SURYAMALANG.COM - Keluar dari JKT48, Zahra Yuriva atau Yuri JKT48, masih menyimpan mimpinya untuk menjadi penyanyi.
Selama tergabung dalam JKT48, Yuri hanya satu kali muncul dalam video klip JKT48.
Zahra Yuriva mengaku, soal video klip memang dia hanya muncul satu kali, dan itu untuk lagu berjudul "Saikou Kayo (Luar Biasa)" tahun 2017.
Hanya saja, bagi Yuri bisa masuk JKT48 merupakan bagian dari cita-citanya untuk menjadi penyanyi.
"Kan ceritanya masuk JKT (48) pengin jadi penyanyi, pengin jadi entertainer."
"Terus pas di JKT enggak masuk-masuk senbatsu," ujar Yuri saat berbincang dengan Chef Arnold di kanal YouTube Arnold Poernomo, dikutip Rabu (2/12/2020).
Senbatsu dalam JKT48 merupakan istilah yang digunakan untuk 16 anggota terpilih yang akan membawakan singel original.
"Jadi dari kecil itu enggak pernah ganti cita-cita, penginnya jadi penyanyi, entertainer gitu," ucap Yuri menjelaskan.
Namun, Yuri yang merupakan generasi keempat JKT48 itu akhirnya memutuskan mundur karena masalah kesehatan.
Sebelum memutuskan mundur, Yuri sempat masuk Tim T dan juga Tim J dari JKT48.
Kemudian, nama Yuri semakin dikenal luas karena mengikuti ajang Master Chef Indonesia musim ke-7.
Walaupun langkah Yuri di Master Chef Indonesia musim ketujuh terhenti di 11 besar.
Nasib JKT48 Terancam Bubar Akibat Virus Corona
Efek dari pandemi Covid-19 berdampak buruk kepada banyak hal tak terkecuali sektor pentas dan hiburan grup JKT48.
Akibat tak ada penampilan panggung sejak Maret karena virus corona di Indonesia, nasib JKT48 terancam bubar.
Manajemen JKT48 bahkan sudah mulai memikirkan untuk mengurangi member dan staf untuk bisa tetap bertahan selama pandemi berlangsung.
Situasi sulit akibat pandemi Covid-19 ternyata juga dirasakan grup idola JKT48.
Banyaknya program yang berhenti karena situasi pandemi membuat mereka mengalami kesulitan ekonomi.
Saking parahnya, JKT 48 bahkan dikabarkan terancam bubar karena hal ini.
Lantas seperti apa kondisi sebenarnya?
Dikutip dari berbagai sumber, inilah 5 fakta JKT48 terancam bubar karena pandemi selengkapnya.
1. Pertunjukan terhenti sejak Maret
Di tengah situasi pandemi Covid-19, pihak JKT48 mengatakan mereka sedang berjuang.
Hal itu disampaikan oleh General Manajer, Melody Nurramdhani Laksani pada Selasa (10/11/2020) di YouTube JKT48.
Dalam pernyataan itu, Melody menjelaskan mengenai kondisi JKT48 yang terimbas pandemi virus corona.
"Pada hari ini ada sebuah pengumuman penting mengenai JKT48 yang harus disampaikan. Oleh karena efek pandemi Covid-19 di Indonesia, kegiatan JKT48 jadi sangat sulit dijalankan sejak akhir bulan Maret," kata Melody, Selasa (10/11/2020).
"Pertunjukan teater dihentikan, hand shake event dibatalkan dan banyak lagi hal yang membuat kegiatan JKT48 sangat terbatas," ujar Melody lagi.
2. Kurangi member dan staf
Untuk mengatasi kerugian akibat pandemi Covid-19, manajemen JKT48 mengambil langkah berani.
Jumlah member dan staff terpaksa harus dipangkas demi JKT48 bisa bertahan.
