SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Sebuah ruko di Jalan Tunjungan Surabaya, disinyalir sebagai panti pijat plus-plus yang menyuguhkan layanan prostitusi.
Di dalamnya terdapat deretan cewek seksi yang duduk di sebuah sofa, serta tempat itu menyediakan puluhan kamar.
Beragam kalangan menyebut tempat itu dengan nama Simponi, Simfoni, Symphoni, atau lainnya tergantung dialek masing-masing.
Komisi A DPRD Surabaya kaget melihat praktik layanan pijat plus-plus beroperasi di siang bolong, Selasa (11/2/2020).
Para anggota Dewan ini pun menyidak tempat tersebut yang terletak di Jalan Tunjungan, Surabaya.
Sidak dipimpin langsung Ketua Komisi A Pertiwi Ayu Khrisna.
Hampir semua anggota Komisi Bidang Hukum dan Pemerintahan ini ikut serta dalam sidak ini.
Ada Saifudin Zuhri, Imam Syafii, Budi Leksono, Kamilia Habibah, dan Abdul Gofar.
Mereka datang ke sebuah ruko di Jalan Tunjungan, tempat pijat plus-plus itu beroperasi.
"Kami datang ke sini karena ada laporan dari warga dan anggota kami. Saya kaget ada pijat plus-plus beroperasi siang begini. Ini waktunya laki-laki bekerja," ucap Ayu.
Komisi A DPRD Surabaya mempertanyakan keberadan izin tempat ruko berkunjungnya pria dewasa itu.
"Saya dengar sendiri dari pegawai di sini bahwa tempat ini adalah tempat pijat plus-plus. Plus apa ya?" reaksi Kamilia Habibah, sambil terkekeh.
Tidak ada papan nama di ruko berdinding kaca gelap itu.
Ada yang menyebut bahwa tempat itu adalah Symphoni, tempat yang memang sudah dikenal sebagai panti pijat plus-plus.
Dewan pun mendesak pada manajemen tempat pijat itu untuk bisa dipertemukan dengan manajer atau pimpinan di tempat terawat.
"Kami tak ada manajer. Semua pegawai setara dan sama," kata Yono, pegawai tempat pijat itu.
Fasilitas Tempat Pijat di Jalan Tunjungan
Pantauan SURYAMALANG.COM di lokasi, tempat tersebut terkesan tertutup.
Hanya ada pintu kaca yang tertulis "Open" pada sisi luar ruko. Dari luar tampak gelap.
Begitu dibuka, tampak semacam lobi luas dengan kursi sofa L memanjang.
Persis di depan sofa ini tedapat semacam front office yang didiami dua pegawai. Laki dan perempuan.
"Saya Pak Yono dan rekan saya Bu Ana. Kami tidak ada manajer di sini," sebut Yono.
Tampak di sofa memanjang itu ada lima cewek seksi.
Mereka hanya duduk-duduk sambil memainkan Gadget. Sesekali mereka saling ngobrol.
Begitu anggota dewan datang menyidak tempat yang dikenal pijat plus-plus itu, di antara cewek seksi itu menepi dan menjauh.
Mereka ada yang naik ke lantai dua.
"Coba kami ingin lihat fasilitas di sini. Sekalian Bagiamana izinnya," kata Saifudin Zuhri, Anggota Komisi A dadi PDIP.
Selain terdapat sofa dengan sorot lampu sedikit terang fokus di sofa, ada juga kursi lain di lobi.
Kursi ini untuk pengunjung. Cahayanya remang-remang.
Pegawai pun menunjukkan sejumlah fasilitas di tempat pijat plus-plus tersebut.
Tempat ini berukuran relatif luas. Sekitar 10 x 8 meter. Terdapat dua lantai.
Lantai dua ada sebanyak 28 kamar. Kamar ini berukuran selitar 3x2 meter.
Ada ranjang busa empuk. Di kamar ini tedapat kamar mandi.
"Kami ada kamar untuk pijat. Ini memang untuk pijat," ucap salah satu pegawai, yang menyebut bahwa kamar ini sebatas pijat.
Imam Syafii anggota dewan dari Partai Nasdem, menimpali kalau pijat kenapa tidak ada aroma minyak pijat.
"Semacam terapi aroma pijat terapi lah," ucap Imam.
Tarif
Tidak tampak bahwa Keberadaan sebuah ruko di Jalan Tunjungan Surabaya adalah panti pijat plus-plus.
Selain terdapat lobi dan sofa tempat para 'terapis seksi' juga tedapat kamar khusus untuk pijat di lantai dua.
Lantas berapa tarif pijat plus-plus di tempat ini?
Yono, salah satu pegawai di situ menyebutkan bahwa tarif pijat di tempatnya Rp 600 ribu.
"Ini berlaku satu jam," terangnya.
Namun keberadaan panti pijat plus-plus itu mengusik anggota Komisi A DPRD Surabaya hingga menggelar sidak.
Mereka tergoda ingin melihat sendiri tempat tersebut.
Ketua Komisi A Pertiwi Ayu Krhisna kaget karena jam operasional panti pijat plus-plus itu siang hari.
"Kami akan sikapi keberadan panti pijat ini. Dewan akan memanggil pimpinanya untuk menunjukkan dokumen perizinan," kata Ayu.
Yono, pegawai pijat itu menuturkan bahwa tidak ada manajer di tempatnya. Semua pegawai sama.
Mereka bertugas mulai panti ini beroperasi hingga tutup.
"Kami beroperasi mulai pikul 11.00 sampai pukul 23.00," kata Yono.