TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA

Pasca Tragedi Kanjuruhan, Arema FC Kesusahan dapat Lisensi dari AFC, Terkendala Insfrastruktur

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aremania ricuh di Stadion Kanjuruhan, buntut kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya 2-3, Sabtu (1/10/2022) malam.

SURYAMALANG.COM - Arema FC kini sedang dihimpit masalah perihal lisensi dari induk sepak bola Asia, AFC.

Ada satu persoalan yang membuat Arema FC kesulitan mendapatkan lisensi dari AFC.

Di tahun-tahun sebelumnya, Arema FC selalu lolos mendapatkan lisensi AFC dengan memenuhi lima aspek yang ditentukan oleh AFC.

Lima aspek yang wajib dipenuhi itu adalah menyangkut insfrastruktur, legalitas, administrasi, finansial, dan sporting.

Akan tetapi, demi menggapai lisensi AFC tersebut, Arema FC harus menapaki jalan terjal dalam hal insfratuktur.

Sebab, pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan, tim beralias Singo Edan itu dilarang bermain di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Ditambah lagi, ada rencana renovasi Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan Arema FC harus berpindah homebase untuk sementara waktu.

Manajer International Affair Arema FC, Fuad Ardiansyah mengatakan, bahwa pihaknya masih belum mengetahui apakah bisa mendaftarkan stadion lain atau tidak untuk memenuhi aspek insfratuktur ini.

"Apa kami bisa mendaftarkan stadion lain atau tidak, karena tahun depan kita ketahui bersama bahwa Stadion Kanjuruhan akan dilakukan renovasi," ucapnya.

Dia mengatakan, bahwa manajemen Arema FC akan melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang kompeten di bidang klub licensing.

Termasuk mantan manajer kompetisi AFC, Mohd Saifudin Abu Bakar, dan match commissioner AFC, Ronny Suhatril.

"Untuk memenuhi lima aspek yang menjadi syarat wajib ini, mungkin kami harus melakukan komunikasi lebih lanjut," ujarnya.

Diakui oleh Fuad Ardiansyah bahwa Arema FC saat ini memang dihadapkan pada situasi yang berbeda.

Namun dia mengaku optimis, bahwa Arema FC mampu menuntaskan club licensing seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Makanya kita terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak yang memiliki kompetensi terkait club licensing ini."

"Semua kebutuhan akan kita inventarisir termasuk segala kemungkinan yang harus dipenuhi," tandasnya.

Kerusuhan di dalam lapangan Stadion Kanjuruhan selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. (SURYAMALANG.COM/Purwanto)

Bisakah Manajemen Arema FC dan Aremania Perbaiki Citra ke Publik?

Manajemen Arema FC saat ini sedang sibuk untuk memperbaiki citra ke publik pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan.

Arema FC telah mengikuti Kursus Program Pengembangan Liga dan Klub pemulihan dari UEFA mulai 18-23 November 2022 di Jakarta.

Bahkan, Manajer Bisnis Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi menyampaikan, bahwa program UEFA telah membantu memulihkan citra Arema FC pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan selepas laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu, 1 Oktober lalu.

Hal ini relevan dengan rencana program pemulihan klub Arema FC pasca mengalami malam kelam pada 1 Oktober 2022 kemarin.

Pria yang akrab disapa Inal tersebut juga menyampaikan, bahwa masukan dan saran Forkopimda termasuk tokoh masyarakat Malang Raya dan kalangan akademisi akan turut membantu pemulihan kondisi klub dan Aremania.

Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang utamanya dalam membenahi tata kelola klub pada umumnya.

Lantas, bisakah manajemen Arema FC memperbaiki citra publik pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan yang merenggut 135 korban jiwa itu?

Jika menilik ke belakang pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan, Aremania yang notabene pendukung Arema FC sedang menyuarakan keadilan.

Bahkan, dalam mencari keadilan ini, Aremania sampai berangkat ke Jakarta.

Sejumlah Aremania pun bahkan sempat memblokade sejumlah jalan di Kota Malang demi menegakkan keadilan ini.

"Kami hanya meminta keadilan sesuai sila kelima, yakni Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia," ucap Bayu Aremania saat melakukan aksi solidaritas, Minggu (19/11/2022).

Pria yang akrab disapa Uyab ini menganggap, bahwa manajemen Arema FC kurang berempati atas Tragedi Stadion Kanjuruan yang telah menewaskan 135 korban jiwa.

