Travelling

Menjaga Google Maps dari Vandalisme, Kiprah Malang Local Guides Berbagi Ulasan

Penulis: Aminatus Sofya
Editor: yuli
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NDALEM RATU - Kiprah anggota Malang Local Guides memberikan kontribusi dengan cara memasukkan posisi suatu tempat baru ke dalam Google Maps berikut ulasannya.

SURYAMALANG.COM - Google Maps sejak lama memuat informasi perihal aneka lokasi, misalnya restoran, layanan kesehatan sampai tempat wisata

Jika Anda melihat beragam ulasan mengenai tempat itu, sebagian bisa jadi diisi oleh local guide atau sukarelawan pemandu lokal. 

Komunitas Local Guides sebetulnya tersebar di berbagai negara bahkan ada di setiap daerah.

Google Local Guides ini memberikan kontribusi dengan cara memasukkan posisi suatu tempat baru ke dalam Google Maps berikut ulasannya.

Di Malang, mereka tergabung dalam Malang Local Guide. "Jumlah local guide di Malang banyak banget. Malang local guide ini jadi fasilitas kami untuk ketemu di dunia nyata, atau offline istilahnya," tutur admin Malang Local Guides , Ario Wicaksono, Minggu (29/9/2019).

Administrator Malang Local Guides , Ario Wicaksono (aminatus sofya)

Ia menceritakan, Malang Local Guides terbentuk pada 28 Juni 2016 lalu. Komunitas ini digagas sebagai
wadah sharing antar kontributor local guides di kota pendidikan ini. Setiap bulan, para anggota rutin
berkumpul untuk berbagi informasi ke sesama local guides.

"Kumpulnya nggak tentu, tapi setiap bulan ada. Tujuannya, untuk sharing-sharing tentang banyak hal," katanya.

Menurut Ario, menjadi seorang local guides tidaklah susah. Ia tertarik menjadi local guides karena
senang berbagi informasi atau ulasan tentang suatu tempat di Google Maps.

“Saya menjadi local guides dengan cara mendaftar, klik tombol ‘join google local guides’ di Google Maps,” terangnya. 

"Masing-masing anggota beda-beda pengalamannya. Ada yang mendaftar ada juga yang ditawari oleh
google" imbuh Ario.

Hal-hal yang yang diberikan dalam ulasan, bisa bermacam-macam. Mulai tempat wisata, restoran, kafe,
jalan, juga berbagai tempat lainnya. Yang kesemuanya itu dimaksudkan agar bisa memberikan informasi atau kemudahan kepada orang lain yang sedang mencari info suatu tempat.

Dengan menjadi warga Google Local Guides, harapannya bisa memberikan banyak manfaat kepada orang lain. 

Selesai mengulas suatu tempat, setiap kontributor local guide mendapat poin dari Google. Satu ulasan
menggunakan kata atau kalimat mendapat 10 poin, sementara jika dilengkapi foto dan video, memperoleh poin tambahan yakni 5 dan 7 poin.

Ario Wicaksono kini telah mencapai level 9 dari 10 level yang disediakan Google. Poin yang ia kumpulkan
telah mencapai 60.000 berkat rajin mengunggah ulasan.

"Dalam aplikasi sudah tercantum berapa poin jika kita menulis ulasan. Setiap video misalnya dapat 7
poin dan foto dapat 5 poin. Tapi itu tidak dapat diuangkan. Ya memang untuk hobi saja," katanya.

Dikatakan, meski menjadi local guides bersifat relawan, tak jarang Google memberikan hadiah atau
bonus kepada para reviewer.

Hadiah yang dikirimkan pihak Google tidak berdasar level yang dicapai seseorang. Jadi siapa saja berpeluang mendapatkan hadiah itu.

“Hadiah ini disebut perks. Bisa berupa kaus kaki, voucher belanja di market place, diskon tiket kereta
api, atau voucher menginap di hotel," paparnya. 

