Jadwal Ayyamul Bidh di Bulan Dzulhijjah Bertepatan dengan Hari Tasyrik, Begini Penjelasan Lengkapnya

Penulis: Ratih Fardiyah
Editor: Eko Darmoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi buka puasa dalam artikel jadwal puasa Ayyamul Bidh

SURYAMALANG.COM, MALANG - Berikut penjelasan terkait Jadwal Puasa Ayyamul Bidh yang bertepatan dengan Hari Tasyrik di Bulan Dzulhijjah.

Anda juga dapat menyimak tentang Hari Tasyrik atau hari yang jatuh setelah 10 Dzulhijjah.

Diketahui setelah melaksanakan perayaan Idul Adha umat muslim dianjurkan untuk tidak melaksanakan puasa.

Tak hanya terdapat larangan puasa, Hari Tasyrik juga memiliki banyak keistimewaan.

Lantas bagaimana dengan jadwal puasa Ayyamul Bidh di bulan Dzulhijjah yang bertepatan dengan Hari Tasyrik?

Seperti diketahui, puasa Ayyamul Bidh merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan tiga hari di pertengahan bulan dalam sebulan hijriah.

Pelaksanakan puasa Ayyamul Bidh dikerjakan pada hari ke-13, 14 dan 15 dari bulan Hijriah, khususnya qomariyah.

Baca juga: 3 Amalan Sunnah yang Dianjurkan Usai Idul Adha 2022, Ini Jadwal Larangan Puasa di Bulan Dzulhijjah

Kendati begitu, pada bulan Dzulhijjah ini tampaknya terjadi sedikit perbedaan.

Pasalnya, satu hari pelaksanaan Ayyamul Bidh bertepatan dengan hari Tasyrik.

Hari Tasyrik merupakan hari yang dilarang berpuasa.

Hari Tasyrik ini berlangsung selama tiga hari setelah setiap tanggal 10 Dzulhijjah, yakni pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

Artinya setelah selesai Idul Adha 2022 pada 10 Juli 2022, jadwal hari tasyrik Idul Adha 2022 yaitu tanggal 11-13 Juli 2022.

Di sisi lain pada tanggal 13 Juli sudah memasuki puasa Ayyamul Bidh.

Puasa Ayyamul Bidh dilaksanakan setiap tanggal 13, 14 dan 15.

Demikian, karena tanggal 13 bertepatan hari Tasyrik maka sebaiknya puasa Ayyamul Bidh dikerjakan mulai tangga 14 dan 15.

Dilansir dari rumaysho.com via Tribun Jabar, terdapat solusi puasa Ayyamul Bidh di hari Tasyrik.

Sahabat muslim dapat mengerjakan puasa Ayyamul Bidh di hari 14 dan 15 saja, sedangkan tanggal 13 diganti di tanggal 16 Dzulhijjah.

Pada dasarnya, hukum mengerjakan puasa Ayyamul Bidh merupakan sunah.

Anjuran puasa Ayyamul Bidh sebagaimana dijelaskan berdasarkan dalil hadis shahih dan hasan.


Diriwiyatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu.

أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: 1- berpuasa tiga hari setiap bulannya, 2- mengerjakan shalat Dhuha, 3- mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178).

Hadis ini juga disampaikan HR Bukhari.

صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979).

Lalu, apa itu Hari Tasyrik ?

Sehari setelah Idul Adha maka memasuki hari Tasyrik, hari yang dilarang berpuasa.

Hari Tasyrik berlangsung selama tiga hari, yakni pada tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah.

Istilah arti hari Tasyrik diambil dari kata شرقت الشمش artinya matahari terbit.

Dalam Bahasa Arab dinyatakan شَرَّقَ الشَيْءَ لِلشَّمْشِ artinya menjemur sesuatu.

Maksud dari arti tersebut bahwa kegiatan kurban tidak dilakukan kecuali setelah terbit matahari.

Istilah lain disebutkan juga oleh Imam Nawawi, arti hari Tasyrik adalah mendengdeng kurban di terik matahari.

Adapun esensi arti hari Tasyrik merupakan harinya bagi umat Islam dilarang berpuasa.

Larangan berpuasa di hari Tasyrik ini sebagaimana terdapat dalam hadis riwayat Abu Said Al Khudri yang mengatakan,

نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَالنَّحْرِ. رواه البخاري ومسلم

“Nabi SAW melarang berpuasa pada hari (raya) Fitri dan Kurban (Idul Adha)." (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Pada hari Tasyrik inilah kaum muslim sebaliknya dianjurkan makan dan minum.

Sebagaimana hal ini dijelaskan dalam riwayat hadis Muslim No 1141.

أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ

"Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum."

Dilansir dari muslim.co.id, Imam Nawawi menjelaskan dalil hadis ini dimaksud umat Islam tidak boleh sama sekali di hari Tasyrik. (Syarh Sahih Muslim, 8: 18)

Dikutip dari konsultasisyariah.com, Ibnu Rajab menjelaskan rahasia di balik larangan berpuasa di hari Tasyrik.

Ibnu Rajab menjelaskan bahwa Allah SWT memuliakan hari Tasyrik mensyariatkan kaum muslim untuk dijadikan hari tersebut sebagai hari makan-makan dan minum.

Kendati begitu, pada hari tersebut bukan dimaksud berfoya-foay melainka agar digiatkan ibadah, bersyukur dan berzikir mengingat Allah SWT.

Dengan menikmatinya daging kurban dimaknai sebagai bentuk syukur nikmat dan ketaatan bagi yang menunaikan kurban.

Dalam ajaran Islam keutamaan hari Tasyrik disebutkan sebagai hari yang tepat untuk berzikir.

Hal ini sebagaimana terkandung dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 203.

وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ فِىٓ أَيَّامٍ مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن تَعَجَّلَ فِى يَوْمَيْنِ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ وَمَن تَأَخَّرَ فَلَآ إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ لِمَنِ ٱتَّقَىٰ ۗ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.”

Baca juga: Jadwal Hari Tasyrik 2022 Larangan Puasa di Bulan Dzulhijjah 1443 H, Simak Amalan yang Dianjurkan

Beberapa zikir yang diperintahkan Allah SWT antara lain zikir kepada Allah dengan bertakbir setelah salat wajib.

Lalu zikir ini juga berlaku seperti membaca bismillah ketika makan dan minum, dan membaca hamdalah sesudahnya.

Berzikir juga berlaku bertakbir ketika menyembelih hewan kurban.

Kemudian bagi yang beribadah haji berzikir juga dilakukan ketika melempar jumroh di hari Tasyrik.

Zikir ini juga disyariatkan sebagian besar ulama. Waktu menyembelih hewan sampai hari terakhir tasyrik yaitu 13 Dzulhijjah.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

Ikuti berita terkait Idul Adha 2022 Lainnya.

Berita Terkini