Penulis : Benni Indo , Editor : Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM, BATU - Jenazah mahasiswa UIN Maliki (Maulana Malik Ibrahim) yang meninggal dunia saat menjalani Diklat Silat, Miftah Rizki Pratama masih berada di RS Karsa Husada pada Minggu (7/3/2021) sore pukul 16.00 WIB.
Setidaknya sudah lebih dari 24 jam jenazah korban berada di salah satu rumah sakit di Kota Batu itu.
Baca juga: Mahasiswa PTN di Malang Meninggal di RS Karsa Husada, Sempat Ikut Diklat Perguruan Silat
Baca juga: WR 3 UIN Malang Datangi RS Karsa Husada, Kota Batu
Seperti diberitakan sebelumnya korban dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (6/3/2021) sekitar pukul 16.00 WIB.
Dari pantauan SURYAMALANG.COM di rumah sakit, Sejumlah peserta dan panitia Diklat Pagar Nusa juga masih berada di halaman depan RS Karsa Husada.
Wakil Rektor 3 UIN Maliki Ibrahim , Dr Isroqun Najah yang sebelumnya juga berada di rumah sakit sempat berpindah ke Polsek Batu yang berada di depan RS Karsa Husada.
Isroqun tidak mau berkomentar ketika dimintai keterangan.
Dia sama sekali tidak menjelaskan perihal peristiwa yang menimpa mahasiswanya.
“Belum, belum. Nanti saja,” katanya sembari berjalan menghindari jurnalis, Minggu (7/3/2021).
Sementara itu, Mandor Coban Rais, Abdul Rohman mengatakan, mereka datang setelah melakukan perjalanan dari Tlekung.
“Perjalanan dimulai sekitar pukul 10 pagi, sampai di Coban Rais pukul 1 siang,” ujarnya, Minggu (7/3/2021).
“Tidak ada jadwal acara Pagar Nusa. Acara selesai sekitar pukul 11 hari ini,” imbuhnya.
Rohman mengatakan Rizki sempat mengeluh sesak lalu dibawa ke RS Karsa Husada. Kemudian meninggal dunia di RS.
Dewan Penasihat Pagar Nusa, Nauval Wafaul Faiq menjelaskan, kegiatan Diklat diawali pada Jumat malam. Kegiatan diawali dengan acara istighosah dan thalilan.
"Kemudian istirahat sampai pagi. Hari Sabtu, Kemudian lanjut sarapan dan melakukan pemanasan," ungkapnya.
Setelah itu diberangkatkan ke Desa Tlekung dari SMK Mahardika Karangploso diturunkan untuk jalan ke Coban Rais via Coban Putri.
"Kejadiannya itu sampai di cobanya. Dekat camping groundnya. Kan, peserta jalan jongkok," ungkapnya.
"Saat hendak tiba ke Coban Rais, dalam keadaan jalan jongkok, peserta asal Bandung itu lemas dan jatuh karena sesak. Kemudian dikesampingkan mendapat pertolongan pertama di tenda," paparnya.
Dijelaskannya, karena pantia tidak bisa mengatasi Miftah, lalu dua orang panitia membawanya ke RS dengan menggunakan sepeda motor. Miftah duduk di tengah.
"Pengakuan panitia yang membawa, korban itu masih sadar. Bahkan waktu ditaruh ditandu RS, korban masih bisa nafas. Kemudian dikabarkan oleh RS bahwa korban sudah meninggal," katanya.
Informasi yang didapat Nauval, saat perjalanan jongkok, korban sempat mengeluh punya penyakit ginjal.
Kondisi Miftah kritis sekitar pukul 14.00 wib dan dikabarkan meninggal sekitar pukul setengah 16.00 WIB.