Aksi Vandalisme
Menjadi seorang local guides, kata Ario, ada tanggung jawab yang dipegang teguh. Pria 36 tahun ini
bersama teman-temannya berupaya menjaga Google Maps dari vandalisme.

Vandalisme yang dimaksud Ario adalah ketidakakuratan unggahan yang ada di dalam maps karena keisengan netizen. 

"Pernah ada salah satu tempat makan di Malang itu namanya diubah. Mungkin iseng ya. Itu kemudian
kami betulkan. Supaya para pengguna Google Maps ini tidak tersesat," imbuh dia.

Vandalisme serupa cukup sering ditemukan di dalam Google Maps. Pernah, kata dia, sebuah tempat
layanan publik di Kota Malang diubah menjadi tempat toko cutting stiker.

"Sudah puluhan mungkin yang berhasil kami perbaiki," katanya. 

Untuk memperbaiki unggahan tidak akurat ini tidak mudah karena harus menunggu respons dari Google. 

Jika menemukan hal demikian, pengguna Google Maps harus melaporkannya kepada Google hingga
perusahaan penyedia jasa internet asal Amerika itu mengubahnya.

"Iya agak ribet sih kalau sudah gitu," ucap Ario yang juga seorang Blogger ini.

Ario mengatakan saat ini anggota Malang Local Guides sudah mencapai 200 orang.

Mereka dari berbagai latar belakang mulai remaja hingga ibu rumah tangga. Ia berharap komunitas yang sudah berusia tiga tahun itu bisa terus eksis serta tidak henti belajar bersama.

"Kami sih berharap semakin banyak pengguna Google Maps yang teredukasi lewat ulasan kami. Selain
itu juga menjaga Google Maps dari aksi vandalisme. Secara internal, kami juga berharap ulasan-ulasan
yang diberikan makin baik dan jelas, sehingga informasi tersebut bisa bermanfaat dengan baik," tutupnya.

Laila Impikan Diundang ke Amerika

Laila Rama mengaku mendapat keuntungan menjadi seorang kontributor Local Guide.

Dari mulai voucher makan hingga menginap di hotel secara gratis pernah ia peroleh. 

Laila bergabung di Malang Local Guides sejak tahun 2016. Dari situ, ia rajin mengulas berbagai
tempat yang dikunjungi mulai makanan, hotel dan tempat wisata. 

"Biasanya dapat potongan kalau mau nginep di mana gitu. Voucher makan. Banyak banget
keuntungannya," ujar Laila, Minggu (29/9/2019).

Sebelum bergabung di dalam komunitas, Laila memang sering menulis ulasan di Google Maps.
Namun, ia menyadari ulasan yang dia bikin belum tersusun rapi. 

"Ternyata ulasan ini sangat berguna buat pembaca. Makanya seharusnya nggak boleh ditulis
sekenanya. Nggak boleh tulisan itu disingkat, karena nanti nggak bisa diterjemahin kan sama
google," ujarnya. 

Dari situ, ia banyak berbagi dengan anggota komunitas yang lain. Cara menulis ulasan,
mengunggah foto agar terlihat menarik serta etika menulis ulasan agar tidak menjatuhkan suatu
objek. 

Perempuan asli Malang ini mengatakan lebih banyak mengulas makanan. Saat ini, ia telah
mencapai level 7 dari 10 dan mengoleksi ratusan ribu poin dari Google. 

"Meskipun poinnya nggak bisa diuangkan tapi seneng gitu. Apalagi kalau review kita ditanggapi
orang, ada kepuasan tersendiri," ucapnya. 

Laila berkeinginan diundang untuk menghadiri Google Local Guides yang dilaksanakan di
Amerika.

Tahun lalu, anggota Malang Local Guides ada yang diundang di negeri Paman Sam itu
setelah menyingkirkan 200 pendaftar. 

"Ya pingin sih diundang sampai Amerika. Selain itu pingin lebih banyak lagi belajar soal tulis
menulis. Biar kalau bikin review tambah bagus," pungkasnya.

Berita Terkini