Nasional

Makan Gaji Buta! Banyak yang Bolos saat Sidang Paripurna MPR ke-2, Ini Kata Hillary Brigitta Lasut

Editor: eko darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua MPR RI sementara Hillary Brigitta Lasut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2019).

SURYAMALANG.COM - Wakil Ketua MPR RI sementara Hillary Brigitta Lasut mengakui dirinya kesulitan memimpin Sidang Paripurna MPR RI.

Ia mengatakan, tak mudah mengatur sidang yang dihadiri oleh ratusan anggota dewan yang memiliki keinginan dan kepentingan masing-masing.

"Tidak mudah ternyata mengatur orang 500 orang dengan keinginan dan kepentingan yang berbeda-beda," kata Hillary Brigitta Lasut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/10/2019).

Hillary Brigitta Lasut mengatakan, terkait polemik yang sempat terjadi di Sidang Paripurna MPR, ia mengingatkan seluruh anggota dewan untuk mengedepankan kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi.

"Sehingga nanti saya berharap di parlemen ke depannya bisa sama-sama merefleksi kepada diri sendiri, untuk juga menyakinkan kepada masyarakat bahwa kita ini ada membuat restorasi dan revolusi perubahan," ujarnya.

Hillary Brigitta Lasut mengatakan, dalam Sidang Paripurna MPR ke-2 anggota dewan yang tidak hadir lebih setengah dari total jumlah anggota yaitu 711 anggota.

Menurut dia, ketidakhadiran anggota tersebut juga terjadi pada periode sebelumnya, sehingga wajar apabila citra DPR di mata masyarakat menjadi buruk.

"Setelah kuorum (Sidang Paripurna MPR), masih banyak yang datang mungkin mereka sekedar terlambat tapi memang tidak full semua yang datang. Dan menurut saya adalah hal yang wajar kalau kemarin citra DPR mungkin (buruk) di tengah masyarakat karena masyarakat melihat dari absensi dan dari kehadiran," tuturnya.

Kendati demikian, Hillary berpendapat, kemungkinan anggota DPR yang tidak hadir memiliki tugas-tugas di luar DPR dan bisa saja sengaja tidak ingin menghadiri Sidang Paripurna.

"Itu lah mengapa sejak awal masyarakat harus bisa menilai dan menakar potensi calon legislatif ya," imbuhnya.

Sebelumnya, hampir setengah anggota DPR dan DPD tak menghadiri sidang paripurna MPR, Rabu (2/10/2019).

Hillary Brigitta Lasut menjadi anggota termuda DPR RI periode 2019-2024. (Dokumentasi Pribadi/ Hillary Brigitta Lasut)

Hillary Brigitta Lasut menjadi sorotan khalayak umum dan pers, meskipun sepak terjangnya di dunia politik masih 'seumur jagung'.

Hillary Brigitta Lasut bersama 574 anggota DPR lainnya dilantik di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (1/10/2019).

Hillary Brigitta Lasut tercatat sebagai anggota DPR periode 2019-2024 termuda dan memiliki jumlah harta kekayaan yang terbilang melimpah.

Hillary Brigitta Lasut berasal dari Partai Nasional Demokrat.

Perempuan berusia 23 tahun ini maju dari Sulawesi Utara Daerah Pemilihan (Dapil) I dan mampu meraih sebanyak 70.345 suara pada Pemilu 2019.

Dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tertanggal 28 Mei 2019 yang bersumber dari elhkpn.kpk.go.id, Brigitta memiliki total harta kekayaan sebanyak Rp 9,131 miliar.

Dalam LHKPN tersebut, tercatat Hillary memiliki tanah dan bangunan seluas 10 m2/21 m2 di Kota Jakarta Barat senilai Rp 12,5 miliar.

Tak hanya di Jakarta Barat, Hillary juga mempunyai tanah dan bangunan lainnya seluas 1.150 m2/250 m2 di Minahasa Selatan yang bernilai Rp 7 miliar.

Sehingga, bila ditotal, nilai tanah dan bangunan milik Brigitta yakni Rp 19,5 miliar.

Hillary juga tercatat memiliki satu buah mobil bermerek Datsun Go tahun 2016 senilai Rp 80 juta.

Selain itu, Hillary juga memiliki surat berharga senilai Rp 495 juta, harta lainnya senilai Rp 253 juta.

Kendati demikian, Hillary memiliki utang sebanyak Rp 11,197 miliar.

LHKPN tersebut diumumkan dengan catatan catatan lengkap berdasarkan hasil verifikasi pada tanggal 14 Juni 2019.

Diberitakan sebelumnya, Hillary lahir di Manado 22 Mei 1996.

Ayah dari Hillary yang bernama Elly Engelbert Lasut merupakan Bupati Kepulauan Talaud periode 2019-2024.

Sedangkan ibu Hillary merupakan mantan Bupati Minahasa Tenggara masa jabatan 2008-2013.

Dikarenakan hal tersebut, Hillary pun terinspirasi untuk terjun ke politik.

Ketika masa SMA, Hillary pernah menjabat sebagai ketua OSIS.

Setelah lulus dari SMA, ia melanjutkan S1 Fakultas Hukum di Universitas Pelita Harapan (UPH).

Tak berhenti di situ saja, Hillary melanjutkan studi S2 di Washington University.

Berita Terkini