Berita Malang Hari Ini
Reporter: Rifky Edgar
Editor: Irwan Sy (ISY)
SURYAMALANG.COM | MALANG - Kota Malang menjadi salah satu kota di Jawa Timur yang memiliki banyak sekali usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Kota Malang juga menjadi kota yang tingkat pertumbuhan ekonominya tidak mengalami penurunan secara drastis di saat pandemi Covid-19.
Hal inilah yang tak terlepas dari sejumlah program yang digagas oleh Wali Kota Malang, Sutiaji untuk mengajak para UMKM bangkit dan terus berkembang.
Sebelum pandemi lalu, Sutiaji menceritakan, bahwa pemerintah Kota Malang telah mencanangkan sejumlah program, yang di antaranya ialah mengajak para IKM dan UMKM memanfaatkan teknologi digitalisasi di era 4.0
Sejumlah workshop dan pelatihan pun dilakukan, hingga akhirnya, pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia dan sampai Kota Malang pada Maret 2020.
Di saat pandemi itulah, ternyata banyak dari masyarakat yang memanfaatkan berbelanja melalui e-commerce (online).
Hal ini yang menjadi potensi para IKM dan UMKM di Kota Malang untuk berkembang dan memasarkan produknya di marketplace.
"Sebelum ada Covid-19 kami kenalkan para pelaku usaha ini digitalisasi 4.0. Sejak awal kami sudah menangkap itu untuk digitalisasi, sehingga ketika ini bisa ditangkap dapat memberikan nilai lebih terhadap perekonomian di Indonesia khususnya di kota Malang," ucap Sutiaji.
Pria kelahiran Lamongan itu menjelaskan, bahwa pada saat pandemi Covid-19 ini yang menjadi sorotan ialah ketika demand dan produsen tidak bertemu.
Hal inilah yang menjadi catatan dirinya, sehingga, sejumlah inovasi terus dilakukan, salah satunya mengenalkan UMKM kepada e-commerce.
Kemudian diimbangi juga dengan membuat kebijakan lima strategi percepatan pemulihan ekonomi menghadapi pandemi Covid-19, yakni Malang Beli Produk Lokal (Malpro), Malang Berbagi (Malber), Malang Herbal (Malherb), Malang Digital Service (Maldis), dan Malang Bahagia (Malba).
"Itu yang harus kita kuatkan, seperti bagaimana herd immunity dengan Malherb, bagaimana dengan Malba, agar komunitas bisa terbangun dengan baik terus di Malang. Maka dari itu digitalisasi itu menjadi kebijakan-kebijakan kami yang oleh masyarakat langsung ditangkap dengan baik," ujarnya.
Selama menjalankan program pemulihan ekonomi ini, pria berkacamata itu juga mengaku bahwa tidak mengalami kendala apapun.
Baginya, kendala yang dihadapi menjadikan sebuah kekuatan untuk terus berkembang ke arah yang lebih baik.
"Saya selalu mencoba untuk membalikkan mindset orang. Sebenarnya ini tidak ada kendala, yang awalnya menjadi kendala itu menjadi kekuatan dan tantangan itu menjadi kekuatan. Ketika mampu mengubah itu, maka insya Allah kita terus-menerus tumbuh dan berkembang," ujarnya.
Sementara itu, Kepala DPRD Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika mengapresiasi upaya yang dilakukan eksekutif dalam memulihkan ekonomi melalui UMKM.
Apalagi pada tahun 2022 mendatang, ada tiga OPD di Pemkot Malang yang menggelontorkan anggaran untuk pemulihan UMKM ini.
Mereka ialah Diskopindag, Disporapar dan Dispangtan Kota Malang.
"Pak walikota di 2022 ingin menitikberatkan pada pembangunan UMKM. Upayanya ialah dengan melakukan pelatihan dan pendampingan pada UMKM, serta mengadakan pameran dengan mengajak UMKM ini agar bisa memanfaatkan teknologi," ujarnya.
Meski demikian, ia tetap meminta kepada Pemkot Malang implementasi dalam memanfaatkan anggaran kepada UMKM ini harus tepat sasaran.
Pelatihan dan pendampingan juga harus diberikan kepada IKM dan UMKM yang baru saja memulai usahanya.
Dan tidak berfokus kepada UMKM dan IKM yang saat ini sudah mulai berkembang.
Politisi PDIP itu menginginkan adanya kesetaraan, agar nantinya sejumlah kebijakan yang telah dicanangkan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku usaha.
"Kalau bisa kebijakan ini bisa menyeluruh. Jangan ada yang di anak emaskan. Yang sudah berjalan ya dibina, yang baru tumbuh juga didampingi. Jangan sampai ada diskriminasi. Inilah yang ingin ditekankan oleh dewan agar sampai tidak terjadi. Karena kami selalu mendapat keluhan soal ini," tandasnya.