Erupsi Gunung Semeru

Status Erupsi Gunung Semeru Naik Level Awas, Ini Wilayah Berbahaya yang Harus Dihindari

Penulis: Sarah Elnyora
Editor: Adrianus Adhi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CCTV semeru ketika erupsi Gunung Semeru. kini statusnya naik level Awas, ini wilayah berbahaya yang harus dihindari

SURYAMALANG.COM, MALANG - Update status erupsi Gunung Semeru naik level awas pada hari ini Minggu (4/12/2022) pukul 12.00 WIB. 

Status Gunung Semeru berubah dari Siaga III jadi level awas setelah aktivitas erupsi Gunung Semeru hari ini meningkat. 

Diprediksi erupsi Gunung Semeru akan semakin tinggi sejak terjadi pada Minggu pagi dini hari tadi. 

Mengutip keterangan resmi BBTN Bromo Tengger Semeru, status Gunung Semeru diumumkan. 

'Disampaikan status G. Semeru dinaikkan dari Siaga (level III) menjadi awas (level IV) terhitung hari Minggu, 4 Desember 2022 pukul 12.00 WIB' tulisnya Minggu, (4/12/2022) di akun resmi Instagram @bbtnbromotenggersemeru. 

BBTN Bromo Tengger Semeru juga menghimbau sejumlah wilayah berbahaya untuk dihindari. 

'Rekomendasi: tidak ada aktivitas dalam radius 8 km dari puncak dan sektoral arah Tenggara (Besuk Kobokan dan Kali Lanang) sejauh 19 km dari puncak' imbuhnya. 

Untuk diketahui, tingkatan status gunung berapi ada empat dari terendah; Normal (Level I), Waspada (Level II), Siaga (Level III) dan Awas (Level IV). 

Sedangkan Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, mencatat, awan panas guguran dari puncak Gunung Semeru memiliki kolom abu berwarna kelabu.

Intensitas terpantau sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan setinggi kurang lebih 1.500 meter di atas puncak.

Lalu, dumber awan panas guguran itu berasal dari tumpukan di ujung lidah lava yang berada sekitar 800 meter dari puncak atau Kawah Jonggring Seloko.

PVMBG juga mengimbau warga tidak beraktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak.

"Di luar jarak itu, masyarakat diminta tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan" mengutip Kompas.com.

"Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," kata Mukdas Sofian, petugas Pemantauan Gunung Api (PGA) Semeru.

Selain itu, Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Lumajang Joko Sambang juga telah membagikan masker gratis kepada masyarakat untuk langkah antisipasi terjadi hujan abu.

"Abu vulkanik mengarah ke selatan, ke Rowo Baung. Di sana sudah ada teman-teman membagikan masker dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat," kata Joko.

Mengutip Kompas.com 'Pantauan Terkini Semeru Erupsi, Guguran Awan Panas Sejauh 7 Km'.

Gunung Api Semeru kembali erupsi dengan mengeluarkan awan panas pada Minggu (4/12/2022) sekira pukul 02:46 dini hari. (PVMBG)

Berdasarkan pantauan CCTV Semeru, fenomena APG terus berlangsung hingga pagi ini pukul 07.42 Wib.

Jarak luncurannya bervariasi antara 5-7 kilometer.

Hingga berita ini diturunkan, fenomena awan panas guguran Gunung Semeru masih berlangsung.

Dilansir dari Antara, petugas meminta masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran. 

Selain itu guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

  • 619 Kali Letusan

Sebelumnya dalam evaluasi mingguan, Pos Pantau Gunung Semeru mendeteksi ada 619 kali letusan atau erupsi selama periode 17-23 Oktober 2022.

Selain itu, terekam juga 3 kali gempa guguran, 34 kali gempa hembusan, 39 kali gempa vulkanik dalam, dan 12 kali getaran banjir.

Secara visual, Gunung Semeru tidak tertutup kabut saat malam hari, api diam di puncak Jonggring Saloko dan guguran lava pijar akan terlihat jelas.

Guguran lava pijar yang teramati bisa mencapai 500 meter dari puncak Jonggring Saloko mengarah ke Besuk Kobokan.

Mengutip Kompas.com 'Gunung Semeru Alami 619 Letusan dalam Seminggu'.

Kepulan asap erupsi Gunung Semeru hari ini (Youtube Harian Surya)

Sedangkan, asap letusan berwarna putih kelabu setinggi 200 - 700 meter terpantau mengarah ke barat dan selatan.

Menurut pemantauan tiltmeter PVMBG, hal ini menunjukkan adanya peningkatan tekanan pada Gunung Semeru.

Sehingga, erupsi hingga hembusan bisa terjadi kapan saja.

Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi mengatakan, aktivitas Gunung Semeru memang sangat fluktuatif.

Artinya, sewaktu-waktu aktivitas vulkanik Semeru bisa turun atau meningkat.

Update berita terbaru di Google News SURYAMALANG.com 

Berita Terkini