Kabar Blitar

Kendang Jimbe dari Sentul, Blitar Rambah Pasar China dan Afrika

Penulis: Samsul Hadi
Editor: yuli
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pusat kerajinan kendang jimbe berada di Kampung Kendang Sentul, Kelurahan Sentul Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar. Hampir semua warga di kelurahan itu membuat kerajinan kendang jimbe.

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Kota Blitar juga terkenal sebagai pusat kerajinan kendang jimbe. Kerajinan kendang jimbe dari Kota Blitar sudah merambah ke pasar luar negeri seperti China dan Afrika.

Pusat kerajinan kendang jimbe berada di Kampung Kendang Sentul, Kelurahan Sentul Kecamatan
Kepanjenkidul, Kota Blitar. Hampir semua warga di kelurahan itu membuat kerajinan kendang jimbe.

Suasana kerajinan kendang jimbe mulai terasa begitu masuk gerbang Kampung Kendang Sentul. Warga
terlihat beraktivitas membuat kendang di masing-masing rumahnya. Tumpukan kayu yang sudah
dipotong-potong terlihat di halaman rumah warga.

Sejumlah kendang jimbe setengah jadi juga tampak berjajar di masing-masing teras rumah warga.
"Hampir semua warga di sini membuat kerajinan kendang jimbe di masing-masing rumahnya," kata
Sugeng Hariyanto (35), koordinator Kampung Kendang Sentul.

Akar Historis Waditra Jimbe Versi Kendang Sentul

Tiap Pekan, 20.000 Kendang Jimbe dari Blitar Dikirim ke China dan Afrika

Emilda dan Rofiatun, peserta lomba melukis kendang jimbe di Kelurahan Sentul, Kota Blitar, Minggu (26/8/2018). (samsul hadi)

Sugeng juga salah satu perajin kendang jimbe di kelurahan itu. Dia sudah memiliki sekitar 20 pekerja.
Setiap minggu, Sugeng bisa memproduksi sekitar 8.000 kendang jimbe. Menurutnya, jumlah perajin
kendang jimbe di Kelurahan Sentul sekitar 100 orang dengan pengepul 20 orang.

"Setiap minggunya, kampung sini bisa memproduksi 20.000 kendang jimbe. Tiap bulannya, kami
mengekspor empat kontainer kendang jimbe ke Cina dan Afrika," ujar Sugeng.

Dikatakannya, saat ini, model kendang jimbe juga bervariasi. Mulai kendang jimbe ukir, kendang jimbe
painting, dan kendang jimbe polos. Untuk harga kendang jimbe paling murah sekitar Rp 70.000 sampai
Rp 80.000.

"Kerajinan ini sudah turun temurun mulai dari nenek moyang kami. Dari dulu, para leluhur kami sudah
membuat kerajinan dari kayu. Lalu, generasi berikutnya, mulai mengembangkan kerajinan kayu dengan
membuat kendang jimbe," katanya.

Saat ini, Sugeng ingin mengangkat nilai kesenian dari kerajinan kendang jimbe. Dia bersama para perajin
baru saja menggelar acara Waditra Djembe Festival. Acara itu untuk memeriahkan hari raya perajin
kayu.

Dalam acara itu, diadakan lomba bermain kendang jimbe, lomba painting kendang jimbe, dan
pameran kendang jimbe.

"Kalau kendang jimbenya sudah terkenal di masyarakat, tapi kesenian kendang jimbenya yang masih
kurang. Lewat acara itu kami ingin menonjolkan nilai kesenian kendang jimbe. Acara itu baru pertama
kali kami gelar," ujarnya.

Menurutnya, painting juga untuk memberi nilai seni pada kendang jimbe. Selama ini, perajin hanya
membuat kendang jimbe secara polos. Tetapi, sekarang para perajin sudah mulai menambah gambar
pada badan kendang.

"Ada yang dipainting ada juga yang diukir. Gambar ini untuk menambah nilai seni pada kendang jimbe," katanya.

Persiapkan Wisata Edukasi di Kampung Kendang Sentul

"Kami masih menyiapkan semua fasilitas untuk menjadi tempat wisata edukasi kendang," kata Koordinator Kampung Kendang Sentul, Sugeng Hariyanto, Kamis (7/11/2019).