Dia berharap, manajemen Arema FC turut serta dalam mengusut tuntas Tragedi Stadion Kanjuruhan.

"Seharusnya manajemen juga mendukung pergerakan kami (Aremania) untuk usut tuntas Tragedi Kanjuruhan," ujarnya.

Sejumlah upaya pun sebelumnya juga dilakukan oleh manajemen dan tim Arema FC pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan.

Mereka telah membuka crisis center di Kandang Singa sebagai upaya dalam memberikan pertolongan dan bantuan kepada para korban yang benar-benar membutuhkan layanan kesehatan lanjutan.

Manajer Bisnis Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi mengatakan bahwa manajemen dan tim Arema FC juga merasakan duka dan penderitaan para korban Tragedi Stadion Kanjuruhan.

"Meskipun secara resmi, Crisis Center kami telah tutup tetap 40 hari pasca kejadian beberapa waktu lalu."

"Dengan memberikan pertolongan itu, tujuan kita bukan untuk pencitraan, namun semata-mata agar kita segera berangsur-angsur dengan kebersamaan kita dapat keluar dan bangkit dari crisis ini," tulisnya kepada SURYAMALANG.COM, Selasa (22/11/2022).

Pria yang akrab disapa Inal ini mengatakan, selain fokus untuk pemulihan, manajemen Arema FC juga terus terus berupaya untuk menjaga agar Arema FC ini tetap ada.

Agar nantinya tetap berkompetisi sesuai dengan harapan banyak sembari terus berbenah pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan.

Oleh sebab itu, lanjut Inal, Arema FC membutuhkan dukungan dan pertolongan banyak pihak.

Tidak hanya dari Aremania, tapi juga Forkopimda Malang Raya agar Arema FC bisa bangkit pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan.

"Sesuai usulan Bapak Joko Driyono, penderitaan Arema FC ini sungguh sangat berat."

"Karena itu butuh kehadiran dan support Aremania serta para pemangku kepentingan di Malang Raya untuk kompak bersatu utuk merawat dan mengobatinya."

"Karena Arema FC ini kebanggaan bersama. Ratu Tisha pun usulkan agar Arema FC intensif berinteraksi dengan banyak komponen sepak bola, bila perlu buat aktifitas bersama sebagai trauma healing secara massif," tandasnya.

Di sisi lain, dikutip dari rilis Arema FC, Mantan Manajer Kompetisi AFC, Mohd Saifuddin asal Malaysia menyarankan kepada manajemen Arema FC agar lebih terbuka ke publik.

Saran ini diberikan, agar publik mengetahui apa yang saat ini sedang dilakukan manajemen Arema FC.

Mulai dari program jangka pendek, hingga program jangka panjang.

"Manajemen Arema FC harus sudah mulai membuka diri untuk bercerita ke publik tentang apa yang di hadapi, apa yang sedang di kerjakan."

"Baik untuk jangka pendek, maupun pembenahan rencana masa depan jangka panjangnya nanti," ucapnya, saat melakukan pertemuan dengan manajemen Arema FC pada Senin (22/11/2022) kemarin.

Pria setengah baya yang juga mantan Sekjen FAM ini mengakui bahwa terdapat beban berat yang dialami klub Arema FC.

Oleh sebab itu, dia menyarankan manajemen harus menyusun program jangka pendek dan jangka panjang.

Agar nantinya dapat mengembalikan kepercayaan publik terhadap Arema FC.

"Jangka pendek bagaimana menunjukkan kepada banyak orang, bahwa manajemen meskipun menderita masih punya semangat dan kepercayaan untuk menghadapi lanjutan kompetisi."

"Apalagi, Arema FC dilarang bermain di home base sendiri, serta tanpa dukungan fansnya. Sangat berat, tapi harus ditunjukkan dengan kuat," tegasnya.

Dia menyampaikan, untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap Arema FC kuncinya adalah prestasi.

"Memang hanya dengan prestasi untuk mengatasi perkara ini. Semua harus kuat, klub, tim dan suporter."

"Klub memang sangat terbebani juga fansnya. Jangan melihat kebelakang, harus maju menatap harapan ke depan, ke arah future development for Arema FC," tandasnya.

Update Google News SURYAMALANG.COM

 

Berita Terkini