Arema Malang

Pelatih PSS Sleman Berharap Semua Suporter Lebih Cerdas, Termasuk Aremania dan Brigata Curva Sud

Penulis: Dya Ayu
Editor: yuli
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Situasi tegang usai laga Arema FC Vs Borneo FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jumat (13/9/2019) lalu.

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Pertemuan suporter Arema FC dan PSS Sleman hingga kini masih menyisakan dendam yang tak berujung.

Bahkan saat Arema FC menjamu PSS Sleman di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Selasa (24/9/2019) lalu, beberapa suporter suporter PSS Sleman yang nekat datang, tak luput dari amuk aremania di tribun penonton.

Rivalitas Aremania dan Brigata Curva Sud (BCS) suporter PSS Sleman ini bermula saat pembukaan Liga 1 PSS Sleman Vs Arema FC di Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Saat itu aremania yang datang mendapat perlakuan tak mengenakan yakni dilempari oleh suporter tuan rumah, akhirnya keduanya terlibat kerusuhan hingga pertandingan dihentikan sebelum waktunya.

Setelah dari situlah muncul rivalitas antara aremania dan BCS. Sementara hubungan aremania Slemania dikabarkan masih tetap baik.

Soal hal ini dan tekanan yang diberikan saat PSS Sleman datang ke Malang, Seto Nurdiyantoro, pelatih PSS Sleman berharap agar ke depan seluruh suporter dapat lebih dewasa dalam mendukung tim kesayangannya.

"Semua suporter harus dewasa dalam mendukung tim kesayangannya. Harus diingat, sepak bola adalah ajang persahabatan dan persaudaraan. Harapan saya ke depan suporter ini bisa lebih cerdas dan smart lagi," kata Seto Nurdiyantoro, Kamis (26/9/2019).

Tak hanya itu, Seto juga berharap agar seluruh suporter yang kini masih memiliki dendam dan rivalitas, dapat berdamai demi sepak bola Indonesia.

"Semua pasti ingin sepak bola Indonesia maju. Kalau semua berjalan dengan baik, akan muncul kompetisi yang baik. Dari sini akan menghasilkan pemain-pemain yang berkualitas," jelasnya.

Berita Terkini