Sugeng mengatakan lokasi wisata edukasi kendang itu rencananya berada di tempat produksi miliknya. Dia akan menambah fasilitas taman dan arena bermain anak di tempat produksinya. Selain itu, dia juga akan membuat studio rekaman di tempat produksinya.

"Pengunjung bisa melihat proses produksi sekaligus belajar bermain alat musik yang kami
produksi," ujarnya.

Pembangunan tempat wisata edukasi kendang itu dilakukan secara swadaya oleh para perajin. Tempat wisata edukasi itu menyasar para pelajar. Saat ini, mulai banyak sekolah yang mengajak siswanya berkunjung ke Kampung Kendang Sentul.

"Kami mulai promosi ke sekolah-sekolah soal wisata edukasi kendang. Kami juga gencar mengunggah kegiatan di kampung ini lewat media sosial," ujarnya.

Dia berharap dengan terbentuknya wisata edukasi dapat menaikan harga kendang yang diproduksi para perajin. Selain itu, juga untuk membuktikan kalau produksi kendang di Sentul layak untuk ditampilkan di masyarakat.

"Soalnya, sekarang harga ekspor kendang naik turun tidak stabil. Makanya kami mengambil  inisiatif mengembangkan wisata edukasi untuk mempromosikan kendang ke masyarakat lokal," katanya.

Disinggung apakah ada dukungan dari Pemkot Blitar terkait pengembangan wisata edukasi di Kampung Kendang Sentul, Sugeng menyatakan dukungannya belum maksimal. Menurutnya, Pemkot Blitar memang pernah mengadakan pelatihan untuk perajin kendang tapi masih minim.

Selain itu, menurutnya, dukungan Pemkot Blitar untuk mempromosikan Kampung Kendang Sentul juga masih minim. "Kami memang diundang ikut pameran di kegiatan Pemkot, tapi setahun sekali," katanya.

Dia berharap Pemkot Blitar bisa ikut mempromosikan Kampung Kendang Sentul ke sekolah-sekolah. Dengan begitu, sekolah akan mengajak para siswanya untuk berkunjung ke Kampung Kendang Sentul.

Dorong Bentuk Paket Wisata 
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar, Tri Iman Prasetyono mengatakan sudah memberikan pelatihan penguatan sumber daya manusia dan pengembangan jaringan ke perajin Kampung Kendang Sentul.

Dia juga membukakan jaringan bagi pengelola Kampung Kendang Sentul untuk berkolaborasi dengan pengelola kampung wisata lain di Kota Blitar. "Kampung Kendang Sentul juga kami promosikan di website milik Pemkot Blitar," kata Tri Iman, Kamis (7/11/2019).

Dia juga mendorong pengelola Kampung Kendang Sentul untuk membuat paket wisata yang terhubung dengan wisata lain di Kota Blitar. Misalnya, ada paket wisata dari Kampung Kendang Sentul, lalu ke Makam Bung Karno, ke Istana Gebang, dan ke Kampung Belimbing Karangsari.

Paket wisata itu bisa menarik pengunjung untuk datang ke Kampung Kendang Sentul. Pengunjung juga bisa melihat destinasi wisata lainnya yang ada di Kota Blitar. 

"Jaringan dengan tempat wisata lain harus diperkuat. Jadi pengunjung tidak hanya berhenti di Kampung Kendang Sentul saja. Dan sebaliknya, pengunjung di tempat wisata lain juga bisa ditarik ke Kampung Kendang Sentul," ujarnya.

Menurutnya, semua kampung wisata di Kota Blitar memang dikelola secara swadaya. Pemkot Blitar hanya memfasilitasi dalam bentuk pelatihan sumber daya manusia dan menyambungkan jaringan dengan sesama pengelola tempat wisata.

Dikatakannya, selama ini, pengelola Kampung Kendang Sentul sudah mandiri. Mereka beberapa kali menggelar kegiatan secara swadaya.

"Kalau ada event, kami mensuport dengan membantu mempromosikan ke masyarakat. Kalau ada pameran kami juga mengundang mereka untuk ikut,"katanya.

Berita Terkini