Kabar Trenggalek

Pacari Pejabat, Inovasi Puskesmas di Trenggalek untuk Sehatkan dan Hapus Pasungan ODGJ

Penulis: Aflahul Abidin
Editor: Dyan Rekohadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu pengunjung ditemani mantan korban pasung Suwarno menjajal alat pasung di stan Puskesmas Dongko dalam Trenggalek Innovation Festival.

SURYAMALANG.COM, TRENGGALEK  - Puskesmas Dongko, Kabupaten Trenggalek punya inovasi unik untuk mengentaskan kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (OFGJ) di wilayahnya.

Inovasi itu disebut sebagai Pacari Pejabat, yang merupakan akronim dari Penurunan Angka Cidera dan Relaps Melalui Pelayanan Jiwa Terpadu dan Berkelanjutan.

Itu merupakan inovasi yang dipamerkan dalam Trenggalek Innovation Festival (TIF) yang digelar Kamis-Jumat, (22/11/2019).

Di festival itu, Puskesmas Dongko membawa alat pasung asli yang sebelumnya dipakai untuk memasung salah satu pasien selama sekitar tujuh tahun.

Pasung itu terbuat dari batang kayu yang dibelah dua dan diberi lubang untuk tempat kaki. Pasung dihadirkan lengkap dengan rantai dan gembok.

Selain itu, ditunjukkan juga keterampilan pasien ODGJ untuk membuat besek atau wadah pindang ikan dari bambu.

Liana, Pemegang Program Kesehatan Jiwa Puskesmas Dongko, mengatakan, alat pasung asli sengaja dibawa agar pengunjung bisa merasakan penderitaan para ODGJ dipasung bertahun-tahun.

"Bagaimana rasanya selama 15 menit saja dipasung. kami ingin mereka bisa membayangkan bagaimana yang dirasakan jika dipasung sampai bertahun-tahun," kata Liana.

Suwarno, mantan korban pasung, yang ada di lokasi, mengatakan, ia dulu menghabiskan waktu untuk mendengarkan radio, makan, minum, dan tidur selama dipasung.

Itu ia jalani selama 2012 hingga 2018. Saat itu, ia dipasung di bawah kebun dekat rumah dalam bangunan seadanya.

"Paling sering komunikasi sama ibu dan adik. Disuruh makan sama ibu. Adik tanya 'kakak ngapain?'," terang Suwarno.

Henny Surya Akbar, salah satu pengunjung yang mencoba pasung, mengaku tak bisa membayangkan bagaimana rasanya terjerat pasung selama bertahun-tahun.

"Saya tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya sampai tujuh tahun. Saya tidak setuju dengan pemasungan begitu," kata Henny.

Liana mengatakan, di Dongko sebelumnya ada 15 ODGJ dipasung oleh keluarganya.

Dengan inovasi Pacari Pejabat, kini tak ada lagi orang dipasung di wilayah Puskesmas Kecamatan Dongko.

"Sekarang 175 pasien ODGJ berat yang kami tangani. Tidak ada yang dipasung," kata Liana.

Di puskesmas itu, para pasien ODGJ diajak ke Posyandu Kesehatan Jiwa saban sebulan sekali.

Mereka diajak bermain, diajari keterampilan, dan lain-lain.

Ketika menemukan pasien ODGJ, lebih-lebih yang dipasung, anggota Puskesmas tersebut bergerak mendekat ke keluarga dan tetangganya.

Setelah itu, kata Liana, mereka berkoordinasi dengan berbagai instansi-instansi terkait untuk tindakan lebih lanjut.

"Jadi tidak semudah yang dibayangkan. Kami negosiasi luar biasa ke keluarga dulu, lalu masyarakat sekitar," ungkapnya.

Salah satu tantangan dalam menyehatkan ODGJ, lanjut dia, terjadi ketika pasien dipulangkan.

Ada beberapa kali kejadian, keluarga dan masyarakat sekitar masih merasa takut dan meyakini pasien tersebut tidak akan sembuh.

"Padahal pasien ODGJ bisa disembuhkan, asalkan dengan perawatan yang tepat," tuturnya. 

Berita Terkini