Penyebab Tabrakan LRT Cibubur Terdeteksi Kelalaian Manusia, INKA Ungkap Kronologi Sebenarnya

Penulis: Sarah Elnyora
Editor: Eko Darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto tabrakan LRT Cibubur Senin 25 Oktober 2021 di perlintasan wilayah Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

SURYAMALANG.COM, MALANG - Penyebab tabrakan LRT Cibubur terdeteksi ada kelalaian manusia meski tidak ada korban jiwa. 

Insiden tabrakan LRT Cibubur terjadi di perlintasan wilayah Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Menurut pengakuan saksi mata, kecelakaan di ruas jalur Cibubur Senin (25/10/2021) itu terjadi siang hari sekitar pukul 12.30 WIB. 

Kasi Ops Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Gatot Sulaeman mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan gerbong Light Rail Transit (LRT). 

Hal tersebut dipastikan setelah pihaknya berkoordinasi dengan pengelola LRT.

"Informasinya kereta dalam keadaan kosong, tidak ada korban jiwa. Untuk evakuasi dilakukan oleh pihak dari LRT-nya," kata Gatot di Cipayung, Jakarta Timur, Senin (25/10/2021).

Pantauan wartawan TribunJakarta.com hingga pukul 15.40 WIB gerbong LRT yang mengalami kecelakaan saat dalam masa uji coba belum dievakuasi, hanya ditutupi terpal oleh pihak pengelola LRT.

Kondisi setelah tabrakan LRT Cibubur, ruas Tol Jagorawi Senin 25 Oktober 2021 (KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD)

Berdasarkan keterangan warga di sekitar lokasi kejadian, kecelakaan terjadi karena gerbong LRT ditabrak gerbong lainnya hingga menimbulkan dentuman kencang serupa ledakan.

"Jadi gerbong yang di depan itu ditabrak sama gerbong di belakangnya. Pas kejadian itu kencang banget bunyinya, seperti ledakan," kata Eman Sulaeman (32).

Dikutip dari Tribunnews.com 'Gerbong dalam Keadaan Kosong, Tak Ada Korban dalam Insiden Kecelakaan LRT di Cibubur'.

Foto tabrakan LRT Cibubur Senin 25 Oktober 2021 (Tangkap layar Instagram @jakarta.terkini)

Eman Sulaeman mengatakan kecelakaan LRT itu sekira pukul 12.30 WIB hingga menimbulkan dentuman kencang serupa ledakan. 

"Jadi gerbong yang di depan itu ditabrak sama gerbong di belakangnya. Pas kejadian itu kencang banget bunyinya, seperti ledakan," kata Eman di Cipayung, Jakarta Timur, Senin (25/10/2021).

Tidak lama setelah kejadian, sejumlah petugas LRT tampak melakukan penanganan dan memasang terpal guna menutupi gerbong yang mengalami kecelakaan sehingga ringsek berat.

"Memang sehari-harinya operasional untuk uji coba. Biasanya lewat pas siang atau malam hari. Kalau rusaknya apa saja saya enggak tahu pasti, karena relnya kan ada di bagian atas, enggak terlihat," ujarnya.

Sementara, Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA, Budi Noviantoro mengatakan, berdasarkan indikasi yang ditemukan di lapangan, insiden disebabkan oleh human error alias kelalaian manusia.

Masinis yang mengendarai kereta LRT dalam rangkaian uji coba tersebut, melakukan langsiran yang kecepatannya melebihi dari kecepatan standar langsiran pada umumnya.

Sebagai informasi, langsir adalah pergerakan rangkaian kereta, gerbong, atau hanya lokomotif untuk beralih jalur rel.

Biasanya, perpindahan jalur terutama diperlukan untuk memisahkan atau merangkaikan kereta atau gerbong

Diketahui, kecepatan langsiran biasanya tak lebih dari 20 hingga 30 kilometer per jam.

"Ini terindikasi adanya langsiran yang terlalu cepat," ucap Budi dalam konferensi pers secara virtual, Senin (25/10/2021).

"(Harusnya) sesuai standar kecepatan langsir. ini pasti kesalahan prosedur. makanya tadi saya katakan ada indikasi human eror, di mana masinis kecepatan melebihi," sambungnya dikutip dari Tribunnews.com

Tampak dekat tabrakan LRT Cibubur di Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Budi juga mengungkapkan, masinis yang bersangkutan saat ini kondisinya mengalami luka ringan.

Mewakili Inka, Budi melontarkan permintaan permohonan maaf kepada sejumlah pihak.

Terutama Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi.

Tindakan yang akan dilakukan Perseroan adalah, melakukan investigasi bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Masinisnya Alhamdulillah tidak apa-apa, luka ringan masih sadar," papar Budi.

"Kami memohon maaf atas semua pihak kepada Menteri perhubungan dan Menteri BUMN, serta juga Menko Marves dan lainnya seperti KAI," pungkasnya.

Ikuti berita tabrakan LRT Cibubur lainnya. 

Penulis: Sarah/SURYAMALANG.COM

Berita Terkini