SURYAMALANG.COM - Tak hanya peretas Malaysia, kelompok peretas atau hacker Indonesia juga melakukan serangan terhadap Israel.
Para hacker Indonesia ini mengklaim telah meretas meretas 24 situs universitas di Israel.
Mereka juga meretas ratusan nomor WhatsApp warga Israel.
Tak hanya itu, para hacker Indonesia ini juga meretas 11 ribu surat elektronik atau email telah dibocorkan.
Kelompok hacker Indonesia ini juga mengaku meretas kartu kredit Visa dan Mastercard yang dikeluarkan oleh bank Israel.
Para hacker Indonesia ini juga meretas situs negara-negara yang mendukung penindasan Israel atas Palestina.
Aksi para hacker Indonesia ini mengatasnamakan diri Ganosec Team atau Garuda Anon Security.
Anggota kelompok hacker tersebut terdiri dari Fotolio dan Fotolia, Gh05t666include, XccZero, 4ngg4 p3l0rMr, Brown, EkaSec166, RahmanSenpai, Ahmad, SuapNasi01, Lutfi Fakee, RidhoSenpai, dan serga AgunsenPai.
Garuda Anon Security bermitra dengan Padang BlackHat dan DragonForce dari Malaysia yang baru-baru ini mengklaim telah meretas lima ribu CCTV Israel.
Pernyataan yang tertuang di situs https://agasengenharia.com.br/index.html, mereka mengatakan masyarakat dunia untuk berhenti mendukung Israel.
"Halo warga dunia, pesan untuk Anda untuk berhenti mendukung negara Zionis Israel. Mereka adalah sebuah negara yang menghancurkan komunitas beragama. Mereka tidak memiliki rasa kemanusiaan dan toleransi. Mereka adalah setan," ujar pengumuman itu.
Aksi Hacker Malaysia
Sebelumnya, hacker Malaysia juga membobol situs Israel.
Malaysia berhasil meretas lebih dari 120 situs Israel yang melibatkan database negara sehingga secara tidak langsung mempengaruhi sistem keamanan siber Israel.
Peretasan itu dilakukan sebagai tindakan menentang atas tindakan Israel terhadap Palestina.
Imbasnya Malaysia menjadi sasaran atau target Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sebagaimana oleh Jonathan Schanzer, orang yang berpengaruh dan juga pejabat di Amerika Serikat pada Sabtu 15 Mei 2021.
Jonathan Schanzer dalam akun Twitter-nya, mengonfirmasi bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) diberikan 'lampu hijau' dalam menyasar sekutu Hamas termasuk Turki, Qatar, Iran hingga Malaysia.
“Channel 13 melaporkan bahwa IDF telah memberikan lampu hijau untuk menargetkan ‘semua’ operator Hamas di ‘semua’ level, baik di dalam maupun di luar Gaza. Implikasi yang jelas untuk Iran, Turki, Qatar, Malaysia, dll”, tulisnya.
Pernyataan yang dilontarkan itu pun rupanya mendapat perhatian serius dari Kementerian Dalam Negeri Malaysia tentang ancaman dari pasukan Israel.
Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Hamzah Zainudin menginformasikan kepada masyarakat agar tenang karena situasi di dalam negeri masih terkendali.
Sebelumnya, pernyataan dari Angkatan Bersenjata Malaysia di mana para peretas dari Israel siap melakukan serangan balik setelah sejumlah besar situs web dan basis data mereka diretas melalui #OpsBedil dan #OpsIsrael.
Pernah Terjadi
Serangan hacker Indonesia kepada Israel juga pernah terjadi pada tahun 2013.
Mulai 7 April 2013 lalu, Anonymous telah meretas sejumlah situs web penting milik Israel.
Misi yang
dijuluki #OpIsrael merupakan bagian dari aksi global Anonymous, yang mengajak seluruh peretas untuk menjalankan misi "menghapus Israel dari
internet".
Serangan yang diklaim telah melumpuhkan 100.000 situs sejak #OpIsrael dilancarkan pada awal April, didukung cukup banyak
peretas dari berbagai negara.
Nama dari Indonesia pun ternyata tercatat ikut "meramaikan" serangan siber ini.
Seperti dilansir situs hackersnewsbulletin.com, terdapat seorang peretas asal Indonesia yang menamakan dirinya
blankon33, terdata ikut melakukan peretasan situs web berdomain Israel, .il.
Blankon33 tercatat melakukan penyerangan terhadap tiga situs Israel, yaitu:
1. https://smarteq.co.il/lib/_uploads/images/images.php
2. http://web.ramgat.co.il/includes/x.html
3. http://qsi.co.il
Selain kelompok tersebut, ada satu kelompok lagi yang menamakan dirinya
Aceh Cyber Team. Memang tak ada informasi yang menyebutkan kelompok
tersebut dari Indonesia, Fan Page Facebook #OpsIsrael hanya menyebutkan
Aceh Cyber Team ikut mendukung serangan ini, dengan meretas sebanyak 95
situs Israel.
Israel anggap #OpIsrael gagal
Meski Anonymous mengklaim telah meretas sejumlah situs web penting Israel. Namun, pemerintah Israel menyatakan belum ada gangguan berarti
dan tetap tenang.
Yitzhak Ben Yisrael dari Biro Keamanan Siber Israel, mengatakan kepada AP, Sabtu (6/4/2013), bahwa sebagian besar peretas gagal melumpuhkan situs web penting.
"Seperti yang kita harapkan, hampir tidak ada kerusakan. Anonymous tidak memiliki kemampuan untuk merusak infrastruktur vital negara," ujarnya.
Menurut Annie Machon, mantan agen lembaga keamanan Military Intelegence, Section 5 (MI5) dari Inggris, serangan yang dilancarkan Anonymous tidaklah
berusaha untuk mencuri informasi apapun.
Ia berpendapat, ini hanyalah aksi protes terorganisir terhadap negara tertentu.
"Apa yang mereka lakukan hanyalah melumpuhkan dan membuat celaka situs organisasi besar, sehingga masyarakat dapat menyadari bahwa di sini adalah masalah
yang harus ditangani," ucap Machon.
Hal senada diungkapkan pendiri sekaligus CEO MiddleEasterNet, Dr Tal Pavel.
"Meskipun beberapa situs telah dibajak dan rusak, tapi tidak ada informasi yang bocor. Tidak ada kerusakan yang telah dilakukan untuk sistem inti atau
infrastruktur situs utama Israel," jelas Pavel. (*)