keluar rumah. Saya dobrak pintu, anaknya yang kecil sudah terkapar mbak. Tergeletak, tidak bisa diselamatkan," kata Piharto.
Disusul warga sekitar ia membantu memadamkan api menggunakan air dari kran.
Karena saat kejadian awal tim pemadam kebakaran masih belum tiba di lokasi.
Adin Hidayat teangga belakang rumah korban juga menggambarkan hal serupa saat kejadian.
Adin yang tengah istirahat di rumahnya terbangun karena ada teriakan minta tolong.
"Ada teriakan minta tolong dari ibu depan rumah," kata Adin.
Ibu yang teriak minta tolong itu tak lain adalah Herlina, istri Abdullah.
Malam itu, api melalap rumah kontrakan Herlina.
Selain Herlina dan Abdullah, ada enam orang anaknya yang berada di dalam rumah.
Saat memadamkan api, Adin melihat Herlina sudah berada di luar rumah bersama dua orang anaknya.
Sementara Abdullah, tidak terlihat oleh Adin.
"Kata istrinya masih ada di dalam," terangnya.
Kata Adin, ada empat orang anak yang tidur di kamar depan.
Sedangkan suami istri dan dua orang anaknya yang lain tidur di bagian belakang.
Tak lama berselang, Abdullah terlihat keluar rumah.
Abdullah lalu datang ke rumah kontrakan Adin untuk meminjam ponsel temannya Adin.
"Nelfon seseorang atau saudaranya minjam ponsel teman saya," katanya.
Sampai pada momen itu, Adin tidak menyadari kalau ada empat orang anak yang belum keluar dari kobaran api.
Ia baru menyadari ketika Herlina mengatakan masih ada empat orang buah hatinya di dalam rumah.
"Tidak ada teriakan suara anak-anak. Tidak ada. Saya tidak tahu kalau ada anak-anak di dalam awalnya," terangnya.
Listrik sempat menyala untuk beberapa saat ketika kebakaran terjadi. Namun kemudian padam lagi hingga tengah malam.
Menolak Autopsi
Jenazah empat bocah korban kebakaran akhirnya dibawa ke KM RSSA kota Malang begitu bisa dievakuasi.
Tapi pihak keluarga ternya menolak dilakukan autopsi pada jenazah anak-anak mereka.
Abdullah, ayah dari korban kebakaran rumah Kecamatan Junrejo Kota Batu menolak autopsi pada empat anaknya.
"Keluarga menolak di otopsi karena (menganggap) ini sebagai musibah," jelas dr Icang Sarazzin, Kabid Pelayanan Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kota Batu pada SURYAMALANG.COM di KM RSSA Kota Malang, Rabu (24/7/2019).
"Kondisi mayatnya tertelungkup yang diartikan sebagai menahan kesakitan," jelas Icang.
Yang meninggal dalam kejadian itu adalah tiga anak perempuan dan satu anak laki-laki.
Penolakan otopsi itu juga dibenarkan Kapolsek Junrejo Kota Batu, AKP Supriyanto.
"Benar. Pak Abdullah meminta tidak ada otopsi," jelas Kapolsek yang berada di KM.
Karena itu, empat jenazah Itu akan dibawah ke Junrejo untuk dimakamkan.
Mereka akan dimakamkan di Junwatu.
(Tim SURYAMALANG.COM)