SURYAMALANG.COM - Nasib tragis dialami oleh tiga orang pemuda asal Ponorogo yang harus kehilangan nyawanya di bendungan Wates, Madiun.
Sebelum kejadian tiga pemuda Ponorogo tewas tengelam di Bendungan Wates ini, sempat terjadi kejadian serupa yang mengakibatkan korban jiwa.
Bendungan Wates di Madiun sendiri dikenal warga sekitar memiliki cerita mistis dan angker.
Tiga pemuda asal Ponorogo ditemukan tewas tenggelam di Bendungan Wates, Sungai Sekembangan, Dusun Wates, Desa Kebonagung Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jumat (6/9/2019) siang.
Ketiganya ditemukan tak bernyawa di dasar sungai yang berkedalaman sekitar tiga hingga empat meter. Ketiganya berhasil dievakuasi oleh warga dibantu petugas dari BPBD Kabupaten Madiun, serta dari anggota kepolisian dan TNI setempat.
Saat ini, ketiga jasad korban telah dievakuasi dan dibawa ke RSUS Caruban untuk dilakukan autopsi.
Pencarian korban, memakan waktu sekitar empat jam. Sungai yang dalam dan suhu air yang dingin menjadi kendala warga selama proses pencarian.
Selang enam menit setelah korban tenggelam pertama ditemukan, warga yang menyelam secara manual, berhasil menemukan korban kedua di Bendungan Wates, Sungai Sekembangan, Dusun Wates, Desa Kebon Agung Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Jumat (6/9/2019) siang.
Sama halnya seperti korban yang pertama ditemukan, korban kedua ditemukan dalam kondisi kaku dan sudah tak bernyawa sekitar pukul 14.28 WIB.
Secara bergantian, lima warga setempat melakukan penyelaman secara manual dan menggunakan bambu untuk menyisir dasar sungai di titik lokasi awal korban tenggelam.
Korban kedua yang berhasil dievakuasi ini ditemukan tak jauh dari lokasi penemuan korban pertama.
Warga menemukan korban yang ketiga sekitar pukul 15.06 WIB.
Sama seperti korban yang pertama dan yang kedua, korban ketiga ditemukan dalam kondisi tubuh kaku dan tak bernyawa. Korban ketiga ditemukan tak jauh dari lokasi ditemukannya dua korban lain.
Pada pencarian korban yang ketiga, warga dibantu petugas menggunakan perahu karet dari BPBD Kabupaten Madiun. Sejumlah warga secara bergantian menyelam dan naik ke permukaan air sambil berpegangan perahu untuk mengambil nafas.
Korban ketiga berhasil ditemukan setelah seorang warga menggunakan bambu sepanjang sekitar empat meter untuk menyisir dasar sungai.
Saat ujung bambu menyentuh bambu yang dicurigai sebagai tubuh korban, seorang warga kemudian turun menyelam dan mengevakuasi korban.
Ketiga korban tewas adalah Didin Saifudin (19), Suwanto (25), dan Eko Rijianto (21). Ketiganya merupakan warga Dukuh Tawang, RT 04/ RW 02, Desa Sriti Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.
Ketiga pemuda tersebut merupakan pekerja bangunan yang sedang bekerja di proyek pemasangan jalan paving block di desa setempat.
Saat istiraahat siang, ketiga pemuda tersebut, bersama dua rekannya, Bayu Eko Nurcahyo (15) dan Dian Aldi Anwari (20), pergi ke sungai tak jauh dari lokasi mereka bekerja untuk berenang.
Seorang teman korban, Bayu Eko Nurcahyo, menuturkan siang itu, sekitar pukul 11.30 saat istirahat kerja, ia dan keempat temannya pergi ke sungai untuk berenang. Namun, ia dan Dian Aldi tidak ikut berenang ke sungai.
Ia mengatakan, awalnya yang tenggelam adalah Suwanto, kemudian Eko berusaha menolong, namun justru juga ikut tenggelam. Kemudian, Didin berusaha menolong, namun justru ikut tenggelam.
"Awalnya Suwanto yang tenggelam, kemudian ditolong Eko, kemudian Didin," katanya.
Melihat ketiga temannya tenggelam, ia dan Dian kemudian meminta pertolongan dari warga setempat.
Berikut foto-foto evakuasi korban tenggelam di Bendungan Wates Madiun:
Foto 1
Foto 2
Foto 3
Bendungan Wates Dikenal Angker
Bendungan Wates, Sungai Sekembangan, Dusun Wates, Desa Kebon Agung, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, dikenal angker oleh warga sekitar.
Terakhir, tiga korban tewas di bendungan itu, Jumat (6/9/2019).
Mereka adalah Didin Saifudin (19), Suwanto (25), dan Eko Rijianto (21). Ketiganya merupakan warga Dukuh Tawang, RT 04/ RW 02, Desa Sriti Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo.
Ketiganya ditemukan tak bernyawa di dasar bendungan dengan kedalaman sekitar tiga atau empat meter. Mereka tenggelam saat mandi di sungai yang berwarna cokelat kehijauan.
Pantauan di lokasi, air di bendungan tersebut tidak mengalir, sehingga permukaan sungai Sekembangan itu tampak sangat tenang.
Peristiwa orang tenggelam di bendungan tersebut bukanlah kejadian yang pertama. Beberapa tahun yang lalu, juga pernah ada lima pelajar tewas dan seorang pria juga tewas akibat tenggelam di lokasi yang sama.
"Sudah tiga kali ini berarti. Peristiwa yang pertama dulu satu orang, yang kedua lima orang, dan ini yang ketiga, tiga orang," kata Supri (58) warga dusun setempat, saat ditemui di lokasi.
Ia menuturkan, konon di bendungan tersebut angker, sehingga masyarakat jarang yang berani mandi di tempat itu. Pada saat pencarian siang itu, warga setempat juga memanggil juru kunci bendungan tersebut untuk memberi sesajen agar korban mudah ditemukan.
Sesajen berupa ayam kampung berwarna putih dan juga kembang. Sesajen tersebut dilempar ke dalam sungai, sebelum dilakukan pencarian.
"Ini ayamnya tadi di lempar ke kali. Supaya korbannya gampang ditemukan,"imbuhnya.