“Setelah berdiskusi terus menerus, hanya ada satu cara JKT48 bisa bertahan. Cara itu adalah pengurangan jumlah member dan staf JKT48. Agar grup ini tidak bubar, hanya itu satu-satu cara," tutur Melody.
Melody Laksani saat membacakan pengumuman soal JKT48 (YouTube JKT48)
Melody mengatakan ada sebuah perubahan besar dalam JKT48.
"Kami memutuskan untuk melakukan perubahan skala besar atau restrukturisasi dalam grup ini," tambah Melody.
Saat ini member JKT48 termasuk dengan tim trainee diketahui berjumlah 70 orang, sementara staff JKT48 berjumlah 50 orang.
3. Nyaris bubar
Melody tak menampik akibat kerugian demi kerugian yang dialami, JKT48 nyaris bubar.
"Faktanya secara bisnis, grup ini mengalami kerugian yang sangat menyakitkan. Sehingga kami ada di posisi sangat sulit untuk terus beroperasi," kata Melody.
Kendati demikian, diskusi-diskusi terus berlangsung untuk mempertahankan grup yang telah berdiri sejak 2011 itu.
"Beberapa bulan terakhir tim manajemen dan stakeholder terus berdiskusi. Apakah sudah benar-benar tidak ada cara lain untuk JKT48 selain untuk bubar? Apakah JKT48 yang telah bertahan selama 9 tahun harus berhenti sampai di sini?" ucap Melody.
4. Mantan member prihatin
Dua mantan member JKT48 yakni Shania Junianatha dan Haruka Nakagawa ikut merespon pengumuman pengurangan member JKT48.
Kedua mantan member tim J itu mengaku kaget dan sedih atas apa yang terjadi pada rumah lama mereka itu.
Melalui Twitter, Shania mengungkapkan curhat pilunya dan mengaku sedih melihat JKT48 berada di masa sulit.
Ia sadar bahwa tempat ia berkarier dulu harus melakukan yang terbaik agar terhindar dari kemungkinan terburuk yaitu bubar.
"Denger cerita orang-orang selama masa pandemi tuh beneran sedih. Denger kabar rumah aku (JKT48) dulu kena imbas juga, jadi mellow banget," tutur Shania Junianatha dalam Twitternya, Selasa (10/11/2020).
"Bener-bener jadi sadar ya di tempat kita sekarang berpijak tuh bener-bener harus lakuin yang terbaik, karena kita gatau hari esok akan seperti apa #KamiBersamaJKT48," lanjutnya.
Haruka Nakagawa juga mengungkapkan kesedihannya atas apa yang terjadi pada JKT48 saat ini.
Dengan bijak, member yang ditransfer dari AKB48 pada tahun 2012 itu mengatakan tak perlu menyalahkan siapapun atas kejadian ini.
Ia mengajak semua orang untuk terus semangat dan mendukung JKT48.
"Semua orang kena pandemi, JKT48 pun kena juga. Itu bukan salah siapa-siapa," tutur Haruka Nakagawa.
"Aku cuma bisa ngomong, semua tetap semangat!! Percaya aja semoga semua ini terbaik buat ke depan, rumah aku tetap di theater JKT48. #KamiBersamaJKT48," jelasnya.
5. Dukungan penggemar
Para Wota, penggemar JKT48, tentu terkejut dengan kabar yang datang dari grup idolanya tersebut.
Mereka memberikan dukungan di Twitter lewat cuitan bertagar #KamiBersamaJKT48.
"Stay strong guys #KamiBersamaJKT48," tulis akun @RandaArkie.
"Sayanggg bangettt @officialJKT48 tetap semangat ya kita! i know we'll get through this together. no matter what #KamiBersamaJKT48," tulis akun @babyiesbluee.
"I said maybe, you're gonna be the one that saves me, and after all you're my Wonderwall @officialJKT48 KEEP SPIRIT! WE ARE HERE FOR YOU! #KamiBersamaJKT48," tulis akun @gunnerlads.
"Hashtag won't help much, your action do buy a ticket," tulis akun @Lugsgood.