Laporan wartawan: Luthfi Husnika
SURYAMALANG.COM, KEDIRI - Sambal Bakar Sultan merupakan kuliner pedas asal Kota Kediri.
Saat ini, Sambal Bakar Sultan telah memiliki beberapa cabang seperti di Jakarta Barat, Semarang, Solo, dan Blitar.
Sambal Bakar Sultan akan membuka cabang di Bekasi dan Malang dalam waktu dekat.
Pembuatan Sambal Bakar Sultan terinspirasi dari sambal Gami khas Bontang.
Ciri khas sambal gami khas Bontang adalah cara memasaknya yang unik.
Sambal gami dimasak langsung di atas cobek berbahan tanah liat.
Kemudian pemilik Sambal Bakar Sultan, Aris Setiadi mengadopsi teknik memasak tersebut untuk menyajikan kuliner pedas di restoran miliknya.
Cita rasa sambal gami yang pedas, asin dan gurih juga dituangkan dalam menu kuliner Sambal Bakar Sultan.
Namun Aris melakukan inovasi dan penyesuaian rasa supaya cocok di lidah masyarakat.
"Karena sambal gami ini kan asli Kalimantan Timur mungkin ada beberapa yang kurang cocok di lidah masyarakat Jawa."
"Maka dari itu kami membuat beberapa Inovasi dan penyesuaian rasa, supaya cocok di lidah masyarakat Jawa," kata Aris kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (16/3/2022).
Sejak awal dibuka pada November 2021 kemarin, Sambal Bakar Sultan banyak diminati masyarakat Kediri.
Bahkan kini Sambal Bakar Sultan memiliki cabang di di beberapa kota di Indonesia.
Ciri khas sambal gami khas Bontang tidak dihilangkan oleh Aris Setiadi.
Aris tetap memasak beragam sambal menggunakan cobek yang terbuat dari tanah liat di atas api yang besar.
ara memasak unik inilah yang juga menarik para konsumen Sambal Bakar Sultan untuk kembali lagi.
Karena memang di kawasan Kediri masih belum banyak yang menawarkan konsep kuliner demikian.
"Saya waktu itu sedang explore, kuliner apa yang bisa diangkat dan masih belum banyak diketahui. Kemudian ada salah satu teman yang tinggal di Bontang menyarankan untuk mengangkat konsep sambal gami ini, namun dengan penyesuaian rasa," ungkapnya.
Karena Sambal Bakar Sultan disajikan dengan proses memasak di atas cobek menggunakan api besar, membuat Aris harus sering mengganti cobek miliknya karena pecah.
Proses memasak dengan api besar membuat cobek retak dan lama-kelamaan menjadi pecah.
Namun hal itu tak menjadi masalah baginya karena ia ingin tetap konsisten menyajikan kuliner Sambal Bakar Sultan dengan kualitas terbaik.
"Cobek ini biasanya 5 sampai 6 kali pakai sudah diganti karena pecah akibat proses memasak di api besar. Namun tidak masalah karena kami juga bekerjasama dengan pengrajin cobek di beberapa kota di Jawa Timur. Sekaligus menghidupkan kembali para pengrajin yang sempat diterpa dampak Corona," jelasnya.