Penulis : Kukuh Kurniawan , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, MALANG - Korban Diklat Pagar Nusa yang dilakukan di wilayah Kota Batu pada Sabtu (6/3/2021), diduga bertambah.
Satu orang mahasiswa dibawa menuju ke Puskesmas Karangploso.
Salah seorang perawat Puskesmas yang enggan disebutkan namanya, membenarkan hal tersebut.
"Iya benar, ada satu orang mahasiswa dibawa ke sini (Puskesmas Karangploso) pada Sabtu (6/3/2021) sore," ujarnya kepada TribunJatim.com (Grup SURYAMALANG.COM), Minggu (7/3/2021).
Namun dirinya enggan merinci secara detail terkait hal tersebut.
"Saat itu bukan shift kerja saya. Jadi saya tidak tahu kondisinya saat dibawa ke sini," jujurnya.
Tenaga kesehatan ini menyebut tidak tahu nama maupun jenis kelamin dari mahasiswa yang dibawa ke Puskesmas Karangploso tersebut.
"Untuk detail lengkapnya, lebih baik besok langsung menemui kepala Puskesmas saja," tandasnya singkat.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, kegiatan Diklat Pagar Nusa yang digelar di Coban Rais, Kota Batu menelan korban jiwa.
Dimana seorang mahasiswa, yang merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Kota Malang meninggal dunia.
Korban yang berasal dari Kota Bandung ini, diduga meninggal karena kelelahan.
Korban menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Karsa Husada.
Seperti diberitakan sebelumnya satu mahasiswa UIN Maliki meninggal dunia pada Sabtu (6/3/2021) sekitar pukul 16.00 WIB saat menjalani Diklat perguruan Silat.
Dewan Penasihat Pagar Nusa, Nauval Wafaul Faiq menjelaskan, kegiatan Diklat diawali pada Jumat malam. Kegiatan diawali dengan acara istighosah dan thalilan.
"Kemudian istirahat sampai pagi. Hari Sabtu, Kemudian lanjut sarapan dan melakukan pemanasan," ungkapnya.
Setelah itu diberangkatkan ke Desa Tlekung dari SMK Mahardika Karangploso diturunkan untuk jalan ke Coban Rais via Coban Putri.
"Kejadiannya itu sampai di cobannya. Dekat camping groundnya. Kan, peserta jalan jongkok," ungkapnya.
"Saat hendak tiba ke Coban Rais, dalam keadaan jalan jongkok, peserta asal Bandung itu lemas dan jatuh karena sesak. Kemudian dikesampingkan mendapat pertolongan pertama di tenda," paparnya.
Dijelaskannya, karena pantia tidak bisa mengatasi Miftah, lalu dua orang panitia membawanya ke RS dengan menggunakan sepeda motor. Miftah duduk di tengah.
"Pengakuan panitia yang membawa, korban itu masih sadar. Bahkan waktu ditaruh ditandu RS, korban masih bisa nafas. Kemudian dikabarkan oleh RS bahwa korban sudah meninggal," katanya.
Informasi yang didapat Nauval, saat perjalanan jongkok, korban sempat mengeluh punya penyakit ginjal.
Kondisi Miftah kritis sekitar pukul 14.00 wib dan dikabarkan meninggal sekitar pukul setengah 16.00 WIB.